
Para ilmuwan di Max Planck Institute for Nuclear Physics berhasil mendeteksi antineutrino dari reaktor nuklir menggunakan detector kecil seberat 3 kg melalui eksperimen CONUS+. Mereka memanfaatkan proses Coherent Elastic Neutrino-Nucleus Scattering (CEvNS), di mana neutrino berinteraksi secara koheren dengan seluruh inti atom dalam detector, meningkatkan peluang terdeteksinya partikel yang sangat lemah interaksinya ini.
Eksperimen dilakukan sekitar 20 meter dari inti reaktor di pembangkit listrik nuklir Leibstadt, Swiss, dengan menggunakan tiga detector germanium masing-masing 1 kg. Selama sekitar 119 hari pengukuran, para peneliti berhasil mengidentifikasi ratusan sinyal neutrino yang sesuai dengan perhitungan teoritis, memberikan bukti kuat bahwa metode ini efektif untuk mendeteksi neutrino pada energi rendah dari reaktor.
Efek CEvNS sendiri telah diprediksi sejak tahun 1974 dan pertama kali diamati pada tahun 2017 di akselerator partikel, tetapi CONUS+ mencatat pengamatan pertama dari sumber reaktor. Hasil ini membuka peluang bagi penggunaan teknik CEvNS dalam pengembangan detector neutrino kecil dan portabel, berguna untuk monitoring reaktor nuklir tanpa harus menggunakan alat yang sangat besar dan kompleks.
Selain aplikasi praktis, pengukuran CONUS+ juga sangat penting untuk pengujian model standar fisika partikel, membantu memahami interaksi fundamental antara neutrino dan materi serta menyingkap kemungkinan fisika di luar model saat ini. Eksperimen ini juga mengurangi ketergantungan pada aspek fisika nuklir yang sebelumnya membatasi akurasi eksperimen sejenis.
Penelitian ini terus dikembangkan dengan pemasangan detector yang lebih besar dan teknologi yang lebih baik pada musim gugur 2024 dengan harapan meningkatkan akurasi pengukuran dan membuka jalan untuk penemuan baru dalam bidang neutrino dan fisika partikel secara umum.