Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Pomodo
TwitterInstagram
Tentang
TeknologiKecerdasan BuatanKendaraan Listrik dan BateraiKeamanan SiberPengembangan SoftwareGadgets dan WearablePermainan Console, PC, Mobile dan VRRobotika
BisnisEkonomi MakroStartup dan KewirausahaanManajemen dan Strategi BisnisMarketing
SainsFisika dan KimiaMatematikaNeurosains and PsikologiKesehatan dan Obat-obatanIklim dan LingkunganAstronomi dan Penjelajahan Luar Angkasa
FinansialMata Uang KriptoInvestasi dan Pasar ModalPerencanaan KeuanganPerbankan dan Layanan KeuanganKebijakan Fiskal
Stories
Sains

Beberapa Kegagalan Pendaratan di Bulan oleh ISpace dan Badan Eropa

Share

Beberapa wahana pendaratan di Bulan oleh perusahaan ISpace dari Jepang dan badan antariksa Eropa mengalami kegagalan, menunjukkan tantangan dalam misi pendaratan dan eksplorasi Bulan.

06 Jun 2025, 07.00 WIB

Upaya Kedua Gagal, Misi Pendaratan Bulan Swasta Jepang ispace Alami Hambatan

Upaya Kedua Gagal, Misi Pendaratan Bulan Swasta Jepang ispace Alami Hambatan
Perusahaan swasta Jepang, ispace, kembali mengalami kegagalan saat mencoba mendaratkan pesawat ruang angkasa mereka di bulan pada misi kedua bernama HAKUTO-R Mission 2 atau M2. Pesawat ini kehilangan kontak saat sudah sangat dekat dengan permukaan bulan dan turun dengan kecepatan lebih tinggi dari yang seharusnya. Kegagalan tersebut mirip dengan misi pertama ispace, M1, yang juga kemungkinan jatuh saat mencoba mendarat pada tahun 2023. masalah utama berasal dari sistem yang bertugas mengukur jarak dan kecepatan agar misi bisa memperlambat turunnya pesawat dengan tepat. Meski kedua percobaan ini gagal, para ahli dan pihak ispace yakin masalahnya bisa diperbaiki lewat penyesuaian teknologi. M2 sempat berhasil memperlambat kecepatan tapi tidak cukup halus, sehingga pesawat tidak bisa mendarat dengan selamat di permukaan bulan. Misi M2 dilengkapi dengan berbagai peralatan ilmiah dan teknologi canggih, termasuk alat untuk menghasilkan air dan eksperimen produksi makanan, serta rover kecil bernama Tenacious yang akan mengumpulkan data dan sampel dari permukaan bulan. Jika pendaratan berhasil, ispace akan menjadi perusahaan non-AS pertama yang berhasil mendarat di bulan secara komersial. Misi ini penting karena membuka jalan bagi eksplorasi bulan oleh perusahaan swasta dari berbagai negara di masa depan.
06 Jun 2025, 07.00 WIB

Misi Kedua Pendaratan Bulan Swasta Jepang Gagal, Perbaikan Diperlukan

Misi Kedua Pendaratan Bulan Swasta Jepang Gagal, Perbaikan Diperlukan
Perusahaan swasta asal Jepang, ispace, kembali mengalami kegagalan saat mencoba mendaratkan wahana ke permukaan Bulan pada misi HAKUTO-R Mission 2. Kegagalan ini merupakan yang kedua kalinya setelah upaya pertama pada April 2023 juga diduga mengalami kecelakaan. Misi M2 dimulai dari orbit 100 kilometer dan seharusnya mendarat di daerah Mare Frigoris pada tanggal 5 Juni 2024. Namun, tim ispace kehilangan kontak ketika wahana berada sekitar 192 meter di atas permukaan dan kecepatannya terlalu tinggi sehingga pendaratan menjadi tidak terkendali. Penyebab kegagalan dikarenakan wahana tidak menerima data jarak yang cukup tepat waktu untuk mengurangi kecepatan dengan aman. Masalah ini mirip dengan isu telemetri yang dialami pada misi pertama dan sudah diperbaiki untuk M2, namun masih belum sempurna. Jika misi M2 berhasil, wahana ini akan mengaktifkan berbagai peralatan sains termasuk alat elektroliser air, modul eksperimen makanan, serta rover kecil bernama Tenacious yang dibekali dengan kamera dan alat ukur. Rover ini juga membawa karya seni unik sebuah rumah kecil warna merah. Pakar lunar, Clive Neal, menyampaikan bahwa masalah teknis tersebut bisa diperbaiki dengan beberapa penyesuaian saja. Isu pendaratan di Bulan memang sangat kompleks dan dengan pengalaman ini, ispace berharap dapat berhasil di masa depan.
06 Jun 2025, 06.52 WIB

