
Adam Bujak, CEO dan cofounder KYP.ai, membagikan pengalamannya selama dua dekade di dunia teknologi tentang siklus inovasi yang biasanya diikuti oleh ekspektasi tinggi dan akhirnya kekecewaan. Contohnya adalah robotic process automation (RPA) yang awalnya dijanjikan memberikan ROI cepat, namun kenyataannya banyak kegagalan yang membuat perusahaan skeptis.
Kini, agentic AI muncul sebagai teknologi yang menjanjikan automasi cerdas dengan agen yang bisa mengambil keputusan kompleks secara mandiri. Namun, kekhawatiran kembali muncul tentang bagaimana memastikan investasi ini berhasil dan tidak menjadi kesalahan yang sama seperti masa lalu.
Dari hasil diskusi dengan banyak pihak, ditemukan bahwa sebagian besar perusahaan ingin memperbaiki proses bisnis sebagai alasan utama investasi, tapi mereka juga waspada dan meragukan pembenaran biaya dari proyek automasi. Tiga hambatan utama adalah tidak jelasnya ROI, kebingungan dalam kepemilikan proyek internal, dan kurangnya dukungan dari pimpinan tingkat atas.
Adam Bujak mengusulkan tes kesiapan agentic AI yang berfokus pada tiga pertanyaan penting: kemampuan memetakan proses bisnis dengan lengkap, menyediakan konteks dan data terbaru untuk AI, serta pengukuran dampak dari perbaikan proses sebelumnya. Tanpa memenuhi ini, penerapan agentic AI ini akan menjadi tebak-tebakan yang mahal dan berpotensi mengganggu operasi.
Kesimpulannya, untuk meraih sukses dari agentic AI, perusahaan perlu menggabungkan wawasan praktisi dengan keputusan strategis dari pimpinan tingkat atas, menuntut metodologi berbasis bukti, kepemimpinan kuat, dan kesiapan data yang matang agar AI dapat memberikan hasil yang dapat diandalkan dan bersaing di pasar.