Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Teknologi

Memperkuat Pengawasan Keuangan dalam Transaksi Triliun Rupiah di Indonesia

Share

Cerita ini mengulas tantangan besar dalam pengawasan keuangan di Indonesia, terutama terkait aliran dana triliunan rupiah dan proyek infrastruktur yang gagal. Dengan mengidentifikasi akar masalah dan mendorong transparansi, langkah-langkah solusi diharapkan dapat mencegah kerugian dan meningkatkan stabilitas ekonomi nasional.

12 Des 2025, 20.00 WIB

Kontroversi Keputusan Trump Izinkan Ekspor Chip AI Nvidia H200 ke China

Kontroversi Keputusan Trump Izinkan Ekspor Chip AI Nvidia H200 ke China
Presiden AS Donald Trump memutuskan membuka kembali akses ekspor chip kecerdasan buatan Nvidia H200 ke China setelah sebelumnya melarangnya. Keputusan ini memicu kekhawatiran besar dari berbagai pihak, terutama mengenai risiko keamanan nasional. Kongres AS, khususnya Senator Elizabeth Warren, menanggapi keras kebijakan ini dan memanggil CEO Nvidia Jensen Huang serta Menteri Perdagangan Howard Lutnick untuk memberikan kesaksian. Warren menyoroti potensi tindakan Trump yang dianggap bisa membungkam Kementerian Kehakiman AS yang baru mengungkapkan operasi penyelundupan chip AI ke China. Juru bicara Gedung Putih menjelaskan bahwa ada perbedaan jelas antara chip yang diselundupkan secara ilegal dan chip yang diekspor secara resmi setelah melewati proses inspeksi keamanan dan dengan penerima pengguna akhir yang diawasi. Nvidia menegaskan bahwa semua penjualan chip H200 tetap memerlukan lisensi dari pemerintah AS dan menyatakan bahwa pangsa ekspor chip ke China sangat kecil dibandingkan dengan jumlah chip yang mereka jual ke pelanggan AS lainnya. Namun, kelompok garis keras penentang China dan anggota partai Demokrat tetap khawatir bahwa teknologi chip ini bisa disalahgunakan oleh Beijing untuk memperkuat kekuatan militernya, sehingga memicu debat sengit tentang hubungan teknologi dan keamanan antara AS dan China.
12 Des 2025, 11.30 WIB

Industri AI India Tumbuh Pesat dengan Investasi Teknologi Raksasa Global

Industri AI India Tumbuh Pesat dengan Investasi Teknologi Raksasa Global
India kini menjadi tujuan utama bagi perusahaan teknologi besar untuk menginvestasikan dana besar dalam bidang kecerdasan buatan (AI). Dalam 24 jam, perusahaan seperti Microsoft dan Amazon berkomitmen menggelontorkan total lebih dari 50 miliar US$ untuk memperkuat infrastruktur dan sumber daya AI di negara ini. Microsoft mengumumkan investasi sebesar 17,5 miliar US$ yang akan digunakan selama empat tahun untuk memperluas infrastruktur besar dan menanamkan kecerdasan buatan dalam berbagai platform nasional serta mempersiapkan tenaga kerja yang siap menghadapi teknologi AI. Sementara itu Amazon menyatakan akan menanamkan lebih dari 35 miliar US$ tambahan setelah sebelumnya mengucurkan dana sebesar 40 miliar US$. Intel juga ikut berpartisipasi dengan janji memproduksi chip di India untuk mendukung pengembangan teknologi lokal. Selain perusahaan dengan investasi besar, OpenAI, Google, dan Perplexity memberikan akses perangkat AI secara gratis kepada jutaan masyarakat India. Google juga mempersiapkan investasi sebesar 15 miliar US$ untuk membangun pusat data AI baru di bagian selatan India. Menurut para ahli, India memiliki keunggulan besar seperti biaya listrik yang lebih rendah, kapasitas energi terbarukan yang terus meningkat, dan pasar digital yang sangat besar. Semua faktor ini membuat negara ini bukan hanya pasar besar tetapi juga pusat inovasi dan pengembangan AI utama di Asia Pasifik.
12 Des 2025, 11.10 WIB

