Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Teknologi

Persaingan Semikonduktor Global: Ketegangan Teknologi AS-Cina Mengubah Lanskap Chip

Share

Negara-negara seperti Amerika dan Cina bersaing dalam industri chip dengan langkah strategis dan regulasi yang bertujuan mengamankan rantai pasokan teknologi. Pergerakan ini melibatkan pemain besar seperti AMD, Huawei, NVIDIA, dan lainnya, yang memacu perubahan kompetitif global dan pada akhirnya dapat mendongkrak inovasi serta kestabilan ekonomi global.

16 Des 2025, 19.00 WIB

Kunjungan CEO AMD ke China Sambut Pelonggaran Ekspor Chip Amerika Serikat

Kunjungan CEO AMD ke China Sambut Pelonggaran Ekspor Chip Amerika Serikat
Lisa Su, CEO dan Chair AMD, melakukan kunjungan resmi ke China dengan menyambangi kantor pusat Lenovo di Beijing. Kunjungan ini terjadi setelah adanya pengumuman dari Presiden Donald Trump tentang pelonggaran pembatasan pengiriman chip ke China oleh pemerintah AS. Di Lenovo, Su dan jajaran eksekutif AMD disambut hangat, ditandai dengan tampilan digital 'Welcome AMD' yang tersebar di media sosial China. Lenovo bahkan memberikan respons ringan pada postingan tersebut sebagai bentuk pengakuan atas pertemuan tersebut. Selama kunjungan tersebut, Su dan delegasinya diajak melihat produk-produk terbaru Lenovo, termasuk proyek teknologi robot humanoid yang sedang dikembangkan. Su juga difoto berdiri bersama robot humanoid dan Liu Jun, Presiden Lenovo China. Kunjungan ini menandai sinyal positif setelah periode pembatasan ketat AS terhadap ekspor teknologi tinggi ke China, khususnya chip semikonduktor yang sangat krusial bagi industri teknologi kedua negara. Meski AMD belum memberikan komentar resmi mengenai detail agenda kunjungan, pertemuan ini menunjukkan adanya upaya memperkuat hubungan bisnis dan teknologi antara perusahaan AS dan raksasa teknologi China di tengah perubahan kebijakan global.
15 Des 2025, 21.28 WIB

Nvidia Siap Tambah Produksi Chip AI Canggih Setelah Dapatkan Izin Jual ke Tiongkok

Nvidia Siap Tambah Produksi Chip AI Canggih Setelah Dapatkan Izin Jual ke Tiongkok
Nvidia baru saja mendapatkan izin dari pemerintah Amerika Serikat untuk menjual chip GPU H200 yang sangat canggih ke Tiongkok, setelah sebelumnya pembatasan penjualan chip AI dari pemerintah Biden melarangnya. Chip H200 merupakan generasi terbaru dan sangat kuat yang digunakan untuk melatih model AI besar. Persetujuan ini didapat dengan syarat Nvidia harus memberikan potongan 25% dari penjualan chip tersebut kepada pemerintah AS. Karena izin ini, perusahaan teknologi besar di Tiongkok seperti Alibaba dan ByteDance mulai mencari chip ini untuk kebutuhan pengembangan AI mereka. Permintaan chip H200 di Tiongkok sangat tinggi sehingga Nvidia kini mempertimbangkan untuk memperluas kapasitas produksi chip tersebut agar bisa memenuhi kebutuhan pasar yang terasa sangat besar. Namun, keputusan akhir dari pihak Tiongkok untuk mengizinkan impor chip ini masih belum pasti. Penjualan chip ini menjadi sangat penting bagi Nvidia karena Tiongkok merupakan pasar besar yang sedang giat mengembangkan teknologi AI sendiri. Namun, kompetisi dan isu keamanan nasional dari negara Barat membuat akses Tiongkok ke teknologi hardware canggih sempat terhambat. Dengan langkah ini, Nvidia berusaha menjaga agar produksi dan penjualan ke pasar AS tidak terganggu walaupun mereka menambah kapasitas untuk memenuhi permintaan di Tiongkok. Ini menandai perubahan penting dalam bisnis teknologi dan perdagangan global chip AI.
15 Des 2025, 20.00 WIB

