Elon Musk sempat memimpin sebuah lembaga pemerintah yang diberi nama Department of Government Efficiency (DOGE) selama 130 hari, yang merupakan batas maksimum untuk pegawai pemerintah khusus. Nama DOGE ini merujuk pada Dogecoin, mata uang kripto meme yang didukung oleh Musk sejak 2019.
Dogecoin sendiri dibuat sebagai lelucon pada 2013, namun berhasil mencapai puncak nilai Rp 1.20 juta ($0,73) per token pada tahun 2021 dengan kapitalisasi pasar hampir Rp 1.48 quadriliun ($90 miliar) , yang banyak didorong oleh dukungan Elon Musk di media sosial dan kemunculannya di acara Saturday Night Live.
Setelah itu, harga Dogecoin jatuh drastis lebih dari 90% pada 2022 dan hanya sedikit bergerak selama 2023-2024, hingga kemenangan Donald Trump yang didukung Musk dalam pemilu AS kembali memicu rally. Namun, rally tersebut bersifat spekulatif karena Dogecoin belum memiliki kasus penggunaan nyata.
Secara fundamental, Dogecoin menghadapi sejumlah masalah: hanya diterima oleh sedikit bisnis sebagai alat pembayaran, suplai koin yang tidak terbatas, dan volatilitas yang tinggi, sehingga sulit untuk menjadi aset yang bernilai jangka panjang.
Kini setelah masa jabatan Musk di pemerintahan usai, harga Dogecoin kembali turun dan potensi penurunan lebih lanjut terbuka lebar. Oleh karena itu, para analis menyarankan investor agar berhati-hati atau bahkan menjauh dari Dogecoin dan mempertimbangkan investasi di saham-saham lain yang lebih menjanjikan.