Fokus
Finansial

Perluasan Produk Keuangan Berfokus Crypto oleh Firma Investasi

Share

Firma investasi terkemuka seperti BlackRock dan VanEck meluncurkan produk keuangan baru yang berfokus pada cryptocurrency, termasuk ETF tokenisasi, untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat dan menyediakan lebih banyak opsi investasi bagi institusi dan investor ritel.

12 Sep 2025, 19.00 WIB

Ant Group Tegaskan Tidak Terbitkan Cryptocurrency, Fokus pada Tokenisasi Ekonomi Nyata

Ant Group Tegaskan Tidak Terbitkan Cryptocurrency, Fokus pada Tokenisasi Ekonomi Nyata
Ant Group, salah satu perusahaan fintech terbesar di China, menyatakan bahwa mereka tidak akan menerbitkan cryptocurrency. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh CEO Cyril Han Xinyi dalam sebuah konferensi di Shanghai. Hal ini dilakukan untuk menghindari spekulasi berlebihan dan tetap mematuhi regulasi ketat yang diberlakukan oleh pemerintah China terhadap aktivitas cryptocurrency di negara tersebut. Meskipun Hong Kong berusaha menjadi pusat aset virtual global, pemerintah China tetap menjalankan tindakan keras terhadap aktivitas cryptocurrency seperti penambangan bitcoin dan perdagangan terpusat. Ant Group memilih untuk tidak terlibat dalam hal tersebut dan malah fokus membangun infrastruktur teknologi berbasis tokenisasi yang dapat membantu berbagai industri. Tokenisasi merupakan proses di mana aset riil atau digital diubah menjadi token berbasis blockchain yang memudahkan kepemilikan, transfer, dan pertukaran nilai. Ant Group menilai bahwa pengembangan ini harus berakar kuat pada ekonomi nyata agar bisa berfungsi maksimal dan memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat dan bisnis. Selain fokus pada teknologi, Ant Group juga menekankan pentingnya pengelolaan risiko dan kepatuhan terhadap regulasi yang ketat. Menurut CEO Cyril Han Xinyi, inovasi tanpa kontrol yang baik justru bisa berbahaya dan tidak selaras dengan tujuan membangun ekonomi yang sehat dan inklusif. Dengan posisi ini, Ant Group berharap dapat membangun fondasi teknologi yang kuat untuk masa depan fintech di China. Strategi ini mengindikasikan bahwa inovasi teknologi di sektor keuangan harus selalu disesuaikan dengan aturan yang ada agar tidak menimbulkan masalah hukum, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi yang nyata dan berkelanjutan.
12 Sep 2025, 18.34 WIB

Gemini Catat IPO Mengkilap, Tapi Tantangan Regulasi dan Kerugian Mengintai

Gemini Catat IPO Mengkilap, Tapi Tantangan Regulasi dan Kerugian Mengintai
Gemini, bursa cryptocurrency yang dikenal di Amerika Serikat dan didirikan oleh kembar Winklevoss, baru saja meluncurkan penawaran saham perdana (IPO) mereka dengan harga lebih tinggi dari perkiraan, yakni Rp 460.46 ribu ($28) per saham, melampaui target awal Rp 279.56 ribu ($17) sampai Rp 312.45 ribu ($19) . Penawaran ini mendapat sambutan hangat dari para investor, menunjukkan minat yang besar di sektor kripto tahun ini. Perusahaan yang beroperasi sejak 2014 ini sangat bergantung pada biaya transaksi, yang menyumbang hampir 70% dari total pendapatannya sebesar Rp 2.34 triliun ($142,2 juta) tahun lalu. Namun, meskipun pertumbuhan pengguna terus terjadi, Gemini mengalami kerugian besar, dengan kerugian bersih mencapai Rp 2.61 triliun ($158,5 juta) pada 2024 dan Rp 4.65 triliun ($282,5 juta) dalam enam bulan pertama 2025. Selain tantangan keuangan, Gemini kini menghadapi dinamika politik yang rumit. Pendiri Gemini, yang dulu dikenal karena pertempuran hukum mereka terkait Facebook, kini adalah pendukung terbuka Donald Trump dalam kampanye pemilihan presiden 2024. Keterlibatan politik ini menimbulkan dampak pada pengawasan dan regulasi yang mereka hadapi. Regulator keuangan, khususnya Commodity Futures Trading Commission (CFTC), pernah menggugat Gemini pada tahun 2022 terkait pernyataan menyesatkan dalam produk Bitcoin futures mereka. Kasus ini diselesaikan dengan denda sebesar Rp 82.22 miliar ($5 juta) bulan Januari 2025. Isu ini semakin rumit ketika komunikasi pribadi antara Gemini dan calon pimpinan CFTC yang diajukan Trump bocor ke publik, menyebabkan penarikan suara persetujuan senat dari calon tersebut. Meski ada berbagai tantangan, Gemini tetap optimis terhadap masa depan mereka, dengan fokus pada inovasi dan sejarah panjang mereka sebagai pelopor di industri kripto. Penutupan resmi IPO direncanakan pada 15 September, dan kesuksesan perusahaan di masa depan akan sangat tergantung pada kemampuan mengatasi tekanan regulasi dan mempertahankan kepercayaan investor.
12 Sep 2025, 17.52 WIB

