Pemotongan Anggaran Trump Mengancam Ilmu Pengetahuan AS dan Masa Depan NASA

Pendanaan utama NASA bisa dipotong sebesar 24% dan anggaran sainsnya sebesar 47% setelah proposal dari Administrasi Trump untuk memotong hampir Rp 98.67 triliun ($6 miliar) dari anggaran badan antariksa tersebut. Beberapa misi utama NASA akan hilang, tetapi proposal ini menekankan prioritas administrasi untuk kembali ke bulan sebelum China dan menempatkan orang Amerika di Mars. Program Artemis NASA, serangkaian misi yang bertujuan mengembalikan manusia ke bulan, akan dikurangi di bawah rencana ini. Misi Artemis II yang semula dijadwalkan pada Desember 2024 telah ditunda hingga April 2026. Meskipun misi Artemis II dan III tetap dipertahankan, misi lanjutan Artemis akan dibatalkan, dan baik Orion maupun SLS akan dihentikan. Ada kekhawatiran tentang dampak anggaran ini terhadap sains secara keseluruhan, termasuk pemotongan 47% untuk Direktorat Misi Sains NASA, 56% untuk National Science Foundation, dan 14% untuk Office of Science Departemen Energi. Pemotongan ini akan mengakibatkan penurunan investasi Amerika dalam penelitian ilmiah dasar dan hilangnya kepemimpinan Amerika dalam sains.

Pemerintahan Trump telah mengusulkan pemotongan besar dalam anggaran NASA tahun 2026, yang akan mengurangi ukuran kru Stasiun Luar Angkasa Internasional dan jumlah penelitian yang dilakukan di sana. Proposal ini juga menetapkan pendanaan baru yang kemungkinan akan menguntungkan SpaceX milik Elon Musk dengan memprioritaskan misi manusia ke Mars dan berfokus pada 'mengalahkan China kembali ke Bulan.' Pemotongan anggaran ini mencakup Rp 8.35 triliun ($508 juta) dari ISS, Rp 37.25 triliun ($2.265 miliar) dari misi ilmu ruang angkasa, dan Rp 19.09 triliun ($1.161 miliar) dari ilmu bumi. Selain itu, proposal ini mengalokasikan Rp 16.45 triliun ($1 miliar) untuk program yang berfokus pada Mars dan Rp 115.11 triliun ($7 miliar) untuk eksplorasi bulan, serta mengakhiri program Lunar Gateway setelah misi Artemis III. Casey Dreier dari Planetary Society menyebut proposal ini sebagai pemotongan anggaran NASA terbesar dalam sejarah Amerika dan menandakan bahwa Amerika Serikat berhenti memimpin dunia dalam eksplorasi luar angkasa. Kongres akan bertanggung jawab untuk menulis anggaran ini, dan masih harus dilihat bagaimana proposal ini akan diterima.

Presiden AS Donald Trump telah mengusulkan pemotongan anggaran besar-besaran untuk lembaga-lembaga sains AS untuk tahun fiskal 2026. Usulan ini mencakup pengurangan 23% untuk semua pengeluaran non-pertahanan, dengan pemotongan yang lebih besar untuk lembaga-lembaga seperti National Science Foundation (NSF) dan National Institutes of Health (NIH). Pemotongan ini akan berdampak signifikan pada penelitian ilmiah dan kesehatan masyarakat di AS. Para ahli kebijakan sains menyatakan bahwa pemotongan ini akan menghancurkan generasi ilmuwan berikutnya dan merusak ekonomi AS yang bergantung pada penelitian biomedis. Michael Lubell dari City University of New York mengatakan bahwa pesan yang dikirimkan kepada ilmuwan muda adalah bahwa AS bukan tempat yang baik untuk mereka. Sudip Parikh dari American Association for the Advancement of Science menyebutkan bahwa konsekuensi dari pemotongan ini akan menjadi bencana bagi masa depan negara. Selain itu, NASA juga akan mengalami pemotongan anggaran terbesar dalam sejarahnya, yang dapat mengakibatkan 'zaman kegelapan' bagi sains luar angkasa. Para ahli dan ilmuwan telah menyuarakan keprihatinan mereka terhadap usulan ini, menyebutnya sebagai langkah yang sangat tidak bijaksana dan merusak. Meskipun usulan ini masih harus disetujui oleh Kongres, banyak anggota Kongres yang tampaknya mendukung rekomendasi Trump.