
Para peneliti di Jepang telah menemukan cara baru untuk membuat molekul nanokarbon yang kuat dan bercahaya dengan memanfaatkan ulat sebagai reaktor hidup. Mereka menggunakan ulat tobacco cutworm yang biasa dianggap hama sebagai alat untuk membangun dan memodifikasi molekul-molekul ini dengan presisi tinggi, sesuatu yang sangat sulit dilakukan dalam laboratorium biasa.
Ulat ini memiliki sistem pencernaan yang kuat dengan enzim khusus yang mampu melakukan reaksi kimia kompleks. Saat ulat ini diberi molekul nanokarbon berbentuk sabuk yang disebut [6]MCPP, dalam waktu dua hari molekul tersebut berubah menjadi molekul baru yang mengandung oksigen dan bisa memancarkan cahaya.
Peneliti menggunakan berbagai alat seperti spektrometri massa, NMR, dan kristalografi sinar-X untuk memastikan struktur molekul hasil perubahan itu. Mereka juga berhasil menemukan dua enzim penting, CYP X2 dan CYP X3, yang bertugas mengubah molekul nanokarbon tersebut dengan cara yang sangat khusus dan efisien.
Metode ini belum bisa ditiru di laboratorium dengan hasil yang memuaskan, tapi memberikan harapan besar untuk pembuatan material baru yang lebih mudah dan murah dengan memanfaatkan serangga atau mikroorganisme. Teknologi ini bisa dikembangkan lebih lanjut dengan bioteknologi modern seperti CRISPR untuk memprogram serangga agar menghasilkan molekul-molekul dengan fungsi spesifik.
Walaupun ulat jenis tobacco cutworm dikenal sebagai hama pengganggu tanaman, penelitian ini menjadikan mereka sebagai pahlawan yang bekerja menghasilkan bahan kimia berguna. Penemuan ini bukan hanya inovasi dalam kimia dan biologi, tapi juga membuka jalan baru dalam pengembangan teknologi material masa depan.