Fokus
Bisnis

Perkembangan Semikonduktor dan Infrastruktur China Membentuk Pasar Global

Share

Kebijakan dan kemajuan teknologi China dalam sektor semikonduktor dan infrastruktur berdampak signifikan pada rantai pasokan global dan hubungan perdagangan internasional.

14 Sep 2025, 17.11 WIB

China Gencarkan Investigasi Antidumping Tekan Chip AS dan Dukung Perusahaan Lokal

China Gencarkan Investigasi Antidumping Tekan Chip AS dan Dukung Perusahaan Lokal
China baru-baru ini meluncurkan investigasi antidumping terhadap chip analog yang diimpor dari Amerika Serikat. Keputusan ini diambil karena volume impor chip dari AS meningkat cukup drastis, namun harga impor justru turun secara signifikan, yang menyebabkan persaingan harga yang tidak sehat bagi produk lokal China. Pemerintah China merasa bahwa harga rendah dari chip impor AS ini menekan dan menurunkan harga jual produk chip domestik, sehingga merugikan para perusahaan chip lokal yang sedang berkembang. Oleh sebab itu, mereka membuka penyelidikan untuk menentukan apakah praktik dumping sedang terjadi dan apakah langkah perlindungan diperlukan. Perusahaan chip analog besar asal AS seperti Texas Instruments dan Analog Devices diprediksi akan mengalami dampak negatif penurunan penjualan di pasar China selama masa investigasi berjalan, yang diperkirakan minimal berlangsung satu tahun. Di sisi lain, perusahaan chip analog China seperti Silergy, SGMicro, Southchip Semiconductor Technology, Joulwatt Technology, dan Novosense Microelectronics diperkirakan akan mendapatkan keuntungan langsung dari kebijakan ini karena pesaing asing terdampak dan pasar domestik akan lebih berpihak kepada mereka. Langkah China ini juga terjadi di tengah ketegangan yang sedang berlangsung antara AS dan China di bidang teknologi. Ini sekaligus menjadi bentuk perlindungan dan dorongan untuk menguatkan industri chip dalam negeri agar lebih mandiri dan mampu bersaing secara global.
11 Sep 2025, 17.00 WIB

Keterlambatan Modernisasi F-35 Amerika, China Kuasai Bahan Langka Jadi Faktor

Keterlambatan Modernisasi F-35 Amerika, China Kuasai Bahan Langka Jadi Faktor
F-35 adalah jet tempur siluman canggih milik Amerika Serikat yang terus menerima pembaruan teknologi untuk meningkatkan kemampuannya dalam pertempuran. Sejak 2019, Amerika mulai mengupayakan upgrade besar bernama Block 4 yang bertujuan memperkuat keterampilan jet ini dalam mendeteksi musuh dan menyerang sasaran. Namun, proses upgrade ini banyak mengalami penundaan dan biaya yang menggelembung hingga 6 miliar dolar AS lebih besar dari anggaran yang direncanakan. Awalnya, pemerintah AS menjadwalkan semua perbaikan ini selesai pada tahun 2026, tapi kini diperkirakan dapat terlambat hingga tahun 2031. Salah satu penyebab utama keterlambatan adalah keberadaan teknologi penting bernama Technology Refresh 3 yang menangani pembaharuan hardware dan software. Lockheed Martin, sebagai perusahaan pembuat F-35, mengelola paket upgrade senilai 1,9 miliar dolar AS yang kini menjadi titik krusial penundaan. Selain itu, China diketahui menguasai langka dan logam langka yang diperlukan untuk pembuatan perangkat serta senjata canggih. Pengaruh China dalam hal ini mempersempit pilihan Amerika dan memperberat proses modernisasi jet tempurnya karena ketergantungan pada bahan tersebut. Situasi ini menunjukkan pentingnya diversifikasi sumber bahan baku dan kecanggihan teknologi militer dalam menghadapi rival global. Kegagalan mengatasi masalah ini bisa menghambat Amerika dalam menjaga dominasi teknologi pertahanannya di masa depan.
11 Sep 2025, 10.28 WIB

Jembatan Kabel Tersuspensi Terpanjang Dunia Dengan Desain Asimetris Revolusioner di China

Jembatan Kabel Tersuspensi Terpanjang Dunia Dengan Desain Asimetris Revolusioner di China
Jembatan Changtai Yangtze River Bridge baru saja diresmikan di Provinsi Jiangsu, China, menjadi jembatan kabel tersuspensi terpanjang di dunia dengan panjang total 10,3 km dan bentang utama 1.208 meter. Jembatan ini menghubungkan dua kota penting, yaitu Changzhou dan Taizhou, dan dirancang untuk mengefisienkan waktu perjalanan di kawasan sungai Yangtze. Salah satu fitur unik jembatan ini adalah desain asimetris pada dek bawahnya, yang menggabungkan rel kereta cepat berkecepatan 200 km/jam di sisi satu dan jalan biasa di sisi lainnya. Ini merupakan pertama kalinya tata letak lalu lintas berdampingan digunakan dalam jembatan bentang lebar. Konstruksi jembatan membutuhkan waktu enam tahun dan melibatkan teknologi-teknologi inovatif yang belum pernah diterapkan sebelumnya, terutama untuk menyesuaikan perbedaan berat antara sistem kereta api dan jalan raya. Biasanya rel diletakkan di tengah untuk menjaga keseimbangan, namun desain ini berhasil mengatasi tantangan tersebut dengan tata letak baru. Jembatan ini tidak hanya memperpendek waktu tempuh menjadi 20 menit dari sebelumnya yang bisa lebih dari satu jam, tetapi juga akan memperkuat konektivitas regional dan menjadi stimulan untuk pertumbuhan ekonomi di kawasan Delta Sungai Yangtze yang padat penduduk dan berkembang pesat. Kehadiran jembatan ini menandai kemajuan signifikan dalam teknik sipil dan perencanaan transportasi di China, sekaligus menjadi contoh inspiratif bagi proyek-proyek infrastruktur di masa depan yang menggabungkan berbagai moda transportasi dalam satu struktur yang inovatif dan efisien.