Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Sains

Inovasi Ekonomi Sirkular untuk Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan

Share

Cerita ini menyoroti bagaimana inovasi dalam ekonomi sirkular membantu mengubah limbah menjadi solusi nyata untuk permasalahan pembangunan perkotaan. Mulai dari pemanfaatan ban dan plastik bekas untuk membangun jalan yang tahan lama, hingga pengembangan material bangunan yang menyerap CO2, pendekatan ini berpotensi mempercepat transisi ke kota yang lebih hijau dan berkelanjutan.

08 Des 2025, 11.35 WIB

Ban Bekas dan Plastik Daur Ulang Ubah Jalan Menjadi Lebih Kuat dan Ramah Lingkungan di Northern Territory

Ban Bekas dan Plastik Daur Ulang Ubah Jalan Menjadi Lebih Kuat dan Ramah Lingkungan di Northern Territory
Di Wilayah Utara Australia, tumpukan limbah ban bekas mencapai jutaan unit, sebagian besar berakhir di tempat pembuangan atau dikirim ke daerah lain untuk didaur ulang. Kondisi cuaca yang sangat panas dan paparan sinar ultraviolet mempersulit konstruksi jalan konvensional, yang umumnya dirancang untuk iklim yang lebih dingin. Para peneliti di Charles Darwin University memimpin sebuah proyek yang menguji bahan aspal yang dimodifikasi dengan ban bekas yang sudah dihancurkan dan plastik daur ulang. Tujuannya adalah menemukan formula jalan yang kuat dan tahan lama untuk kondisi ekstrim wilayah tersebut. Ban bekas yang dihancurkan dan dicampur dengan bahan aspal menambah ketahanan terhadap efek penuaan seperti oksidasi, panas, dan radiasi UV, yang biasa menyebabkan aspal menjadi lebih keras dan rapuh. Plastik daur ulang juga diuji, walaupun performanya masih tergantung jenis dan jumlah polimer yang digunakan. Proyek ini juga menguji ketahanan campuran terhadap kerusakan akibat kelembapan, di mana ban bekas terbukti bisa meningkatkan adhesi antara agregat aspal. Namun, plastik daur ulang masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami efeknya secara keseluruhan. Dengan keberhasilan penelitian ini, diharapkan penggunaan ban bekas dan plastik daur ulang dalam jalan dapat distandarisasi di Wilayah Utara, mendukung pembangunan ekonomi sirkular, mengurangi dampak limbah, serta menciptakan infrastruktur jalan yang ekonomis dan tahan iklim.
06 Des 2025, 15.00 WIB

Mengubah Ban Bekas dan Plastik Daur Ulang Jadi Jalan Tahan Panas di Australia

Mengubah Ban Bekas dan Plastik Daur Ulang Jadi Jalan Tahan Panas di Australia
Di Northern Territory Australia, jutaan ban bekas menumpuk dan banyak yang berakhir di tempat pembuangan akhir. Hal ini menimbulkan tantangan besar bagi pengelolaan limbah dan lingkungan. Charles Darwin University (CDU) mulai melakukan penelitian untuk mengubah limbah ini menjadi bahan bangunan jalan yang lebih tahan lama. Penelitian ini menguji campuran aspal yang dimodifikasi dengan ban bekas yang dihancurkan dan plastik daur ulang untuk mengetahui kekuatan dan ketahanannya menghadapi panas ekstrem, sinar UV, dan kelembaban yang umum di wilayah tersebut. Tujuannya agar jalan baru tidak mudah retak atau rusak seperti aspal biasa pada iklim tersebut. Penggunaan crumb rubber-modified binder (CRMB) menunjukkan ketahanan yang sangat baik terhadap oksidasi dan penuaan termal. Sementara itu, plastik daur ulang yang digunakan dalam recycled plastic-modified binder (RPMB) memberikan hasil yang beragam tergantung tipe plastik dan dosis yang dipakai, masih memerlukan riset lebih lanjut. Selain tahan lama, bahan ini juga bisa mengurangi biaya konstruksi dengan menghindari penggunaan polimer mahal dan mendukung ekonomi sirkular di Northern Territory. Investasi fasilitas daur ulang lokal pun akan semakin meningkat berkat hasil penelitian ini. Riset ini hasil kolaborasi CDU dan pemerintah Northern Territory, dan telah dipublikasikan di Journal of Traffic and Transportation Engineering. Harapannya, jalan yang dibuat dari bahan daur ulang ini bisa mengubah pengelolaan limbah sekaligus memperkuat infrastruktur di wilayah dengan kondisi cuaca paling menantang di Australia.
06 Des 2025, 06.43 WIB

Bahan Bangunan Baru Tangkap Karbon, Gantikan Beton yang Mencemari

Bahan Bangunan Baru Tangkap Karbon, Gantikan Beton yang Mencemari
Para peneliti dari Worcester Polytechnic Institute (WPI) mengembangkan bahan bangunan baru yang ramah lingkungan bernama enzymatic structural material (ESM). Bahan ini dibuat dengan proses bioinspirasi menggunakan enzim yang dapat mengubah karbon dioksida menjadi partikel mineral keras, bukan melepaskan karbon seperti beton biasa. Proses pembuatan ESM sangat cepat, hanya memakan waktu beberapa jam dan tidak memerlukan suhu tinggi seperti beton konvensional. Hal ini menjadikannya bahan yang efisien serta memiliki dampak lingkungan yang jauh lebih rendah. Keunggulan terbesar ESM adalah kemampuannya menyerap karbon. Satu meter kubik bahan ini bisa menyerap lebih dari 6 kilogram CO2, sementara beton biasa justru melepaskan sekitar 330 kilogram CO2 untuk volume yang sama. ESM bisa dipakai untuk banyak kebutuhan konstruksi seperti panel dinding, atap, dan bagian modular bangunan. Selain itu, bahan ini juga ringan, mudah diperbaiki, dan bisa didaur ulang sehingga mengurangi limbah konstruksi dan biaya perawatan. Teknologi ini berpotensi memberikan solusi untuk membangun rumah terjangkau, infrastruktur yang tahan iklim, dan sistem manufaktur yang berkelanjutan. Meski masih butuh pengujian dan pengembangan lebih lanjut, ESM membuka jalan bagi masa depan konstruksi yang benar-benar hijau.

Baca Juga

  • Ledakan Kosmik Misterius: Mengungkap Fenomena Ruang Angkasa dan 'Skyquake'

  • AS vs China: Jalur Berbeda dalam Teknologi Hijau

  • Transformasi Digital Kesehatan: Meningkatkan Perawatan Pasien Melalui AI dan Interoperabilitas

  • Regulasi Panduan Kesehatan Mental yang Disampaikan oleh AI

  • Konvergensi Teknologi Kuantum dalam Komputasi, Pertahanan, dan Material