
Meta telah mengumumkan rencana untuk memperkenalkan iklan di WhatsApp untuk pertama kalinya sejak platform ini diakuisisi lebih dari 11 tahun lalu. Iklan ini akan tampil di tab Updates yang sama dengan status pengguna, yang digunakan oleh sekitar 1,5 miliar orang setiap hari. Langkah ini menandai perubahan besar dalam model bisnis WhatsApp yang sebelumnya bebas iklan.
Untuk menargetkan iklan tersebut, Meta akan menggunakan data pribadi seperti lokasi dan bahasa perangkat pengguna. Selain itu, bagi pengguna yang menghubungkan akun mereka ke Meta Accounts Centre, data dari akun Meta lain juga akan digunakan untuk menentukan preferensi iklan. Namun, perusahaan menegaskan bahwa pesan pribadi, panggilan, dan grup tetap dilindungi dengan enkripsi end-to-end dan tidak akan dimanfaatkan untuk iklan.
Selain iklan di status, WhatsApp juga akan meluncurkan fitur promosi kanal dan langganan kanal. Fitur ini bertujuan membantu admin kanal, organisasi, dan bisnis dalam memperluas jangkauan mereka. Pengguna juga dapat berlangganan kanal dengan biaya bulanan untuk mendapatkan pembaruan eksklusif, sehingga mendukung kanal favorit mereka secara langsung.
Meta menegaskan komitmennya untuk tidak menjual atau membagikan nomor telepon pengguna ke pengiklan, menjaga privasi kontak tetap aman. Sementara chat pribadi tetap bebas iklan, integrasi iklan di status akan memberikan pengguna lebih banyak cara untuk menemukan bisnis dan produk baru yang relevan dengan mereka.
Secara bersamaan, Meta melakukan investasi besar di Scale AI, startup labelling data dengan valuasi lebih dari Rp 476.90 triliun ($29 miliar) . Pendiri Scale AI, Alexandr Wang, akan memimpin inisiatif AI Meta sambil tetap menjabat di dewan Scale AI, menunjukkan fokus Meta pada pengembangan teknologi kecerdasan buatan.