
Sleep apnea adalah gangguan tidur yang menyebabkan pernapasan berhenti dan mulai berulang kali saat tidur. Meskipun dulu dianggap remeh, kini banyak penelitian menunjukkan bahwa sleep apnea dapat menjadi indikator penting bagi berbagai penyakit serius, mulai dari penyakit jantung sampai Alzheimer. Tidur yang baik sama pentingnya dengan diet dan olahraga untuk kesehatan.
Obstructive Sleep Apnea (OSA) terjadi ketika jalan napas bagian atas tertutup saat tidur sehingga pernapasan terganggu dan kadar oksigen dalam darah menurun. Kondisi ini membuat otak terus memaksa tubuh terbangun sejenak agar bisa bernapas kembali, sehingga gangguan tidur yang terjadi berulang kali membuat penderitanya merasa sangat lelah saat bangun.
Selain mengakibatkan rasa lelah dan masalah ingatan, OSA juga dapat meningkatkan risiko hipertensi, stroke, dan penyakit jantung. Studi menunjukkan bahwa orang dengan sleep apnea mengalami gangguan kognitif terkait Alzheimer sekitar 10 tahun lebih awal dibanding yang tidak mengalaminya. Namun jika sleep apnea diobati, risiko ini bisa ditekan.
Masalah diagnosis menjadi kendala utama, terutama karena standar pemeriksaan selama ini lebih cocok untuk pria paruh baya, bukan wanita atau kelompok lain. Teknologi seperti jam tangan pintar dan alat rumah semakin berkembang untuk membantu deteksi, tapi belum bisa menggantikan pemeriksaan klinis secara menyeluruh.
Pengobatan utama adalah CPAP yang membantu menjaga jalan napas tetap terbuka saat tidur. Meski tidak nyaman untuk beberapa orang, CPAP terbukti memperbaiki tekanan darah dan gejala penyakit yang berkaitan. Ada juga terapi alternatif yang unik seperti latihan memainkan alat musik didgeridoo yang terbukti membantu menguatkan otot tenggorokan dan menurunkan keparahan OSA.