Upaya Pionir Cina dalam Pengembangan Robot Humanoid Merevolusi Industri

China baru saja memulai World Humanoid Robot Games di Beijing yang berlangsung selama tiga hari dengan diikuti 280 tim dari 16 negara, bertujuan untuk memamerkan kemajuan teknologi kecerdasan buatan dan robotika. Kompetisi menguji kemampuan robot humanoid dalam berbagai cabang olahraga dan tugas praktis seperti pengurutan obat dan pembersihan. Peserta berasal dari universitas dan perusahaan swasta, dengan tim yang menggunakan robot buatan China sebagai bagian dari penampilan mereka. Acara ini tidak hanya sekadar lomba, tapi juga sebagai ajang riset dan pengujian teknologi baru yang memungkinkan para pengembang untuk melihat secara langsung hasil kerja robot di medan kompetisi. Robot-robot tersebut mengalami berbagai tantangan seperti terjatuh saat bertanding, namun beberapa mampu berdiri kembali secara mandiri, menarik perhatian dan dukungan dari penonton. Hal ini menunjukkan kemajuan dalam pengembangan stabilitas dan kemampuan adaptasi robot-robot tersebut. Penyelenggara melihat kompetisi ini sebagai kesempatan penting untuk mengumpulkan data bagi pengembangan robot yang akan digunakan dalam bidang industri seperti pekerjaan manufaktur, di mana robot harus bisa bekerja bersama dalam tim untuk menyelesaikan tugas-tugas kompleks. Investasi besar-besaran yang dilakukan China dalam bidang robotika juga bertepatan dengan upaya mereka menghadapi masalah populasi yang menua dan bersaing secara teknologi dengan AS. Antusiasme publik yang meningkat terhadap teknologi ini mencerminkan bahwa robot humanoid semakin diterima dan diharapkan dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari di masa depan.

Sebuah perusahaan teknologi asal Guangzhou, Kaiwa Technology, tengah mengembangkan robot humanoid dengan kandungan rahim buatan yang mampu mengandung dan melahirkan bayi secara penuh. Robot ini direncanakan akan tersedia pada tahun 2026 dengan harga di bawah 14 ribu dolar Amerika Serikat, menawarkan solusi baru bagi mereka yang ingin menghindari proses kehamilan alami. Teknologi inti dari inovasi ini adalah kandungan buatan yang memungkinkan fetus berkembang dalam cairan amnion buatan dan menerima nutrisi melalui selang layaknya rahim manusia. Walaupun teknologi ini sudah berjalan di laboratorium, belum ada pengembangan di bentuk humanoid yang dapat berinteraksi langsung dengan manusia selama kehamilan. Dalam konferensi robot tahunan di Beijing, pendiri Kaiwa Technology, Zhang Qifeng, menjelaskan bahwa robot ini bukan hanya inkubator melainkan sebuah humanoid penuh dengan kemampuan reproduksi lengkap, mulai dari pembuahan sampai persalinan. Peraturan mengenai isu etis dan hukum juga sudah mulai dibicarakan dengan pemerintah daerah di Guangdong. Selain robot kehamilan, China juga menampilkan robot pemulia tanaman pintar bernama GEAIR yang menggunakan kecerdasan buatan dan bioteknologi untuk mempercepat proses pemuliaan tanaman. Robot ini mampu melakukan penyerbukan silang secara otomatis dan menghasilkan benih hibrida berkualitas tinggi. Pengembangan teknologi ini menunjukkan kemajuan pesat China dalam penggabungan AI, bioteknologi, dan robotika untuk aplikasi kesehatan dan pertanian. Namun, ke depan akan ada tantangan besar terkait etika dan peraturan yang harus diselesaikan agar teknologi ini bisa diterima secara luas.

