
OpenAI mengumumkan rencana besar untuk mengeluarkan 100 miliar dolar AS tambahan dalam lima tahun ke depan guna menyewa server cadangan sebagai langkah strategis menjaga keunggulan dalam persaingan kecerdasan buatan. Ini melengkapi rencana investasi sebelumnya sebesar 350 miliar dolar AS hingga tahun 2030 yang sudah disiapkan untuk memenuhi kebutuhan komputasi yang diperkirakan melonjak drastis.
CEO OpenAI, Sam Altman, memprediksi bahwa kebutuhan komputasi di masa depan bisa melebihi penggunaan listrik dari seluruh negara Amerika Serikat. Hal ini menunjukkan bahwa OpenAI bersiap menghadapi lonjakan permintaan secara tak terduga dengan menyiapkan cadangan infrastruktur yang sangat kuat dan besar untuk AI.
Dengan anggaran mencapai 85 miliar dolar AS per tahun untuk sewa server di lima tahun mendatang, OpenAI menjadi perusahaan dengan pengeluaran infrastruktur terbesar dibandingkan entitas manapun di ekosistem cloud saat ini. Namun, proyeksi internal juga mengingatkan bahwa perusahaan akan mengalami defisit besar hingga 2030 baru mulai mencatat keuntungan.
OpenAI berharap pendapatan dari layanan AI-nya, terutama ChatGPT, akan meningkat drastis dari 13 miliar dolar AS tahun ini menjadi sekitar 200 miliar dolar AS pada 2030. Pendapatan besar ini diharapkan dapat menyamai nilai pasar perusahaan teknologi besar lainnya seperti NVIDIA dan Meta, meskipun OpenAI belum pernah meraih profitabilitas historis.
Investasi OpenAI ini juga membangkitkan ketertarikan besar pada para penyedia infrastruktur server seperti Super Micro Computer, Dell Technologies, dan Hewlett Packard Enterprise. Pergerakan OpenAI ini diperkirakan akan berdampak signifikan pada penyedia cloud, sektor energi, dan produsen server lainnya selama satu dekade ke depan.