
Pemerintahan Trump membentuk sebuah koalisi internasional yang terdiri dari beberapa negara penting, seperti Israel, Singapura, Australia, Jepang, dan Korea Selatan. Tujuan utama dari pembentukan koalisi ini adalah untuk menghadapi dominasi China dalam sektor mineral kritis serta teknologi canggih seperti kecerdasan buatan dan komputasi kuantum.
Koalisi ini diluncurkan melalui penandatanganan Deklarasi Pax Silica yang menjadi dasar kerja sama dalam riset, manufaktur, dan pembangunan infrastruktur. Hal ini dilakukan agar negara-negara anggota bisa bersama-sama menguatkan posisi mereka dan menyaingi pengaruh China, khususnya dalam menghadapi proyek besar Belt and Road.
Jacob Helberg, Wakil Menteri Bidang Ekonomi AS, menegaskan bahwa koalisi ini adalah strategi industri baru yang menjadi dasar keamanan ekonomi global. Melalui penyelarasan kebijakan seperti kontrol ekspor dan penyaringan investasi asing, mereka ingin mencegah China menguasai aset strategis seperti pelabuhan dan koridor logistik.
Deklarasi ini juga menjadi awal dari KTT Pax Silica yang melibatkan pejabat dari Uni Eropa, Kanada, Belanda, dan Uni Emirat Arab. Dalam KTT ini, para peserta membahas kerja sama di bidang manufaktur canggih, pemurnian mineral, dan sistem logistik yang menjadi tulang punggung ekonomi masa depan.
Ke depan, koalisi ini berencana memperluas jaringannya dengan mengajak lebih banyak sekutu yang memiliki sumber daya mineral dan kemampuan teknologi untuk memperkuat posisi bersama. Dampaknya diharapkan dapat menyeimbangkan persaingan teknologi dan ekonomi dengan China yang selama ini mendominasi banyak sektor penting.