Gemini Raih Rp6 Triliun Lewat IPO, Tanda Makin Kuatnya Bursa Kripto AS

Gemini Raih Rp6 Triliun Lewat IPO, Tanda Makin Kuatnya Bursa Kripto AS
Gemini, sebuah bursa kripto yang didirikan oleh saudara kembar Cameron dan Tyler Winklevoss, baru saja melaksanakan penawaran saham perdana (IPO) yang sangat sukses. Harga saham Gemini ditetapkan sebesar 28 dolar per lembar, melewati kisaran yang semula dipasarkan, yaitu 24 hingga 26 dolar per saham. Penjualan ini berhasil mengumpulkan dana sebesar 425 juta dolar, dan menilai perusahaan lebih dari 3 miliar dolar. Saham Gemini mulai diperdagangkan di bursa Nasdaq di New York City dengan kode ticker GEMI. Permintaan dari para investor sangat tinggi hingga pemesanan harus dihentikan karena jumlah pesanan melebihi 20 kali jumlah saham yang tersedia. Selain itu, sebagai langkah yang jarang dilakukan, Gemini membatasi hasil penjualan sebesar 425 juta dolar, sehingga jika ada kenaikan harga, jumlah saham yang dijual justru akan berkurang. Nasdaq juga menunjukkan kepercayaan besar kepada Gemini dengan berkomitmen memberikan private placement senilai 50 juta dolar. Bank-bank besar seperti Goldman Sachs dan Citigroup memimpin underwriting untuk IPO ini. Permintaan besar dari Wall Street menyoroti bagaimana harga kripto yang mencapai rekor dan regulasi yang lebih ramah telah membantu perusahaan digital ini menjadi pemain penting di pasar saham Amerika Serikat. Gemini dikenal sebagai salah satu bursa kripto pertama yang menjalankan strategi kepatuhan yang ketat sejak didirikan pada tahun 2014. Perusahaan ini mendapat dorongan positif dari sikap pro-kripto pemerintahan Trump dan juga dari keringanan regulasi yang diberikan oleh Securities and Exchange Commission (SEC), yang sedang berusaha menyelesaikan sengketa terkait program pinjaman kripto sebelumnya. Kesuksesan IPO ini menandai era baru bagi perusahaan kripto yang semakin mendapatkan tempat di pasar modal tradisional di Amerika Serikat. Hal ini juga mengindikasikan bahwa kepercayaan masyarakat dan investor terhadap aset digital sedang meningkat, sehingga bursa seperti Gemini lebih siap untuk berkembang dan berkontribusi besar dalam ekosistem keuangan digital.
12 Sep 2025, 04.35 WIB

BlackRock Siap Tokenisasi ETF untuk Perdagangan 24/7 di Blockchain

BlackRock, pengelola aset terbesar di dunia, berencana mengubah ETF mereka menjadi token di blockchain yang memungkinkan perdagangan sepanjang waktu. Rencana ini muncul setelah kesuksesan peluncuran Bitcoin ETF dan produk tokenized lainnya yang telah menarik perhatian pasar finansial global. Tokenisasi adalah proses mengubah aset dunia nyata seperti saham dan obligasi menjadi token digital yang dapat diperdagangkan secara online 24 jam sehari. Dengan tokenisasi, investasi dapat dibagi menjadi bagian lebih kecil sehingga memungkinkan siapa saja untuk berinvestasi dengan modal lebih kecil dan memiliki akses tanpa batas waktu serta geografis. Inisiatif ini tidak hanya akan membuka pasar baru bagi investor ritel tapi juga mempermudah likuiditas dan transparansi dalam perdagangan ETF tradisional yang selama ini hanya terbatas pada jam perdagangan bursa tertentu. BlackRock yang sudah berpengalaman dengan produk berbasis blockchain seperti Bitcoin ETF dan tokenized money market fund siap memimpin perubahan ini. Nasdaq juga mendukung langkah ini dengan mengajukan proposal ke SEC untuk memperbolehkan perdagangan tokenized equities dan produk pertukaran (ETPs) di pasar utama mereka. Hal ini menandakan bahwa pasar modal tradisional tengah beradaptasi dengan teknologi digital yang sedang berkembang pesat. CEO BlackRock, Larry Fink, meyakini bahwa hampir semua aset keuangan bisa di-tokenisasi dan hal ini akan merevolusi industri keuangan. Jika rencana ini berhasil, ETF jadi lebih fleksibel, mudah diakses, dan bisa diperdagangkan kapan saja dan di mana saja di dunia.
12 Sep 2025, 02.13 WIB

Paramount Skydance Siap Ambil Alih Warner Bros dalam Langkah Besar Media AS

Paramount Skydance sedang mempersiapkan tawaran untuk mengambil alih Warner Bros Discovery (WBD), yang berisi berbagai aset besar seperti studio Warner Bros, jaringan CNN, dan HBO. Ini terjadi setelah Paramount menyelesaikan merger dengan Skydance di bawah kepemimpinan David Ellison, yang juga didukung oleh keluarganya yang kaya. David Ellison dikenal melakukan berbagai aksi besar sejak mengendalikan Paramount, termasuk kesepakatan hak siar Ultimate Fighting Championship senilai 7,7 miliar dolar AS, kontrak dengan pencipta Stranger Things, dan rencana membuat film dari seri video game populer Call of Duty. Namun, ada kontroversi terutama seputar CBS News yang merupakan bagian dari Paramount. Permasalahan ini termasuk penyelesaian kasus kontroversial terkait wawancara Trump dan Kamala Harris, serta penunjukan Kenneth Weinstein sebagai pengawas yang kontroversial karena latar konservatifnya. Market merespons positif berita rencana pengambilalihan ini dengan kenaikan saham Warner Bros Discovery hingga 34 persen. Langkah ini juga memberikan kekuatan lebih kepada Paramount dalam mengembangkan bisnis media dan hiburannya di Amerika Serikat. Jika berhasil, pengambilalihan ini akan menggabungkan dua raksasa di industri media dan hiburan AS, yang kemungkinan memicu perubahan besar dalam landscape media serta pengaruhnya terhadap politik dan konten berita, khususnya di platform seperti CNN dan CBS News.