Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Teknologi

Modernisasi Sistem Perang Drone Militer oleh China dan Rusia

Share

China dan Rusia tengah mengembangkan dan memperkuat sistem peperangan drone militer mereka sebagai bagian dari modernisasi militer. Rusia baru-baru ini meluncurkan serangan berskala besar menggunakan 619 drone serang dan 32 rudal jelajah ke Ukraina, sementara China merencanakan sistem pertahanan dengan senjata laser dan hipersonik untuk melawan serangan drone massal. Selain itu, drone yang membantu Ukraina menghancurkan sistem pertahanan udara Rusia S-400 telah menarik perhatian Taiwan dalam mengamati aset bernilai $2,5 miliar. Upaya ini mencerminkan peningkatan kapabilitas dan strategi militer berbasis drone di kedua negara.

21 Sep 2025, 00.48 WIB

Rusia Serang Ukraina dengan 619 Drone dan Rudal, Zelensky Serukan Dukungan Dunia

Rusia Serang Ukraina dengan 619 Drone dan Rudal, Zelensky Serukan Dukungan Dunia
Ukraina menghadapi serangan besar-besaran dari Rusia yang menggunakan 619 drone dan rudal secara bersamaan. Serangan ini melibatkan 579 drone tempur, delapan rudal balistik, dan 32 rudal jelajah yang menyasar berbagai kota di Ukraina. Pertahanan udara Ukraina berhasil mencegat sebagian besar serangan tersebut, tepatnya 583 sasaran, sehingga kerusakan yang lebih parah dapat dicegah. Namun, serangan ini tetap menyebabkan kematian tiga orang dan luka-luka pada puluhan warga sipil serta merusak infrastruktur hingga area pemukiman. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengecam serangan ini sebagai upaya Rusia untuk meneror warga sipil sekaligus menghancurkan fasilitas penting. Ia menyerukan reaksi internasional yang lebih kuat, termasuk peningkatan pasokan senjata, penguatan pertahanan udara, dan perluasan sanksi terhadap Rusia. Menanggapi serangan ini, Polandia mengaktifkan pertahanan udaranya untuk mengamankan wilayah perbatasannya dengan Ukraina. Di sisi lain, Rusia juga melakukan pelanggaran wilayah udara Estonia, yang mengundang kecaman dari negara-negara Eropa. Di tengah konflik yang terus berlarut, Presiden Zelensky berharap pertemuan dengan Presiden AS di sidang PBB dapat memperjelas jaminan keamanan jangka panjang bagi Ukraina. Perang ini tidak hanya menghadirkan tantangan militer, tetapi juga dampak kemanusiaan dan politik yang luas.
20 Sep 2025, 00.50 WIB

China Kembangkan Sistem Pertahanan Canggih untuk Lawan Serangan Drone Massal

China Kembangkan Sistem Pertahanan Canggih untuk Lawan Serangan Drone Massal
Drone murah dalam jumlah besar sekarang menjadi ancaman serius bagi kapal perang yang mahal dan kompleks. Sistem pertahanan tradisional sulit menangkal serangan masif ini, sehingga diperlukan solusi baru yang lebih canggih dan efektif. Peneliti dari Akademi Angkatan Laut PLA di Dalian, China, telah mengusulkan sistem pertahanan baru yang menggunakan teknologi laser, sinar gelombang mikro, dan rudal hipersonik untuk menghancurkan drone dalam jumlah ribuan yang menyerang kapal perang. Sistem ini dilengkapi dengan jaringan sensor yang tersebar di satelit, pesawat, kapal, dan permukaan laut, yang menggunakan berbagai jenis deteksi seperti radar, inframerah, optik, frekuensi radio, dan akustik, dan akan dikelola dengan teknologi AI. Konsep utama adalah membentuk 'dynamic kill net' yang dapat secara real-time mengonfigurasi ulang sensor dan senjata, bahkan jika bagian dari sistem mengalami kerusakan, agar respons terhadap serangan tetap optimal dan cepat. Meskipun sistem ini sangat canggih, tantangan terbesar adalah biaya pertahanan yang sangat tinggi jika harus menggunakan rudal mahal untuk menembak jatuh drone murah secara massal. Oleh karena itu, solusi yang efisien dan ekonomis tetap menjadi fokus pengembangan.
19 Sep 2025, 21.01 WIB

