
Industri kendaraan swakemudi sedang mengalami kemajuan pesat, terutama dengan keterlibatan perusahaan besar seperti Tesla dan Waymo. Tesla, yang dipimpin oleh Elon Musk, bersiap meluncurkan robotaxi autonom di Austin, Texas, sebagai langkah penting dalam perkembangan teknologi mereka. Meski demikian, kendaraan Tesla belum sepenuhnya otonom karena masih dibantu oleh operator jarak jauh.
Sementara itu, Waymo yang merupakan anak perusahaan Alphabet sudah lebih dulu mengoperasikan mobil swakemudi di beberapa kota besar dan dikenal punya pangsa pasar signifikan. Laporan terbaru dari Obi menyatakan bahwa penumpang rela membayar tarif lebih tinggi untuk layanan Waymo dibandingkan dengan Uber atau Lyft. Ini menunjukkan adanya kepercayaan dan minat tinggi terhadap pengalaman naik mobil tanpa pengemudi manusia.
Waymo membebankan tarif sekitar 41% lebih mahal dari Lyft dan 31% lebih mahal dibandingkan Uber untuk rute dan waktu yang sama. Harga ini dipengaruhi oleh variabilitas faktor seperti waktu tunggu, permintaan konsumen, dan jam tertentu. Meski demikian, konsumen tetap memilih Waymo karena minat mereka yang kuat terhadap teknologi kendaraan otonom.
Satu hal menarik dari laporan tersebut adalah pengguna Waymo ternyata bersedia menunggu lebih lama ketimbang memilih taksi atau layanan rideshare lain. Faktor estimasi waktu kedatangan menjadi penting kedua setelah harga dalam pertimbangan pengguna. Hal ini mengisyaratkan bahwa penumpang kendaraan swakemudi lebih mengutamakan pengalaman berkendara tanpa sopir dibandingkan kecepatan layanan.
Keberhasilan Waymo menjadi tanda positif bagi industri secara keseluruhan, namun juga tantangan bagi Tesla yang masih perlu membangun kepercayaan publik. Sampai Tesla dapat menjalankan robotaxi di lebih banyak kota dan meningkatkan teknologi mereka, dominasi Waymo di pasar kendaraan swakemudi tampaknya masih kokoh dan sulit digeser.