Fokus
Bisnis

Pasar Bitcoin Stabil dan Terus Tumbuh di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

Share

Harga Bitcoin tetap stabil di angka $112K sementara SOL mencapai level tertinggi dalam 7 bulan terakhir, meskipun kekhawatiran resesi tetap ada. Pergerakan ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap cryptocurrency di tengah data ekonomi yang bervariasi.

10 Sep 2025, 20.24 WIB

Data Inflasi AS Turun Dorong Harga Kripto Naik Menjelang Kebijakan The Fed

Data Inflasi AS Turun Dorong Harga Kripto Naik Menjelang Kebijakan The Fed
Data inflasi AS untuk bulan Agustus menunjukkan penurunan, dimana Producer Price Index (PPI) turun 0,1% dibandingkan bulan sebelumnya yang naik 0,9%. Penurunan ini juga jauh lebih baik daripada perkiraan analis yang memperkirakan kenaikan 0,3%. Data ini menunjukkan tekanan inflasi di tingkat grosir mulai melandai. Penurunan serupa juga terjadi pada core PPI, yang mengecualikan biaya makanan dan energi, turun 0,1% berlawanan dengan perkiraan kenaikan 0,3%. Secara tahunan, core PPI hanya naik 2,8% lebih rendah dari estimasi 3,5%. Hal ini menandakan inflasi inti yang lebih terkendali. Reaksi pasar terhadap data inflasi ini terlihat cepat terutama di pasar aset kripto, dengan harga Bitcoin naik lebih dari 1% menjadi sekitar Rp 1.87 miliar ($113,700) , Ether naik sekitar 1%, dan Solana naik 3,3% ke Rp 3.68 juta ($224) . Aset kripto sempat merespons positif meskipun pergerakan sebelumnya cukup volatile. Pelaku pasar memandang data ini sebagai indikasi bahwa Federal Reserve mungkin akan mengubah arah kebijakan suku bunga mereka, dari yang sebelumnya hawkish menjadi lebih dovish. CME FedWatch menunjukkan peningkatan probabilitas pemotongan suku bunga 50 basis poin menjadi 10%, dibandingkan 7% sebelum data PPI. Sementara itu, pelaku pasar tetap waspada menanti laporan Consumer Price Index (CPI) yang akan dirilis besok sebagai indikator kunci sebelum keputusan kebijakan The Fed minggu depan. Perubahan kebijakan suku bunga akan sangat memengaruhi sentimen pasar, terutama aset berisiko seperti kripto.
10 Sep 2025, 15.12 WIB

Pasar Bersemangat Meski Data Tenaga Kerja AS Revisi Turun Signifikan

Pasar Bersemangat Meski Data Tenaga Kerja AS Revisi Turun Signifikan
Revisi data tenaga kerja Amerika Serikat menunjukkan penurunan jumlah pekerjaan sebanyak 911,000 selama 12 bulan terakhir, mengejutkan pasar dan memicu penurunan harga bitcoin serta kekhawatiran resesi. Namun, beberapa analis berpendapat bahwa revisi ini lebih menggambarkan perubahan jangka panjang dalam pertumbuhan angkatan kerja, bukan tanda siklus ekonomi yang memburuk. Michael Englund dari Action Economics menjelaskan bahwa pertumbuhan angkatan kerja yang lebih rendah merupakan hasil dari perubahan migrasi neto, yang beralih dari angka masuk positif menjadi negatif. Hal ini mengindikasikan pertumbuhan pekerjaan yang lebih lambat secara struktural, namun tidak menandakan resesi yang akan segera terjadi. Pasar keuangan bereaksi positif dengan kenaikan saham Eropa dan harga bitcoin yang kembali ke atas Rp 1.84 juta ($112.000) . Altcoin seperti ether, XRP, dogecoin juga menguat, dan indeks S&P 500 futures menunjukkan kenaikan, memberikan tanda bahwa sentimen risiko mulai pulih meski ada data tenaga kerja yang mengejutkan. Fears tentang stagflasi tetap ada, terutama karena inflasi CPI AS diperkirakan tetap tinggi sekitar 3%, jauh di atas target Fed 2%. Namun, Marc Chandler dari Bannockburn Global Forex memperkirakan kekhawatiran atas stagflasi berlebihan karena GDP masih melampaui tingkat tren Fed yang non-inflasi, dan pelonggaran kebijakan moneter mungkin segera terjadi. Para trader memperkirakan peluang besar pemotongan suku bunga Fed pada September, dengan potensi 25-50 basis poin. Jika data inflasi terbaru menunjukkan tanda disinflasi, pasar kemungkinan akan semakin kuat, meskipun ada risiko reaksi negatif jika keputusan Fed tidak sesuai ekspektasi.
10 Sep 2025, 15.12 WIB

Revisi Data Tenaga Kerja AS dan Dampaknya pada Pasar Bitcoin dan Ekonomi Global

Revisi Data Tenaga Kerja AS dan Dampaknya pada Pasar Bitcoin dan Ekonomi Global
Pada Maret 2025, Biro Statistik Tenaga Kerja AS mengumumkan revisi besar pada data pekerjaan selama 12 bulan terakhir, mengurangi angka pertambahan pekerjaan sebanyak 911.000. Ini mengejutkan pasar yang sebelumnya optimis dengan kondisi pasar tenaga kerja yang kuat sebagai dasar pertumbuhan ekonomi. Revisi tersebut memicu kekhawatiran tentang kemungkinan resesi dan stagflasi, yakni kombinasi inflasi tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang stagnan, kondisi yang sangat buruk bagi aset risiko seperti saham dan cryptocurrency. Bitcoin sempat turun dari 113.000 menjadi 110.800 dolar AS. Namun, para analis seperti Michael Englund dan Marc Chandler menilai kondisi ini bukan sinyal resesi, melainkan perubahan struktural dalam pertumbuhan tenaga kerja yang dipengaruhi oleh pergeseran migrasi neto dari masuk ke keluar. Ekonomi AS tetap menjalankan GDP di atas tren non-inflasi, sehingga stagflasi dinilai masih berlebihan. Pasar saham Eropa dan harga aset digital seperti bitcoin, ether, dogecoin, dan Solana kembali naik di tengah sentimen pelonggaran kebijakan suku bunga oleh Federal Reserve. Mayoritas trader memperkirakan Fed akan memotong suku bunga sebesar 25 basis poin pada September 2025. Namun, para analis juga mengingatkan bahwa ekspektasi pelonggaran yang terlalu tinggi bisa berakhir dengan kekecewaan pasar, terutama jika pemotongan suku bunga ternyata lebih kecil dari yang diperkirakan, yang bisa menyebabkan penurunan nilai aset risiko secara tiba-tiba.