
Smartphone kini cepat usang dan banyak orang mengganti ponselnya setiap dua sampai tiga tahun, meskipun perangkat itu masih berfungsi. Kebiasaan membeli gadget baru setiap tahun ini menyebabkan permintaan meningkat drastis dan berdampak buruk pada lingkungan karena penggunaan sumber daya dan polusi yang besar.
Sebagian smartphone bekas didaur ulang, namun banyak juga yang berakhir di tempat pembuangan sampah, menambah masalah limbah elektronik global. Di sisi lain, pusat data sangat penting untuk teknologi modern namun memerlukan konsumsi energi yang tinggi dan banyak sumber daya.
Para peneliti dari University of Tartu mengusulkan solusi inovatif dengan mengubah smartphone lama menjadi data center mikro. Prototipe dibuat dengan menghubungkan empat ponsel yang menggunakan casing 3D dan sumber daya eksternal untuk mengurangi risiko lingkungan serta biaya produksi yang sangat rendah.
Sistem ini diuji dalam kondisi ekstrem, yaitu di dasar laut, untuk merekam dan memproses data kehidupan laut secara otomatis tanpa perlu penyelam. Ini menunjukkan bahwa perangkat ini dapat digunakan di banyak bidang, termasuk penelitian ilmiah dan pengelolaan transportasi kota.
Dengan metode ini, smartphone bekas mendapat kehidupan kedua sebagai infrastruktur digital yang hemat energi dan berkelanjutan. Ini juga merupakan solusi praktis untuk mengurangi limbah elektronik sekaligus memberikan cara baru dalam membangun pusat data yang lebih ramah lingkungan.