
Coinbase, bursa kripto terbesar di Amerika Serikat, mengalami peretasan yang menyebabkan data pelanggan sensitif dicuri oleh peretas. Perusahaan mengungkapkan bahwa meskipun data bocor, tidak ada password atau kode dompet kripto yang diambil, dan hanya kurang dari 1% pelanggan aktif yang terdampak. Ini menjadi pukulan serius bagi Coinbase di tengah langkah besar mereka dalam industri kripto.
Peretas sempat menuntut tebusan sebesar 20 juta dolar untuk tidak mempublikasikan data tersebut. Namun, CEO Brian Armstrong menegaskan bahwa Coinbase tidak akan membayar tebusan tersebut. Sebagai gantinya, Coinbase meluncurkan program hadiah sebesar 20 juta dolar untuk menangkap penyerang dan berencana mengganti kerugian pelanggan yang terdampak.
Data yang dicuri meliputi informasi pribadi seperti nama, alamat email, alamat fisik, nomor telepon, serta beberapa potongan dari nomor jaminan sosial dan informasi rekening bank. Namun, akses ke dompet kripto baik pelanggan maupun perusahaan tidak pernah diambil alih. Pelanggan institusional Coinbase juga tidak terdampak langsung dari pelanggaran ini.
Insiden ini terjadi saat Coinbase baru saja mengumumkan akuisisi besar terhadap Deribit senilai 2,9 miliar dolar dan resmi masuk dalam indeks saham S&P 500. Kejadian ini menjadi tantangan keamanan yang signifikan di tengah momentum positif bagi Coinbase dan bagaimana industri kripto mulai mendapatkan kepercayaan lebih dari publik dan regulator.
Di sisi kebijakan, Presiden Trump mendukung legislasi kripto yang tengah dibahas oleh pemerintah, termasuk regulasi stablecoin yang diharapkan disahkan segera. Hal ini menandai era baru pengaturan dan penerimaan kripto di Amerika Serikat, di mana keamanan dan perlindungan data pelanggan menjadi aspek utama yang harus dijaga.