
Intel, perusahaan chip Amerika Serikat yang dulu sangat terkenal, sekarang sedang menghadapi masa sulit dengan kerugian besar dan kalah saing di industri chip kecerdasan buatan yang sedang berkembang pesat. Dalam upaya membalikkan keadaan, SoftBank Group dari Jepang memberikan suntikan modal sebesar 2 miliar dolar Amerika Serikat sebagai tanda dukungan dan kepercayaan kepada perusahaan.
Dengan investasi ini, SoftBank akan menjadi pemegang saham terbesar keenam di Intel, meskipun mereka tidak akan menempatkan wakil di dewan direksi atau berkomitmen untuk membeli produk chip dari Intel. Harga saham yang dibayar SoftBank sedikit di bawah harga pasar terkini, yakni 23 dolar per saham Intel.
Intel sendiri sedang berjuang melawan pesaing kuat seperti AMD yang mengambil pangsa pasar utama mereka di sektor PC dan server. Selain itu, rencana Intel untuk mengembangkan bisnis manufaktur chip kontrak, yang akan menyaingi perusahaan besar Taiwan, TSMC, belum menunjukkan hasil yang memuaskan.
Situasi ini terjadi di tengah dinamika politik dan ekonomi global yang rumit, termasuk hubungan antara CEO SoftBank Masayoshi Son dengan Presiden Amerika Serikat saat itu, Donald Trump, serta kemungkinan pemerintah AS yang ingin membeli saham di Intel untuk mendukung industri chip domestik.
Secara keseluruhan, investasi SoftBank memberikan harapan bagi Intel untuk terus berinovasi dan memperkuat posisinya di pasar chip global, sekaligus menjadi bagian dari strategi besar SoftBank dalam berinvestasi di bidang kecerdasan buatan dan teknologi maju lainnya.