Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Pomodo
TwitterInstagram
Tentang
TeknologiKecerdasan BuatanKendaraan Listrik dan BateraiKeamanan SiberPengembangan SoftwareGadgets dan WearablePermainan Console, PC, Mobile dan VRRobotika
BisnisEkonomi MakroStartup dan KewirausahaanManajemen dan Strategi BisnisMarketing
SainsFisika dan KimiaMatematikaNeurosains and PsikologiKesehatan dan Obat-obatanIklim dan LingkunganAstronomi dan Penjelajahan Luar Angkasa
FinansialMata Uang KriptoInvestasi dan Pasar ModalPerencanaan KeuanganPerbankan dan Layanan KeuanganKebijakan Fiskal
Stories
Teknologi

Merek EV China Berekspansi ke Pasar Internasional

Share

Merek-merek kendaraan listrik dari China seperti BYD mulai memasuki pasar internasional, terutama setelah LG keluar dari proyek baterai EV di Indonesia dan bersaing langsung dengan Hyundai serta Kia di pasar domestik.

09 Mei 2025 pukul 19.37 WIB

Produsen Mobil Listrik China Siap Tantang Hyundai dan Kia di Korea Selatan

Produsen Mobil Listrik China Siap Tantang Hyundai dan Kia di Korea Selatan
Perusahaan mobil listrik asal China seperti BYD tengah fokus untuk memasuki pasar Korea Selatan yang didominasi Hyundai dan Kia. Hal ini dilakukan guna mencari peluang pertumbuhan baru di tengah kompetisi ketat di dalam negeri. Pasar Korea Selatan dianggapsebagai medan uji yang ideal bagi mobil listrik China karena di sana terdapat merek-merek mobil ternama dan konsumen yang mengetahui kualitas produk global. BYD berencana memperluas jaringan showroomnya di Korea Selatan hingga dua kali lipat pada 2025 dan memperkenalkan mobil listrik model Seal yang memiliki spesifikasi mengungguli beberapa produk lokal. Pesaing BYD seperti Zeekr dan Deepal juga telah mulai membangun jaringan penjualan di Korea Selatan untuk mengukuhkan posisi mereka di pasar yang kompetitif ini. Keberhasilan mobil listrik China di Korea Selatan dapat memperbaiki citra produk mereka secara global walaupun ekspor mobil listrik China diperkirakan menurun tahun ini.
09 Mei 2025 pukul 16.33 WIB

Produsen EV Tiongkok Saingi Hyundai dan Kia di Pasar Korea Selatan

Produsen EV Tiongkok Saingi Hyundai dan Kia di Pasar Korea Selatan
Produsen mobil listrik asal Tiongkok, dipimpin oleh BYD, kini berfokus pada pasar Korea Selatan yang selama ini didominasi oleh merek lokal seperti Hyundai dan Kia. Pasar domestik Tiongkok yang sangat kompetitif membuat mereka mencari peluang baru untuk pertumbuhan dan keuntungan. Korea Selatan adalah pasar otomotif maju dengan banyak merek internasional dan merek lokal yang kuat. Keberhasilan di pasar ini bisa meningkatkan reputasi global mobil listrik buatan Tiongkok dan menunjukkan kemampuan desain serta produksinya. BYD berencana meningkatkan jumlah showroom di Korea Selatan menjadi 30 sampai akhir 2025. Baru-baru ini, mereka meluncurkan mobil listrik tipe Seal dengan harga terjangkau dan teknologi pengisian cepat yang memungkinkan jarak tempuh hingga 650 km. Mobil BYD Seal menantang mobil listrik lokal seperti Kia EV4 yang jarak tempuhnya 410 km dan harga sedikit lebih mahal. Hyundai juga menawarkan mobil Elantra bermesin pembakaran dengan harga bersaing, membuat persaingan di segmen ini semakin ketat. Selain BYD, merek lain dari Tiongkok seperti Zeekr dan Deepal juga mulai membangun jaringan penjualan di Korea Selatan. Para analis mengatakan pasar Korea Selatan sangat cocok untuk mobil listrik Tiongkok membuktikan kemampuan mereka dan merebut pangsa pasar.
09 Mei 2025 pukul 12.23 WIB

LG Energy Solution Keluar, Indonesia Cari Investor Baru untuk Proyek Baterai EV

LG Energy Solution Keluar, Indonesia Cari Investor Baru untuk Proyek Baterai EV
LG Energy Solution dari Korea Selatan memutuskan untuk keluar dari proyek baterai kendaraan listrik di Indonesia senilai lebih dari 8 miliar dolar AS. Proyek yang awalnya bekerja sama dengan Indonesia Battery Corporation ini batal karena perubahan pasar dan kondisi investasi yang kurang menguntungkan. Keluar LGES membuat beberapa pihak di Indonesia khawatir peta jalan pengembangan industri kendaraan listrik nasional bisa terganggu. Selain itu, mereka juga takut teknologi penting dari luar tidak bisa ditransfer dengan baik ke dalam negeri. Asosiasi Pemasok Energi, Mineral, dan Batubara Indonesia menegaskan bahwa keluarnya LGES harus direspon dengan kebijakan yang lebih kuat supaya Indonesia tetap bisa bersaing secara global di bidang kendaraan listrik dan baterai. Untuk menggantikan posisi LGES, pemerintah Indonesia mulai mendekati Zhejiang Huayou Cobalt, sebuah perusahaan dari China, sebagai calon investor baru. Namun, Huayou masih bersikap hati-hati dalam mengambil keputusan untuk masuk ke proyek ini. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia memberikan optimisme bahwa pergeseran investor dalam proyek seperti ini adalah hal yang biasa dan menegaskan komitmen Indonesia untuk menjadi pusat produksi kendaraan listrik di kawasan Asia.

Baca Juga

  • Kemajuan dalam Robotika DIY dan Berbiaya Rendah

  • Inovasi Produk Apple dan Ekspansi Ekosistem

  • Kemajuan dalam Keamanan Siber dan Penegakan Privasi Data

  • Terobosan dalam Teknologi Baterai dan Energi Berkelanjutan

  • Merek EV China Berekspansi ke Pasar Internasional