
Alibaba Group, salah satu perusahaan teknologi terbesar di China, sedang melakukan penggalangan dana besar-besaran sebesar 3,17 miliar dolar AS dengan menerbitkan obligasi konversi zero-coupon. Dana ini rencananya akan digunakan Alibaba untuk memperbesar data center, mengupgrade teknologi, dan memperluas operasi perdagangan internasionalnya. Langkah ini menjadi yang terbesar tahun ini di sektor teknologi China.
Persaingan di bidang teknologi, khususnya dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI) dan cloud computing semakin ketat di China. Perusahaan-perusahaan besar seperti Baidu, Tencent, Meituan, dan JD.com juga sedang aktif melakukan penerbitan obligasi untuk membiayai proyek teknologi mereka. Hal ini menandai gelombang penggalangan dana besar di sektor teknologi yang berusaha memanfaatkan kondisi pasar yang menguntungkan.
Sebelumnya pada tahun ini, Alibaba berkomitmen untuk menginvestasikan 53 miliar dolar AS dalam tiga tahun ke depan guna memperkuat infrastruktur AI, seperti membangun pusat data dan teknologi canggih lainnya. Strategi ini menunjukkan ambisi perusahaan untuk menjadi pemimpin utama dalam bidang kecerdasan buatan di dunia.
Instrumen obligasi konversi yang dipilih Alibaba menawarkan biaya modal yang lebih rendah dibandingkan dengan penerbitan utang biasa, terutama dalam situasi pasar dengan suku bunga yang relatif tinggi. Dalam proses ini, Alibaba juga menetapkan premi konversi saham antara 27,5% hingga 32,5% terhadap harga acuan, serta adanya masa lock-up selama 90 hari.
Meski penggalangan dana besar telah berhasil, ada kekhawatiran dari analis bahwa pertumbuhan pendapatan dari investasi AI dan cloud computing di China mungkin masih akan terhambat akibat persaingan yang sengit serta biaya energi yang tinggi. Namun, strategi jangka panjang Alibaba dalam mengakses modal murah dinilai sebagai langkah yang cerdas untuk memperkuat posisi mereka di pasar global.