
Dalam laporan terbaru oleh Australian Strategic Policy Institute (ASPI), terungkap bahwa China kini memimpin di hampir seluruh bidang teknologi kritis di dunia, meninggalkan Amerika Serikat jauh di belakang. Pada tahun 2020-2024, China unggul di 66 dari 74 teknologi utama yang dipantau, menunjukkan lompatan besar dalam kemampuan riset dan teknologi di negeri tersebut.
Dua dekade lalu, situasinya sangat berbeda. Amerika Serikat saat itu menguasai mayoritas teknologi kritis, sementara China hanya unggul di sekitar 5% bidang. Kini, China telah mengambil alih posisi pemimpin dengan hampir 90% teknologi yang secara signifikan memengaruhi kepentingan nasional negara manapun di dunia.
Keunggulan China ini mencakup berbagai sektor penting seperti energi nuklir, biologi sintetis, dan teknologi satelit kecil yang berperan dalam kekuatan nasional. ASPI menilai bahwa dominasi ini tidak hanya luas tapi juga semakin terfokus, dengan monopoli tinggi dalam teknologi seperti komputasi awan, kecerdasan buatan generatif, dan integrasi jaringan listrik.
Sementara itu, AS hanya tetap memimpin di delapan teknologi, termasuk komputasi kuantum dan geoengineering. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan elit keamanan nasional AS, yang mendesak peningkatan pendanaan untuk riset ilmiah agar AS tidak ketinggalan lebih jauh.
Para mantan pejabat senior AS, termasuk mantan Menteri Pertahanan Chuck Hagel, memperingatkan Kongres bahwa China berinvestasi besar-besaran dalam riset dasar dan terapan, dan memposisikan diri untuk unggul dalam bidang-bidang yang menentukan hasil persaingan teknologi dunia di masa depan. Ini dianggap sebagai perlombaan teknologi yang harus dimenangkan oleh AS.