Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Pomodo
TwitterInstagram
Tentang
TeknologiKecerdasan BuatanKendaraan Listrik dan BateraiKeamanan SiberPengembangan SoftwareGadgets dan WearablePermainan Console, PC, Mobile dan VRRobotika
BisnisEkonomi MakroStartup dan KewirausahaanManajemen dan Strategi BisnisMarketing
SainsFisika dan KimiaMatematikaNeurosains and PsikologiKesehatan dan Obat-obatanIklim dan LingkunganAstronomi dan Penjelajahan Luar Angkasa
FinansialMata Uang KriptoInvestasi dan Pasar ModalPerencanaan KeuanganPerbankan dan Layanan KeuanganKebijakan Fiskal
Stories
Teknologi

Persaingan Teknologi AS-China Mempengaruhi Industri Chip Global

Share

Perseteruan teknologi antara Amerika Serikat dan China semakin mempengaruhi industri chip global, dengan Taiwan memasukkan Huawei dan SMIC ke daftar larangan serta Nvidia mengecualikan China dari proyeksi pendapatannya. Langkah-langkah ini menciptakan tantangan signifikan bagi perusahaan-perusahaan chip China dalam mengakses pasar dan teknologi global.

16 Jun 2025, 02.14 WIB

Kontrol Ekspor Taiwan Hambat Huawei dan SMIC Bangun Chip AI Canggih

Kontrol Ekspor Taiwan Hambat Huawei dan SMIC Bangun Chip AI Canggih
Taiwan baru-baru ini memperketat kontrol ekspor pada perusahaan teknologi high-tech, termasuk dua perusahaan besar asal Cina, Huawei dan SMIC. Mereka dimasukkan dalam daftar entitas strategis yang membuat bisnis Taiwan harus meminta izin sebelum mengirim barang kepada mereka. Pembatasan tersebut menargetkan akses perusahaan Cina ini terhadap teknologi konstruksi pabrik, bahan, dan alat penting lainnya yang dibutuhkan untuk produksi chip AI yang canggih. Hal ini dianggap dapat memperlambat perkembangan semikonduktor di Cina. Langkah ini dinilai sebagai bagian dari upaya Taiwan untuk menangkal proliferasi senjata dan menjaga keamanan nasional melalui kontrol ketat pada entitas strategis dari Rusia, Pakistan, Iran, Myanmar, dan Cina. Dengan pembatasan ini, Huawei dan SMIC diperkirakan akan kehilangan akses kunci ke teknologi utama dari Taiwan yang selama ini menopang kemampuan produksi chip mereka. Kebijakan Taiwan ini menimbulkan tantangan besar bagi program pengembangan chip AI di Cina, yang sangat bergantung pada teknologi dan bahan dari luar negeri, terutama dari Taiwan.
15 Jun 2025, 12.58 WIB

Taiwan Blokir Huawei dan SMIC, Perketat Pengawasan Teknologi Chip China

Taiwan Blokir Huawei dan SMIC, Perketat Pengawasan Teknologi Chip China
Taiwan memasukkan Huawei dan SMIC ke dalam daftar hitam perdagangan yang disebut Daftar Entitas Perdagangan Strategis Tinggi. Langkah ini merupakan bagian dari upaya Taiwan untuk membatasi akses perusahaan China terhadap teknologi semikonduktor penting. Perusahaan Tiongkok ini tidak lagi dapat membeli teknologi chip utama dari perusahaan Taiwan, hal yang sangat memperlambat ambisi China untuk bersaing dengan produsen chip utama dunia seperti Nvidia yang berasal dari AS. Langkah ini menutup celah yang sebelumnya memungkinkan kolaborasi antara perusahaan China dan Taiwan, sehingga membatasi hubungan perdagangan teknologi kedua negara dan mendukung kebijakan ekspor AS yang sudah membatasi teknologi ke perusahaan China. Huawei dan SMIC dikenal sebagai pemain utama dalam teknologi chip milik China dan berhasil meluncurkan chip 7nm buatan sendiri yang digunakan di ponsel premium Mate 60 yang memancing perhatian AS terkait efektivitas sanksi mereka sebelumnya. Analisis dari pakar semikonduktor menyebutkan bahwa pembatasan ini akan semakin membatasi kemampuan perusahaan China dan memperkuat posisi Taiwan dan AS dalam persaingan teknologi global.
13 Jun 2025, 22.34 WIB