ispace Kembali Kehilangan Kontak Sebelum Pendaratan di Bulan

ispace Kembali Kehilangan Kontak Sebelum Pendaratan di Bulan
Perusahaan Jepang ispace mengalami masalah saat mencoba mendaratkan pesawat pendarat bernama Resilience di bulan pada tanggal 5 Juni 2024. Kontak dengan pesawat hilang kurang dari dua menit sebelum dijadwalkan mendarat di wilayah Mare Frigoris. Upaya komunikasi dengan lander masih terus dilakukan oleh tim di markas misi ispace. Misi ini membawa muatan penting termasuk rover kecil bernama Tenacious dan instalasi seni unik yang disebut Moonhouse. Rover ini seharusnya mengumpulkan sampel tanah bulan yang akan dikirim ke NASA untuk penelitian lebih lanjut. Selain itu, ada berbagai eksperimen dari negara lain yang juga ikut dibawa untuk dijalankan di permukaan bulan. Ini bukan kali pertama ispace menghadapi kegagalan seperti ini. Pada misi sebelumnya April 2023, kontak juga hilang saat pesawat hampir mendarat, mengakibatkan kegagalan total misi. Namun perusahaan bertekad untuk terus belajar dari kesalahan agar dapat berhasil di masa depan. Isu kegagalan pendaratan bulan menunjukan betapa sulitnya eksplorasi ruang angkasa, khususnya bagi perusahaan swasta yang sedang bersaing di bidang ini. Perusahaan lain seperti Firefly Aerospace sudah berhasil melakukan pendaratan bulan, membuat tekanan bagi ispace semakin besar untuk membuktikan kemampuannya. Meski kegagalan ini mengecewakan, pendiri dan CEO ispace, Takeshi Hakamada, tetap optimis bahwa ini adalah langkah awal yang penting. Mereka berencana meluncurkan misi yang lebih besar dan canggih bekerjasama dengan NASA pada tahun 2027, menandai komitmen jangka panjang dalam pencapaian eksplorasi bulan.
06 Jun 2025, 04.27 WIB

Kegagalan Misi Rover Tenacious Jadi Tantangan Baru Eksplorasi Bulan Eropa

Kegagalan Misi Rover Tenacious Jadi Tantangan Baru Eksplorasi Bulan Eropa
Misi pendaratan rover Tenacious yang dibuat di Eropa baru-baru ini mengalami kegagalan karena hilangnya kontak dengan pendarat Resilience yang mengangkut rover tersebut. Ini bukan kali pertama program HAKUTO-R mengalami kegagalan, sebelumnya dua tahun lalu mereka juga mengalami kecelakaan saat misi bulan. Rencana rover ini sangat ambisius karena merupakan rover pertama dari Eropa yang dirancang untuk bekerja di permukaan Bulan. Rover Tenacious dikembangkan oleh ispace-EUROPE yang berbasis di Luxembourg, sebuah negara yang sejak 2017 mulai mendorong eksplorasi dan komersialisasi sumber daya luar angkasa melalui inisiatif SpaceResources.lu. Program ini mendapat dukungan dari European Space Agency serta didanai lewat LuxIMPULSE, sebuah program nasional Luxembourg yang memberikan insentif kepada perusahaan ruang angkasa. Tenacious adalah rover kecil dengan berat sekitar lima kilogram, lebih ringan dari rover Mars Sojourner. Kendati kecil dan berkapasitas terbatas di bodinya, rover ini membawa alat pengumpul tanah bulan (regolith) buatan perusahaan tambang asal Swedia, Epiroc, yang bagian dari kontrak kerja sama dengan NASA untuk mengirimkan sampel regolith ke Bumi. Selain tujuan ilmiah dan komersial, rover ini juga membawa karya seni kecil bernama The Moonhouse, miniatur rumah merah karya seniman Mikael Genberg. Proyek seni ini dipandang sebagai simbol kemanusiaan dan imajinasi, menunjukkan bahwa eksplorasi luar angkasa juga mengandung nilai budaya dan inspiratif untuk manusia. Kegagalan misi ini pasti menjadi pukulan bagi Jepang dan juga Eropa, terutama Luxembourg yang telah berinvestasi besar dalam pengembangan teknologi luar angkasa. Namun, para pengembang tetap optimis bahwa pengalaman ini akan membantu memperjelas langkah-langkah komersialisasi sumber daya luar angkasa di masa depan dengan partisipasi internasional yang lebih besar.
06 Jun 2025, 04.27 WIB

Misi Eropa di Bulan Gagal, Tantangan Baru untuk Eksplorasi dan Industri Luar Angkasa

Misi Eropa di Bulan Gagal, Tantangan Baru untuk Eksplorasi dan Industri Luar Angkasa
Misi luar angkasa komersial HAKUTO-R yang membawa rover Tenacious dari Eropa mengalami kegagalan karena lander Resilience kehilangan kontak saat pendaratan di bulan. Ini adalah kemunduran kedua dalam program setelah kegagalan sebelumnya dua tahun lalu. Rover Tenacious merupakan proyek besar bagi Eropa dan Luksemburg, didukung oleh European Space Agency dan pemerintah Luksemburg melalui inisiatif SpaceResources.lu, yang memberi hak kepemilikan sumber daya luar angkasa kepada perusahaan. Misi Tenacious dirancang sangat ringan dan efisien, membawa peralatan untuk mengumpulkan tanah bulan bagi NASA serta membawa sebuah miniatur rumah merah sebagai simbol kemanusiaan dan imajinasi, menandakan misi ini bukan hanya soal sains tapi juga budaya. Kolaborasi internasional sangat penting dalam proyek ini, dengan banyak perusahaan dari berbagai negara bekerja sama, seperti Epiroc dari Swedia yang membuat scoop pengumpul tanah, dan tim lintas negara yang mengembangkan rover berukuran kecil namun inovatif. Meskipun mengalami kemunduran, proyek ini tetap membuka peluang baru bagi pengembangan sumber daya luar angkasa dan integrasi industri di bumi, serta mendorong partisipasi seni dan pendidikan dalam eksplorasi bulan di masa depan.

Baca Juga

  • Inovasi Bioteknologi untuk Penangkapan Karbon dan Pengolahan Bahan Bumi Langka

  • Kemajuan Teknologi Hipersonik dan Nuklir Militer AS dan Rusia

  • Beberapa Kegagalan Pendaratan di Bulan oleh ISpace dan Badan Eropa

  • Kebijakan Trump Berdampak pada Sektor Sains dan Teknologi AS

  • Penemuan Baru Dinosaurus dan Arkeologi Menyinari Evolusi Kuno