Fokus
Sains

Praktik Pemakaman Manusia Kuno Mengungkap Wawasan Baru tentang Spesies Punah

Share

Studi terbaru mengungkap bahwa manusia purba telah menguburkan mati lebih dari 120.000 tahun sebelum adanya manusia modern. Penemuan ini memberikan wawasan baru tentang perilaku sosial dan perkembangan budaya spesies yang telah punah.

15 Sep 2025, 07.00 WIB

Perjalanan Ilmiah Ilmu Iklim: Dari Eksperimen Sederhana hingga Kolaborasi Global

Perjalanan Ilmiah Ilmu Iklim: Dari Eksperimen Sederhana hingga Kolaborasi Global
Ilmu iklim dimulai dengan penemuan sederhana Eunice Foote yang menunjukkan bagaimana karbon dioksida dapat menjebak panas, sebuah temuan yang kemudian dikonfirmasi dan diperluas oleh ilmuwan lain seperti John Tyndall. Sejak saat itu, ilmu iklim berkembang menjadi upaya kolaborasi multidisipliner yang melibatkan berbagai bidang seperti fisika, biologi, dan astronomi demi memahami perubahan iklim bumi. Para ilmuwan iklim melakukan penelitian di lokasi ekstrem dan terpencil seperti menara pengamatan di hutan hujan Amazon, pengeboran inti es di Antartika, dan pengukuran atmosfer di Mauna Loa. Mereka mengumpulkan data penting tentang suhu, gas rumah kaca, kondisi laut, dan dinamika atmosfer yang membantu membangun gambaran lengkap tentang aktivitas dan perubahan iklim di bumi. Model komputer supercepat seperti Jupiter di Jerman membantu untuk mensimulasikan interaksi berbagai komponen iklim bumi dengan sangat detail. Model ini bertujuan untuk memberikan prediksi lokal dan global yang akurat mengenai dampak perubahan iklim, seperti naiknya permukaan laut dan perubahan kondisi pertanian yang sangat mempengaruhi kehidupan manusia dan ekosistem alami. Selain para ilmuwan profesional, para relawan lokal juga turut berkontribusi dalam pemantauan perubahan iklim, seperti melacak populasi burung dan mengamati dampak cuaca ekstrim terhadap situs arkeologi. Kolaborasi ini memperkaya data dan membantu membangun kesadaran luas tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup. Perjuangan ilmu iklim tidak hanya soal sains, tetapi juga menghadapi tantangan politik dan sosial yang kadang mencoba menghalangi penelitian penting ini. Meski begitu, semangat para ilmuwan untuk memahami dan menjaga bumi tetap kuat, dengan harapan solusi adaptasi dan mitigasi bisa ditemukan demi masa depan yang lebih baik.
13 Sep 2025, 02.49 WIB

Bukti Baru: Homo Naledi Mungkin Telah Melakukan Penguburan 300 Ribu Tahun Lalu

Bukti Baru: Homo Naledi Mungkin Telah Melakukan Penguburan 300 Ribu Tahun Lalu
Para peneliti paleoantropologi memicu perdebatan baru setelah mengusulkan bahwa Homo naledi, kerabat manusia purba yang hidup ratusan ribu tahun lalu, mungkin telah melakukan praktik penguburan secara sengaja jauh sebelum manusia modern melakukan hal serupa. Penelitian ini dipimpin oleh Lee Berger dari University of the Witwatersrand di Afrika Selatan, yang menemukan fosil Homo naledi di gua Rising Star dekat Johannesburg. Homo naledi adalah spesies hominin dengan tubuh pendek dan otak kecil yang hidup antara 241.000 hingga 335.000 tahun yang lalu. Pada 2015, Berger dan timnya menyatakan bahwa fosil ini sengaja ditempatkan di ruang dalam gua tersebut, yang gelap dan sulit diakses, membuka kemungkinan bahwa spesies ini melakukan praktik penguburan jenazah. Namun, klaim ini tidak diterima begitu saja dan banyak skeptis berpendapat bahwa ada penjelasan lain, seperti jasad yang jatuh secara tidak sengaja ke dalam gua atau terbawa oleh air dan sedimen. Pada 2024, sebuah tim lain yang dipimpin oleh Kimberly Foecke melakukan penelitian ulang dan menyatakan bahwa bukti untuk penguburan sengaja masih lemah. Baru-baru ini, Berger dan rekan-rekannya menerbitkan penelitian baru yang mencoba menjawab kritik tersebut dengan menunjukkan bahwa fosil benar-benar tertimbun sedimen dengan cara yang tidak mungkin terjadi karena proses alami sederhana. Mereka berargumen bahwa Homo naledi terlibat langsung dalam proses mengubur jenazah, sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak mungkin. Penelitian ini dipublikasikan di jurnal ilmiah eLife dan jika diterima luas, dapat mengubah pemahaman tentang sejarah evolusi perilaku manusia dan memberikan bukti bahwa praktik penguburan sebagai tanda kesadaran diri terjadi jauh sebelum Homo sapiens. Ini juga membuka peluang riset lanjutan untuk memahami kemampuan sosial dan budaya orang-orang purba lain.