VinMotion, startup robotik pendukung Vingroup di Vietnam, baru berdiri selama tujuh bulan dan langsung memukau dengan debut robot humanoid yang mampu menari secara sinkron. Pertunjukan ini diadakan pada perayaan ulang tahun ke-32 Vingroup dengan lebih dari seribu penonton. Robot menari dikembangkan sepenuhnya oleh tim insinyur lokal VinMotion menggunakan sistem mekanik, elektronik, dan perangkat lunak yang dibuat sendiri. Fokus utama pengembangan adalah menciptakan keseimbangan stabil dan sinkronisasi presisi yang real-time menggunakan sensor jarak dan jaringan komunikasi robot. Keberhasilan pertunjukan ini menjadi tolok ukur penting dalam teknologi robotik Vietnam dan dianggap sebagai prestasi yang bisa jadi rekor dunia karena waktu pengembangan yang sangat cepat dengan kualitas performa tinggi di tengah kerumunan besar. VinMotion adalah bagian dari ekosistem teknologi Vingroup yang terdiri dari VinAI, VinBigdata, dan VinFast yang mendukung pengembangan kecerdasan buatan, analitik data, serta pengujian nyata. VinMotion juga memiliki kapital awal sekitar Rp 641.36 miliar ($39 juta) dan kepemilikan mayoritas Vingroup. Misi VinMotion ke depan adalah memperluas penggunaan robot ke sektor manufaktur, logistik, layanan pelanggan, dan kondisi berbahaya. Mereka berharap robot ini dapat beroperasi secara simultan dan andal di berbagai lingkungan nyata, tidak hanya untuk pertunjukan.

World Humanoid Robot Games adalah acara unik yang mempertemukan lebih dari 500 robot humanoid dari 280 tim berbagai negara, termasuk Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat. Acara ini diadakan di Beijing, Cina, dengan tujuan memamerkan teknologi robotik yang semakin maju. Dalam berbagai cabang olahraga seperti lari 1.500 meter, basket, dan kickboxing, robot-robot humanoid unjuk kemampuan untuk membawa teknologi robot ini semakin dikenal luas dan diaplikasikan secara praktis dalam aktivitas sehari-hari. Unitree Robotics, perusahaan asal Hangzhou, berhasil meraih posisi pertama dan ketiga dalam lomba lari 1.500 meter dengan robot H1 mereka. Robot ini juga pernah tampil dalam pertunjukan tarian pada acara Gal Gala Festival Musim Semi. Di sisi lain, X-Humanoid dengan robot Tien Kung Ultra berada di posisi kedua dalam lomba lari tersebut. Robot ini sebelumnya sukses menyelesaikan half-marathon pertama dengan peserta manusia dan robot. Acara ini bukan hanya ajang kompetisi, tetapi juga ajang untuk mendorong perkembangan teknologi robot humanoid yang nantinya bisa berperan lebih besar dalam berbagai bidang kehidupan manusia.

Beijing menjadi tuan rumah World Humanoid Robot Games pertama yang berlangsung selama tiga hari di National Speed Skating Oval. Lebih dari 280 tim dari 16 negara dan 500 robot humanoid berpartisipasi dalam berbagai kompetisi meliputi olahraga, seni, dan tantangan situasi nyata. Acara pembukaan memperlihatkan perpaduan unik antara robot kecil yang mengenakan kostum opera dan akrobat manusia, serta demonstrasi robot dalam tarian hip-hop, seni bela diri, dan pertunjukan musik. Ini menunjukkan kerja sama manusia dan robot yang bisa berkarya bersama. Kompetisi mencakup 487 lomba di 26 kategori, dari aktivitas tradisional seperti sepak bola dan tinju, hingga simulasi rumah sakit dan hotel yang menguji kemampuan robot dalam menyelesaikan tugas praktis secara otonom atau dikendalikan jarak jauh lewat jaringan 5G. Beragam tim dari perusahaan teknologi besar dan universitas ternama dari China serta tim internasional dari Amerika Serikat, Jerman, dan Jepang beradu kemampuan. Acara ini juga menampilkan pameran fashion robot yang menggabungkan warisan budaya Tiongkok dengan teknologi cerdas. Dengan dukungan AI dan teknologi komunikasi mutakhir, World Humanoid Robot Games di Beijing diharapkan menjadi katalisator inovasi robotik global dan menginspirasi pengembangan robot yang semakin terintegrasi dalam kehidupan manusia di masa depan.