Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Sains

Gempa Beruntun di Bekasi Memicu Peringatan Intensif dari BMKG

Share

BMKG mengeluarkan peringatan cuaca ekstrem dan aktivitas sesar meningkat di Bekasi, setelah terjadi gempa bumi beruntun yang dirasakan kuat oleh warga setempat.

21 Agt 2025, 13.10 WIB

Gempa di Karawang dan Bekasi: Imbauan BMKG Tetap Tenang dan Waspada

Gempa di Karawang dan Bekasi: Imbauan BMKG Tetap Tenang dan Waspada
Pada Rabu malam, wilayah Kabupaten Karawang dan sekitar, termasuk Kabupaten Bekasi, diguncang oleh gempa bumi yang kuatnya mencapai magnitude 4,7. Gempa ini terjadi pada pukul 19:54 WIB dan mengakibatkan getaran dirasakan hingga ke sejumlah wilayah sekitar seperti Purwakarta, Cikarang, Depok, Bandung, dan Jakarta. Tidak lama setelah gempa utama, BMKG mencatat adanya sejumlah gempa susulan yang terus terjadi sepanjang malam hingga pukul 22:39 WIB dengan kekuatan bervariasi antara magnitude 1,9 hingga 3,9. Hal ini menunjukkan adanya aktivitas tektonik yang masih berlangsung di daerah tersebut. Dalam pernyataannya, Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa gempa ini merupakan gempa dangkal yang dipicu oleh sesar naik di busur belakang Jawa Barat. Gempa ini berdampak dalam area yang cukup luas, sehingga masyarakat di berbagai daerah merasakan dampaknya. BMKG mengimbau semua pihak, terutama masyarakat yang terdampak, untuk tetap tenang dan tidak mudah terpengaruh oleh berita atau isu yang tidak jelas kebenarannya. Informasi resmi dan terpercaya harus menjadi acuan untuk menghindari kepanikan yang tidak perlu. Mengingat potensi gempa susulan, masyarakat di wilayah terdampak disarankan untuk terus memantau perkembangan situasi dan mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan gempa berikutnya. Edukasi mitigasi bencana dan kesiapsiagaan sangat penting untuk meminimalkan risiko bahaya.
21 Agt 2025, 12.20 WIB

Gempa Beruntun di Karawang-Bekasi dan Peringatan Cuaca Ekstrem 21-23 Agustus

Gempa Beruntun di Karawang-Bekasi dan Peringatan Cuaca Ekstrem 21-23 Agustus
Pada malam 20 Agustus 2025, wilayah Karawang dan Bekasi diguncang oleh gempa yang pertama kali tercatat pada pukul 19:54 WIB dengan kekuatan M4,7. Gempa ini tidak hanya dirasakan di dua wilayah tersebut, tetapi juga berdampak sampai ke daerah sekitar seperti Purwakarta, Jakarta, dan Bandung. BMKG mengonfirmasi adanya beberapa kali gempa susulan yang masih tercatat hingga keesokan harinya. Selain gempa, BMKG juga mengeluarkan peringatan dini terkait cuaca untuk tiga hari berikutnya, yakni dari 21 sampai 23 Agustus 2025. Peringatan ini mencakup potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, bahkan ada wilayah yang harus siaga menghadapi hujan sangat lebat. Selain itu, ada juga peringatan angin kencang untuk wilayah tertentu seperti Aceh dan Bali. Daerah-daerah yang masuk dalam kategori waspada hujan sedang-lebat tersebar di berbagai provinsi mulai dari Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat hingga Papua. Sedangkan wilayah yang masuk siaga hujan lebat-sangat lebat adalah Kepulauan Bangka Belitung, Maluku, dan Papua Barat Daya. Hal ini menandakan bahwa cuaca buruk akan meluas dan berdampak di berbagai wilayah Indonesia. Peringatan dini BMKG ini penting untuk direspons dengan serius oleh masyarakat agar bisa meminimalkan risiko akibat bencana hidrometeorologi seperti banjir dan angin kencang. BMKG juga menekankan bahwa kesiapsiagaan adalah kunci utama dalam beradaptasi menghadapi kejadian cuaca ekstrem maupun gempa beruntun yang terus terjadi. Dengan situasi gempa dan cuaca ekstrem yang sedang berlangsung, warga di wilayah terdampak diharapkan tetap tenang dan mengikuti anjuran dari otoritas terkait. Pemerintah dan BMKG terus melakukan pengawasan, dan masyarakat dianjurkan rutin mengecek informasi terbaru untuk menjaga keselamatan diri dan lingkungan.
21 Agt 2025, 07.50 WIB

Gempa Kecil di Bekasi Terasa Kuat karena Resonansi Tanah Lunak

Gempa Kecil di Bekasi Terasa Kuat karena Resonansi Tanah Lunak
Pada Rabu malam, wilayah sekitar Kota Bekasi, Jawa Barat, mengalami gempa bumi dengan kekuatan magnitude 4,9. Meskipun tidak terlalu besar, guncangan gempa ini sangat terasa di daerah tersebut. BMKG melalui Direktur Gempa Bumi dan Tsunami, Daryono, memberikan penjelasan terkait penyebab dan karakteristik gempa ini. Daryono menyebutkan bahwa gempa ini dipicu oleh struktur geologi yang dikenal sebagai West Java back-arc thrust, yang sebelumnya disebut Sesar Baribis. Sesar Baribis sebenarnya adalah salah satu segmen dari struktur gempa tersebut. Sumber gempa berada di segmen Citarum, sebelah barat segmen Baribis. Salah satu alasan guncangan gempa terasa kuat adalah karena kedalaman gempa yang dangkal dan kondisi tanah di Bekasi yang berupa lapisan tanah lunak dan tebal. Kondisi ini menyebabkan terjadinya amplifikasi getaran akibat resonansi, sehingga masyarakat merasakan guncangan yang lebih hebat dari yang biasanya terjadi pada gempa dengan magnitude serupa. Setelah gempa utama magnitude 4,9, BMKG mengingatkan bahwa terdapat enam gempa susulan (aftershock) yang kekuatannya lebih kecil. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan waspada karena potensi kerusakan dari gempa susulan ini relatif kecil. Informasi dan edukasi yang disampaikan BMKG melalui media sosial diharapkan dapat menenangkan masyarakat dan mempersiapkan mereka agar lebih waspada terhadap kemungkinan terjadi gempa susulan, tanpa menimbulkan kepanikan berlebihan.
20 Agt 2025, 20.54 WIB