Kerja Sama Drone Eropa-Taiwan Perkuat Pertahanan dan Teknologi Militer Lokal

Kerja Sama Drone Eropa-Taiwan Perkuat Pertahanan dan Teknologi Militer Lokal
Tekever, perusahaan teknologi otonom asal Portugal, berhasil mengembangkan drone AR3 yang telah terbukti efektif mendukung operasi militer Ukraine, termasuk menghancurkan sistem pertahanan udara Rusia senilai Rp 41.11 triliun ($2,5 miliar) . Saat ini, Tekever menjalin kemitraan dengan perusahaan Taiwan, Apex Aviation, untuk memproduksi drone ini di Taiwan. Drone AR3 adalah UAV ukuran sedang dengan kemampuan modular dan bisa terbang hingga 16 jam. Drone ini dilengkapi dengan berbagai sensor seperti radar dan inframerah, serta dapat digunakan untuk berbagai misi mulai dari pengintaian hingga pengawasan perbatasan dan koreksi tembakan artileri. Kemitraan ini juga fokus pada pengembangan sistem manned-unmanned teaming (MUM-T) yang memadukan drone dengan pesawat berawak untuk meningkatkan efektivitas dan keamanan operasi di wilayah abu-abu dan perairan Taiwan yang strategis. Tekever dan Apex bekerja sama dengan otoritas penerbangan Taiwan untuk memastikan keamanan sekaligus memenuhi regulasi penerbangan lokal sebagai bagian dari pengembangan teknologi drone secara mandiri dan kokoh di dalam negeri. Langkah ini menjadi bagian dari strategi Taiwan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan di tengah ancaman dari China, sekaligus mendukung pengembangan industri pertahanan lokal melalui integrasi teknologi mutakhir dan kolaborasi internasional.
19 Sep 2025, 19.00 WIB

Sistem Pertahanan Multilapis PLA untuk Melindungi Kapal Perang dari Serangan Drone

Sistem Pertahanan Multilapis PLA untuk Melindungi Kapal Perang dari Serangan Drone
Peneliti militer China dari Akademi Angkatan Laut Dalian mengembangkan sistem pertahanan baru untuk kapal perang agar melindungi dari serangan drone dalam jumlah besar yang bisa mencapai ribuan unit. Sistem ini menggabungkan teknologi modern seperti sensor yang menggunakan kecerdasan buatan dan satelit untuk mendeteksi musuh sejak dini. Serangan drone dianggap sebagai ancaman besar karena drone murah yang menggunakan teknologi komersial dapat menggabungkan kemampuan stealth dan koordinasi yang kompleks. Oleh karena itu, sistem pertahanan harus mampu menangkal serangan tersebut dengan berbagai metode yang efektif. Beberapa senjata baru seperti laser berenergi tinggi, senjata gelombang mikro, dan rudal hipersonik sudah diperkenalkan sebagai bagian dari sistem ini. Senjata-senjata ini berfungsi untuk mengganggu dan menghancurkan drone sebelum drone sampai ke kapal sasaran, sehingga memperkuat pertahanan kapal. Sistem ini mengadopsi prinsip pertahanan bertingkat yang memungkinkan deteksi dan penangkalan ancaman sejak jauh, bahkan ketika drone diangkut menggunakan pesawat kargo. Teknologi ini juga didukung dengan alat pemantau satelit dan AI yang bisa memproses data secara cepat dan akurat. Pengembangan dan pengetesan sistem ini menunjukkan kesiapan militer China untuk menghadapi perang modern dengan ancaman teknologi drone swarming. Langkah ini juga mengikuti pawai militer besar-besaran dimana teknologi tersebut diperlihatkan untuk pertama kalinya di depan publik.

Baca Juga

  • Investasi Strategis Nvidia di Intel Mengubah Industri Semikonduktor

  • Kemajuan Teknologi Baterai EV yang Meningkatkan Penyimpanan Energi Global dan Efisiensi Otomotif

  • Modernisasi Sistem Perang Drone Militer oleh China dan Rusia

  • Investasi Besar OpenAI dalam Infrastruktur AI dan Pengembangan Perangkat

  • Nvidia Menargetkan Investasi $500 Juta dalam Startup Teknologi Otonom UK, Wayve