Nvidia Yakin Pembatasan Ekspor Chip ke China Tak Segera Dicabut

Nvidia Yakin Pembatasan Ekspor Chip ke China Tak Segera Dicabut
Nvidia menghadapi tantangan besar karena pemerintah Amerika Serikat memberlakukan pembatasan ekspor chip ke China. Pembatasan ini sangat memengaruhi perusahaan, terutama terkait chip AI tercanggih mereka yang bernama H20. Karena pembatasan tersebut, Nvidia memutuskan tidak memasukkan pendapatan dari pasar China dalam prediksi keuangan mereka. Hal ini menunjukkan keyakinan kuat bahwa pembatasan akan tetap berlaku dalam waktu dekat. CEO Nvidia, Jensen Huang, mengatakan bahwa jika pembatasan tersebut dicabut, itu akan menjadi bonus, tapi Nvidia tidak berharap perubahan kebijakan tersebut segera terjadi. Pada kuartal kedua, Nvidia memperkirakan kerugian pendapatan sekitar 8 miliar dolar AS akibat pembatasan ini, menunjukkan dampak besar pada bisnis mereka. Nvidia belum memberikan komentar resmi lebih lanjut, tetapi langkah mereka ini mencerminkan ketegangan dalam dunia teknologi dan perdagangan global terkait chip dan teknologi AI.
13 Jun 2025, 17.36 WIB

AMD Perkuat Chip dan Perangkat Lunak AI untuk Saingi Nvidia

AMD Perkuat Chip dan Perangkat Lunak AI untuk Saingi Nvidia
Advanced Micro Devices atau AMD berusaha menyaingi Nvidia dengan mengembangkan chip yang khusus digunakan untuk kecerdasan buatan (AI). Untuk mencapai ini, mereka tidak hanya fokus pada desain chip tapi juga memperbaiki perangkat lunak pendukung yang dapat menjalankan aplikasi AI dengan lebih efisien. AMD melakukan akuisisi terhadap beberapa perusahaan perangkat lunak dan hardware kecil seperti ZT Systems untuk menambah keahlian dan menguatkan produk mereka. Salah satu software AMD yang dikembangkan adalah ROCm, yang membantu mempercepat perubahan dan penambahan fitur untuk pengguna chipnya. Startup AI seperti Cohere ikut merasakan manfaat dari pembaruan perangkat lunak AMD, karena waktu penyesuaian software agar berjalan di chip AMD berkurang drastis dari berminggu-minggu menjadi hanya beberapa hari, sehingga mempercepat pengembangan teknologi mereka. AMD juga bekerja sama dengan OpenAI, perusahaan yang menciptakan ChatGPT, dalam proses mendesain chip AI terbaru mereka bernama MI450. OpenAI memberikan input penting khususnya untuk desain memori dan kemampuan chip dalam menjalankan ribuan chip sekaligus untuk kebutuhan komputasi intensif AI. CEO OpenAI, Sam Altman, hadir dalam acara AMD di San Jose untuk membahas kemitraan ini. Dengan kolaborasi ini, AMD berharap dapat mengembangkan seri chip dan server baru yang mampu bersaing dengan Nvidia dalam dunia AI yang semakin berkembang pesat.
13 Jun 2025, 12.00 WIB

AMD Tantang Nvidia dengan Chip AI MI350 yang Lebih Cepat dan Murah

AMD Tantang Nvidia dengan Chip AI MI350 yang Lebih Cepat dan Murah
AMD meluncurkan seri chip AI terbaru bernama MI350 dan MI355 yang diklaim jauh lebih cepat dan efisien dibandingkan dengan chip Nvidia yang selama ini mendominasi pasar. CEO AMD, Lisa Su, menyatakan bahwa produk baru ini dapat membawa perubahan besar dalam persaingan industri chip AI. Chip MI355 yang baru mulai dikirim bulan ini dikatakan 35 kali lebih cepat daripada versi sebelumnya, menunjukkan kemajuan teknologi signifikan dari AMD agar bisa bersaing di pasar AI yang sangat besar dan menjanjikan. AMD masih berada di posisi kedua setelah Nvidia di pasar akselerator AI, tapi dengan produk baru ini, AMD berharap dapat mengurangi jarak persaingan dan mendapatkan bagian pasar yang lebih besar dengan menawarkan performa unggul dan harga yang lebih terjangkau. Pasar chip dan perangkat AI diperkirakan akan tumbuh sangat pesat, dengan nilai diperkirakan akan melebihi USRp 8.22 quadriliun ($500 miliar) dalam tiga tahun ke depan. Hal ini menjadi peluang besar bagi AMD untuk memperkuat posisinya di industri teknologi terbaru ini. Selain performa yang lebih baik, AMD juga menekankan keunggulan harga yang lebih murah dibandingkan dengan produk Nvidia, yang bisa menjadi alasan penting bagi pembeli untuk memilih chip AMD dalam pengembangan dan penggunaan teknologi AI.

Baca Juga

  • AI dan Ancaman Keamanan Siber untuk Pengguna

  • Inovasi China dalam Mobilitas Elektrik dan Otonom

  • Persaingan Teknologi AS-China Mempengaruhi Industri Chip Global

  • Kemajuan dan Tantangan Hukum dalam Robotika AI

  • Persaingan Meningkat dalam Industri Kendaraan Listrik Otonom