Gempa Beruntun Guncang Karawang dan Bekasi, BMKG Imbau Masyarakat Tetap Tenang

Gempa Beruntun Guncang Karawang dan Bekasi, BMKG Imbau Masyarakat Tetap Tenang
Pada malam hari tanggal 20 Agustus 2025, wilayah Kabupaten Karawang dan Kota Bekasi, Jawa Barat diguncang oleh dua kali gempa beruntun. Gempa pertama terjadi pada pukul 19:54 WIB dengan kekuatan 4,7 Magnitudo, diikuti oleh gempa kedua pada pukul 20:35 WIB dengan kekuatan 2,1 Magnitudo. BMKG memberikan keterangan bahwa episenter gempa berada di darat sekitar 19 kilometer tenggara Kabupaten Bekasi, dengan kedalaman gempa sekitar 10 kilometer. Posisi ini membuat getaran seismic dirasakan cukup jelas di wilayah sekitar, termasuk kota-kota besar di Jawa Barat. Getaran gempa terasa dengan intensitas III hingga IV MMI di Bekasi dan Kabupaten Karawang, sementara kota lain seperti Purwakarta, Cikarang, dan Depok merasakan intensitas III MMI. Beberapa kota besar lainnya merasakan getaran yang lebih ringan seperti Bandung, Jakarta dan Tangerang Selatan. Meskipun gempa ini terasa cukup nyata di beberapa daerah, laporan dari BMKG menyebutkan bahwa hingga saat ini belum ditemukan adanya kerusakan bangunan atau infrastruktur akibat gempa tersebut. BMKG juga mengimbau masyarakat agar selalu tetap tenang dan tidak mudah percaya pada isu atau informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Penting bagi masyarakat di sekitar Jawa Barat untuk selalu meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti arahan dari BMKG serta pihak berwenang mengenai potensi gempa susulan yang masih mungkin terjadi. Mitigasi dan kesiapsiagaan bencana sangat diperlukan untuk mengurangi risiko apabila gempa kembali terjadi.
20 Agt 2025, 11.40 WIB

Pelajaran Dari Tsunami Fukushima 2011: Pentingnya Sistem Peringatan dan Mitigasi Bencana

Pelajaran Dari Tsunami Fukushima 2011: Pentingnya Sistem Peringatan dan Mitigasi Bencana
Pada tanggal 11 Maret 2011, Jepang mengalami gempa megathrust berkekuatan M9 yang diikuti tsunami setinggi 40 meter, menyebabkan kerusakan besar di wilayah Fukushima. Bencana tersebut menewaskan sekitar 18.500 orang, 10.800 hilang, dan 4.000 terluka. Ribuan rumah hancur dan tidak bisa dihuni lagi, memperparah situasi sosial dan ekonomi warga sekitar. Sehari setelah bencana gempa dan tsunami, muncul masalah baru berupa kebocoran reaktor nuklir Fukushima yang mencemari lingkungan. Hal ini membuat kota Fukushima menjadi tidak layak huni, memaksa penduduknya mengungsi dan mengalami kesulitan hidup yang berat. Insiden ini menjadi rangkaian bencana yang sangat kompleks dan tragis. Sistem peringatan dini Jepang pada saat itu ternyata salah memperkirakan tinggi tsunami hanya 3 meter, jauh lebih kecil dibanding ketinggian gelombang sebenarnya yang mencapai 40 meter. Kesalahan ini membuat banyak orang seperti Ryo Kanouya, saksi langsung bencana, lengah dan tidak siap menghadapi gelombang besar yang datang secara tiba-tiba dan sangat merusak. Ryo Kanouya menceritakan pengalamannya yang sangat menegangkan saat tsunami menerjang rumahnya hingga rata dengan tanah. Ia selamat bersama keluarganya, namun neneknya hilang tanpa diketahui nasibnya. Kisah Ryo mengingatkan kita bahwa bencana alam bisa datang tanpa ampun dan membawa kesedihan mendalam bagi korban yang terdampak. Dari kejadian ini, kita belajar bahwa menjaga alam dan meningkatkan akurasi sistem peringatan dini sangat penting untuk mengurangi dampak bencana alam. Pendidikan dan kesiapsiagaan masyarakat harus terus ditingkatkan supaya ketika bencana datang, kerugian manusia dan materil dapat diminimalisasi sebaik mungkin.

Baca Juga

  • Gempa Beruntun di Bekasi Memicu Peringatan Intensif dari BMKG

  • Udang Radioaktif di Indonesia Menyebabkan Pemblokiran Impor oleh AS

  • Inovasi Berbasis AI Mengubah Layanan Kesehatan dan Penemuan Obat

  • Investasi Strategis Google dalam Energi Nuklir

  • Terobosan Bedah Robotik