
Pada tahun 2025, dunia cryptocurrency menghadapi gelombang pencurian senilai miliaran dolar yang mengancam keamanan platform dan kepercayaan pengguna. SwissBorg menjadi salah satu korban besar setelah kehilangan 192.600 SOL atau setara dengan 41,5 juta dolar AS akibat eksploitasi API mitra yang dikompromikan, meskipun platform utamanya tidak diserang langsung.
Selain itu, Ledger, produsen perangkat keras wallet, memperingatkan tentang serangan rantai pasokan via Node Package Manager (NPM) yang berbahaya. Serangan ini melibatkan kode jahat yang mengganti alamat cryptocurrency pada transaksi, berpotensi mengalihkan dana pengguna ke penyerang tanpa terdeteksi. Meski begitu, hampir tidak ada pengguna yang terdampak sampai saat ini.
Di sisi lain, Backpack Exchange resmi meluncurkan platform bursa crypto berjangka perpetual yang sudah teregulasi di Uni Eropa, khususnya dari basis di Siprus, setelah mengakuisisi FTX EU dan menyelesaikan permasalahan hukum sebelumnya. Bursa ini menawarkan leverage hingga 10x dan menyediakan layanan bagi trader ritel dan institusional.
Namun, teknologi blockchain juga menghadapi tantangan teknis. Polygon PoS mengalami keterlambatan finalitas transaksi hingga 15 menit akibat masalah pada beberapa node dan penyedia layanan RPC, meskipun solusi telah ditemukan dan sedang diterapkan oleh para validator untuk memperbaiki performa jaringan.
Lebih jauh, Nasdaq mengajukan izin kepada SEC untuk memperdagangkan saham token melalui blockchain dengan tingkat prioritas yang sama seperti perdagangan saham tradisional. Langkah ini merupakan bagian dari upaya memasukkan aset tradisional ke dunia digital dengan transparansi dan efisiensi lebih tinggi, bersaing dengan inovasi serupa dari perusahaan lain seperti Robinhood.