
Di Silicon Valley, banyak startup mengikuti pola umum yaitu cepat mendapat pendanaan ventura dan berusaha tumbuh secepat mungkin, walaupun belum meraih untung. Namun, Pukar Hamal, CEO SecurityPal AI, memilih cara berbeda setelah hampir kehabisan uang satu tahun setelah putaran pendanaan Seri A sebesar 21 juta dolar.
SecurityPal AI menggunakan kecerdasan buatan untuk mempercepat proses pemeriksaan keamanan dalam kontrak IT perusahaan besar, yang biasanya memakan waktu bulan. Dengan produk ini, waktu pemeriksaan bisa dipangkas jadi hitungan hari atau jam, membantu klien seperti Airtable, Figma, dan Grammarly menutup kesepakatan lebih cepat.
Hamal sadar bahwa mengandalkan dana ventura terus-menerus memiliki konsekuensi seperti kehilangan kontrol perusahaan dan tekanan untuk mempekerjakan banyak orang cepat, yang tidak selalu baik. Ia ingin pertumbuhan yang lebih lambat tetapi stabil dan berkelanjutan, sehingga perusahaan bisa untung dan mandiri tanpa selalu bergantung pada investor eksternal.
Situasi ekonomi global yang memburuk membuat proses pendanaan ventura menjadi sulit, memaksa SecurityPal melakukan pengurangan staf besar-besaran dan memangkas biaya supaya bisa bertahan sampai untung. Langkah ini pahit, tapi memberi pelajaran penting bahwa profitabilitas harus jadi fokus utama, bukan cuma pertumbuhan cepat tanpa margin sehat.
Meskipun pasar modal kini mulai mengalir kembali, SecurityPal belum melakukan putaran pendanaan baru. Hamal mendorong pendiri startup lain untuk mempertimbangkan opsi pendanaan alternatif dan strategi bisnis yang tidak hanya fokus pada ekspansi cepat, tapi juga pada pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkelanjutan.