Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Pomodo
TwitterInstagram
Tentang
TeknologiKecerdasan BuatanKendaraan Listrik dan BateraiKeamanan SiberPengembangan SoftwareGadgets dan WearablePermainan Console, PC, Mobile dan VRRobotika
BisnisEkonomi MakroStartup dan KewirausahaanManajemen dan Strategi BisnisMarketing
SainsFisika dan KimiaMatematikaNeurosains and PsikologiKesehatan dan Obat-obatanIklim dan LingkunganAstronomi dan Penjelajahan Luar Angkasa
FinansialMata Uang KriptoInvestasi dan Pasar ModalPerencanaan KeuanganPerbankan dan Layanan KeuanganKebijakan Fiskal
Stories
Finansial

Peningkatan Kapasitas Militer Amerika Serikat dan Sekutunya di Tengah Ketegangan Global

Share

Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya, termasuk NATO, meningkatkan kapabilitas militer dan nuklir mereka sebagai respons terhadap ketegangan global yang meningkat. Langkah-langkah ini meliputi peluncuran rudal jelajah nuklir baru oleh Angkatan Udara AS dan rencana pembangunan reaktor nuklir oleh perusahaan-perusahaan AS untuk meningkatkan daya tahan militer dan keamanan nasional.

11 Jun 2025, 16.41 WIB

Misil Jelajah Nuklir Terbaru AS untuk Perkuat Pertahanan Strategis Modern

Misil Jelajah Nuklir Terbaru AS untuk Perkuat Pertahanan Strategis Modern
Amerika Serikat sedang mengembangkan misil jelajah nuklir baru bernama AGM-181A Long-Range Standoff (LRSO) yang dibuat oleh Raytheon. Misil ini dirancang untuk menggantikan misil lama AGM-86B yang sudah beroperasi sejak Perang Dingin. Tujuannya adalah untuk memperkuat sistem pertahanan dan menjaga kemampuan nuklir Amerika di tengah persaingan global dengan Rusia dan China. Misil LRSO memiliki teknologi canggih seperti kemampuan siluman, tahan terhadap serangan elektronik, dan sistem navigasi yang sangat tepat. Ini memungkinkan misil bisa menembus sistem pertahanan udara yang canggih sekalipun, menggunakan jangkauan jarak jauh, dan menargetkan sasaran penting secara efektif walaupun dalam kondisi yang penuh gangguan dan bahaya. LRSO akan dipersenjatai dengan hulu ledak termonuklir W80-4 yang menawarkan peningkatan dalam hal daya ledak, keamanan, dan keandalan. Selain itu, misil ini dirancang untuk beroperasi di lingkungan tanpa GPS dan dengan banyak gangguan elektronik, menggunakan sistem penghindaran ancaman otomatis dan penargetan adaptif yang bekerja secara real-time. Pengembangan misil ini tidak berdiri sendiri, melainkan bagian dari arsitektur serangan terpadu yang melibatkan pesawat siluman B-21 Raider dan pesawat B-52 Stratofortress yang sudah diperbarui. Platform tersebut juga akan terhubung dengan sensor berbasis ruang angkasa, sistem komando dan kontrol, serta kemungkinan adanya pesawat pengawal rahasia yang mendukung misi-misi nuklir dan penetrasi. Program pengembangan misil ini sangat rahasia dan diperkirakan akan mulai operasional di pertengahan dekade ini. Biaya pengembangannya sangat besar, diperkirakan mencapai 16 miliar dolar untuk lebih dari seribu misil, dengan biaya layanan dan dukungan tambahan sekitar 7 miliar dolar selama 30 tahun ke depan. Meski demikian, proyek ini sangat penting untuk menjaga kekuatan nuklir Amerika dalam menghadapi persaingan kekuatan besar.
10 Jun 2025, 20.25 WIB