Huawei Gunakan Chip SMIC N+3, Namun Masih Kalah dari TSMC dan Samsung

Huawei Gunakan Chip SMIC N+3, Namun Masih Kalah dari TSMC dan Samsung
Huawei merilis seri Mate 80 yang menggunakan chip Kirin 9030 yang diproduksi oleh SMIC, sebuah perusahaan foundry terbesar di China. Chip ini dibuat dengan menggunakan proses N+3, yang merupakan versi pengembangan dari teknologi chip 7-nanometer sebelumnya. Proses N+3 sendiri menawarkan peningkatan densitas chip yang cukup berarti, memungkinkan kinerja dan efisiensi yang lebih baik dibandingkan proses lama. Namun, teknologi ini belum bisa menyamai kemampuan yang dimiliki oleh TSMC dan Samsung yang sudah menggunakan proses 5-nanometer. Menurut laporan dari perusahaan riset TechInsights, SMIC masih menghadapi tantangan besar dalam hal hasil produksi chip. Proses N+3 sangat bergantung pada teknologi deep ultraviolet (DUV) multi-pola, yang complicates skala logam di chip sehingga hasil produksi bisa terpengaruh. Meskipun ada kemajuan teknologi yang mengesankan ini, SMIC masih kalah saing dalam pengerjaan proses manufaktur yang sangat canggih dibandingkan dengan perusahaan besar seperti TSMC dan Samsung. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada jurang teknologi antarfoundry global. Ke depan, kemungkinan SMIC akan terus berupaya memperbaiki proses produksi mereka agar mampu mendekati teknologi chip 5-nanometer yang kini menjadi standar industri. Namun, keterbatasan teknologi dan hambatan ekspor masih menjadi faktor penghambat utama terhadap kemajuan mereka.
15 Des 2025, 19.40 WIB

China Kuasai Teknologi Kritis Dunia, Amerika Serikat Tertinggal Jauh

China Kuasai Teknologi Kritis Dunia, Amerika Serikat Tertinggal Jauh
Dalam laporan terbaru oleh Australian Strategic Policy Institute (ASPI), terungkap bahwa China kini memimpin di hampir seluruh bidang teknologi kritis di dunia, meninggalkan Amerika Serikat jauh di belakang. Pada tahun 2020-2024, China unggul di 66 dari 74 teknologi utama yang dipantau, menunjukkan lompatan besar dalam kemampuan riset dan teknologi di negeri tersebut. Dua dekade lalu, situasinya sangat berbeda. Amerika Serikat saat itu menguasai mayoritas teknologi kritis, sementara China hanya unggul di sekitar 5% bidang. Kini, China telah mengambil alih posisi pemimpin dengan hampir 90% teknologi yang secara signifikan memengaruhi kepentingan nasional negara manapun di dunia. Keunggulan China ini mencakup berbagai sektor penting seperti energi nuklir, biologi sintetis, dan teknologi satelit kecil yang berperan dalam kekuatan nasional. ASPI menilai bahwa dominasi ini tidak hanya luas tapi juga semakin terfokus, dengan monopoli tinggi dalam teknologi seperti komputasi awan, kecerdasan buatan generatif, dan integrasi jaringan listrik. Sementara itu, AS hanya tetap memimpin di delapan teknologi, termasuk komputasi kuantum dan geoengineering. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan elit keamanan nasional AS, yang mendesak peningkatan pendanaan untuk riset ilmiah agar AS tidak ketinggalan lebih jauh. Para mantan pejabat senior AS, termasuk mantan Menteri Pertahanan Chuck Hagel, memperingatkan Kongres bahwa China berinvestasi besar-besaran dalam riset dasar dan terapan, dan memposisikan diri untuk unggul dalam bidang-bidang yang menentukan hasil persaingan teknologi dunia di masa depan. Ini dianggap sebagai perlombaan teknologi yang harus dimenangkan oleh AS.

Baca Juga

  • Memerangi Penipuan Digital dan Memperkuat Kepercayaan Siber

  • Persaingan Semikonduktor Global: Ketegangan Teknologi AS-Cina Mengubah Lanskap Chip

  • Evolusi Kindle: Meningkatkan Pengalaman Membaca dengan Integrasi AI

  • Merombak Produksi Video dengan AI

  • Open Source AI Mengubah Lanskap Inovasi Global