
Misi pendaratan rover Tenacious yang dibuat di Eropa baru-baru ini mengalami kegagalan karena hilangnya kontak dengan pendarat Resilience yang mengangkut rover tersebut. Ini bukan kali pertama program HAKUTO-R mengalami kegagalan, sebelumnya dua tahun lalu mereka juga mengalami kecelakaan saat misi bulan. Rencana rover ini sangat ambisius karena merupakan rover pertama dari Eropa yang dirancang untuk bekerja di permukaan Bulan.
Rover Tenacious dikembangkan oleh ispace-EUROPE yang berbasis di Luxembourg, sebuah negara yang sejak 2017 mulai mendorong eksplorasi dan komersialisasi sumber daya luar angkasa melalui inisiatif SpaceResources.lu. Program ini mendapat dukungan dari European Space Agency serta didanai lewat LuxIMPULSE, sebuah program nasional Luxembourg yang memberikan insentif kepada perusahaan ruang angkasa.
Tenacious adalah rover kecil dengan berat sekitar lima kilogram, lebih ringan dari rover Mars Sojourner. Kendati kecil dan berkapasitas terbatas di bodinya, rover ini membawa alat pengumpul tanah bulan (regolith) buatan perusahaan tambang asal Swedia, Epiroc, yang bagian dari kontrak kerja sama dengan NASA untuk mengirimkan sampel regolith ke Bumi.
Selain tujuan ilmiah dan komersial, rover ini juga membawa karya seni kecil bernama The Moonhouse, miniatur rumah merah karya seniman Mikael Genberg. Proyek seni ini dipandang sebagai simbol kemanusiaan dan imajinasi, menunjukkan bahwa eksplorasi luar angkasa juga mengandung nilai budaya dan inspiratif untuk manusia.
Kegagalan misi ini pasti menjadi pukulan bagi Jepang dan juga Eropa, terutama Luxembourg yang telah berinvestasi besar dalam pengembangan teknologi luar angkasa. Namun, para pengembang tetap optimis bahwa pengalaman ini akan membantu memperjelas langkah-langkah komersialisasi sumber daya luar angkasa di masa depan dengan partisipasi internasional yang lebih besar.