NATO Dorong Perkuat Pertahanan Udara 400% Hadapi Ancaman Rusia

NATO Dorong Perkuat Pertahanan Udara 400% Hadapi Ancaman Rusia
Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte menegaskan bahwa aliansi ini harus meningkatkan kapasitas pertahanan udara dan rudal sebanyak empat kali lipat untuk mengantisipasi ancaman yang semakin serius dari Rusia. Pernyataan ini disampaikan saat menghadiri pidato kebijakan pertahanan penting di London, menjelang pertemuan dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan KTT NATO di The Hague. Rutte menyoroti serangan Rusia terhadap Ukraina yang menggunakan rudal dan drone jarak jauh untuk menyerang sasaran sipil dan militer. Karena itu, NATO perlu memperkuat sistem pertahanan udaranya untuk melindungi langit aliansi dan mengurangi kerusakan dari serangan semacam itu. Untuk itu, NATO berencana menambah ribuan kendaraan lapis baja, jutaan amunisi artileri, dan meningkatkan kapasitas pertahanan udara dan rudal. Selain itu, dukungan finansial harus ditingkatkan dengan target pengeluaran pertahanan inti sebesar 3,5% dari PDB dan 1,5% tambahan untuk infrastruktur militer seperti jalan dan pelabuhan. Hanya sebagian dari anggota NATO yang sudah memenuhi target pengeluaran 2% dari PDB, sehingga Rutte mendorong semua negara anggota untuk berkontribusi lebih besar demi memperkuat aliansi. Hal ini sejalan dengan tuntutan AS agar para anggota mengalokasikan belanja pertahanan yang lebih besar sehingga Amerika tetap memberikan jaminan keamanan. Sementara itu, Inggris di bawah pemerintahan Keir Starmer melakukan reformasi militer besar-besaran dengan menargetkan pengeluaran lebih tinggi dan mempersiapkan angkatan bersenjata untuk operasi tempur intens di Eropa, menjadikan Inggris sebagai kekuatan militer yang siap bertempur di garis depan.
09 Jun 2025, 23.08 WIB

Westinghouse Targetkan 10 Reaktor Nuklir Besar untuk Capai Ambisi Energi AS 2030

Westinghouse Targetkan 10 Reaktor Nuklir Besar untuk Capai Ambisi Energi AS 2030
Pemerintah Amerika Serikat menetapkan target ambisius meningkatkan kapasitas energi nuklir hingga empat kali lipat pada tahun 2050. Untuk mencapai target ini, sebuah perintah eksekutif mewajibkan pembangunan 10 reaktor nuklir besar pada tahun 2030. Perusahaan Westinghouse sebagai pengembang utama reaktor nuklir di AS kini tengah dalam proses pembicaraan dan persiapan untuk merealisasikan proyek tersebut. Westinghouse menawarkan menggunakan teknologi AP1000, yaitu desain reaktor air bertekanan yang sudah mendapatkan lisensi dan telah beroperasi di beberapa negara. CEO interim Westinghouse, Dan Sumner, menegaskan bahwa pengalaman perusahaan dalam konstruksi modular dan rantai pasokan yang kuat membuat mereka yakin bisa memenuhi target pembangunan 10 reaktor. Namun, pembangunan proyek nuklir dalam skala besar menghadapi tantangan utama berupa biaya sangat tinggi. Misalnya, pembangunan reaktor di Vogtle, Georgia mengalami pembengkakan biaya lebih dari dua kali lipat hingga mencapai puluhan miliar dolar. Meski begitu, desain AP1000 telah disempurnakan dan integrasi tantangan sebelumnya telah diperbaiki, terutama berkat pengalaman proyek di China. Selain reaktor besar, sejumlah perusahaan juga mengembangkan reaktor modular kecil (SMR) yang menjanjikan biaya dan waktu pembangunan lebih efisien. SMR akan menjadi alternatif yang menarik bagi utilitas listrik, dengan kemampuan menggabungkan beberapa unit untuk kapasitas yang setara atau lebih besar. Namun, kejelasan komitmen investasi dari perusahaan teknologi besar seperti Microsoft atau Amazon masih belum terlihat. Sementara Westinghouse menikmati posisi pasar yang relatif sedikit saingan karena faktor politik dan bisnis pesaing asing, tantangan paling berat tetap datang dari regulasi dan kebijakan pasar listrik domestik AS yang tidak menjamin pengembalian investasi. Semua dinamika ini menandakan bahwa pembangunan energi nuklir di AS akan menjadi fokus utama selama dekade berikutnya.

Baca Juga

  • Coinbase Mengekspansi Produk dan Layanan Bitcoin Baru

  • Perluasan dan Regulasi Stablecoin di Hong Kong

  • Peningkatan Kapasitas Militer Amerika Serikat dan Sekutunya di Tengah Ketegangan Global

  • HIVE Digital akan Menggandakan Output Penambangan Bitcoin, Menargetkan Kapasitas 10 EH/s

  • Disney Menyelesaikan Akuisisi Hulu, Mengakhiri Perebutan Panjang dengan Comcast