
Dalam beberapa bulan terakhir, perusahaan teknologi besar seperti Google dan Amazon semakin fokus mengembangkan agen AI yang mampu beroperasi secara otomatis dan menyelesaikan berbagai tugas yang kompleks. Namun, untuk memungkinkan agen AI melakukan transaksi dan bekerja sama secara efisien, dibutuhkan sebuah infrastruktur yang menyediakan sistem pembayaran, identitas digital, dan mekanisme kepercayaan yang kuat.
Ethereum dipandang sebagai solusi ideal karena sudah memiliki sistem pembayaran on-chain yang aman, serta dapat menyediakan identitas digital unik menggunakan teknologi NFT. Seorang pengembang inti Ethereum bernama Davide Crapis telah mengusulkan standar baru bernama ERC-8004 untuk memudahkan agen AI menemukan dan mempercayai satu sama lain di jaringan Ethereum.
Menariknya, Google tidak menentang tetapi justru mendukung pengembangan standar ini melalui salah satu karyawannya, Jordan Ellis, yang juga terlibat dalam pembuatan ERC-8004. Dengan dukungan dari perusahaan-perusahaan besar, Ethereum dipercaya akan menjadi jaringan utama tempat agen AI berinteraksi dan melakukan transaksi keuangan secara otomatis di masa depan.
Ethereum memiliki keunggulan struktur jaringan berlapis yang memungkinkan supaya transaksi besar diverifikasi di lapisan utama, sedangkan transaksi kecil dan banyak bisa dikelola di lapisan kedua dengan biaya murah dan cepat. Struktur ini jadi alasan mengapa Ethereum lebih siap dibandingkan blockchain lain seperti Solana, yang masih kesulitan menghadapi lonjakan besar aktivitas dari agen AI.
Saat ekonomi agen AI mulai tumbuh besar, lalu lintas terbesar di jaringan Ethereum diprediksi datang dari agen-agen ini, bukan lagi manusia. Karena robot tidak mengalami kesulitan dalam mengelola private key atau beradaptasi dengan teknologi on-chain, pengalaman pengguna yang rumit bagi manusia tidak lagi menjadi hambatan. Dengan adanya standar dan infrastruktur yang tepat, Ethereum berpotensi merevolusi cara ekonomi mesin berjalan di internet.