Meta Pangkas Anggaran Metaverse 30% dan Fokus Besar ke Kecerdasan Buatan

Meta Pangkas Anggaran Metaverse 30% dan Fokus Besar ke Kecerdasan Buatan
Meta, perusahaan induk Facebook, telah mengembangkan proyek ambisius bernama Metaverse sejak 2020 yang menghabiskan dana lebih dari 60 miliar dolar AS. Proyek ini bertujuan menciptakan dunia virtual yang menghubungkan pengguna dan memperluas pasar produk teknologi mereka. Namun, laporan terbaru menyebutkan bahwa Meta akan memangkas anggaran proyek Metaverse sebesar 30% untuk anggaran tahun 2026. Pemotongan dana ini juga kemungkinan akan berdampak pada pengurangan karyawan di unit Reality Labs, yang juga mengembangkan perangkat seperti headset mixed-reality Quest dan kacamata augmented reality. Pemangkasan anggaran proyek Metaverse ini terjadi di waktu yang sama saat Meta memfokuskan perhatiannya pada pengembangan kecerdasan buatan (AI). Perusahaan ini menganggarkan hingga 400 miliar dolar AS untuk AI sepanjang tahun 2025, terutama melalui divisi Superintelligence Labs. Mark Zuckerberg, CEO Meta, terlibat langsung dalam pengembangan proyek AI, termasuk mengakuisisi talenta-talenta terbaik melalui tawaran gaji yang sangat menggiurkan kepada para ahli dan startup di bidang kecerdasan buatan. Pemangkasan anggaran Metaverse dan fokus besar pada AI menunjukkan pergeseran strategi Meta dalam menghadapi tantangan pasar dan persaingan teknologi yang semakin ketat, terutama saat model AI baru seperti Llama 4 belum mendapat sambutan optimal.
11 Des 2025, 21.10 WIB

Waspada SMS Blaster: Modus Penipuan Online yang Raup Miliaran Rupiah

Waspada SMS Blaster: Modus Penipuan Online yang Raup Miliaran Rupiah
Penipuan melalui SMS dengan menggunakan perangkat SMS Blaster semakin sering terjadi di berbagai negara termasuk Asia, Eropa, dan Amerika Selatan. SMS Blaster sendiri adalah alat yang mampu mengirim ribuan SMS palsu secara massal dan menipu sistem keamanan yang digunakan di jaringan komunikasi. Perangkat ini dulunya mahal, tapi kini bisa dibeli dengan harga seperti sebuah laptop di situs gelap yang sangat mudah diakses. Akibat dari penipuan ini, korban bisa kehilangan uang dalam jumlah sangat besar dalam waktu beberapa menit saja. Misalnya, ada korban yang kehilangan 2.000 poundsterling atau sekitar Rp44,5 juta dalam waktu singkat. Kejahatan ini tidak hanya menyasar masyarakat umum, tetapi juga karyawan dan jaringan perusahaan, karena lewat smishing penipu bisa mendapatkan kredensial penting di perusahaan yang akhirnya disalahgunakan. Menurut laporan Aliansi Anti Penipuan Global, penipuan online telah menyita uang sebesar USRp 7.27 quadriliun ($442 miliar) atau sekitar Rp7.374 triliun sepanjang tahun lalu. Penipuan lewat SMS yang dikenal dengan smishing berada di peringkat kedua paling banyak dibandingkan penipuan lewat email. Meskipun penggunaan aplikasi pesan singkat sudah umum, SMS tetap penting karena digunakan untuk proses verifikasi, seperti pengiriman password satu kali dan otentikasi dua faktor. Beberapa operator di Asia Pasifik telah mencoba memblokir tautan di SMS untuk mengurangi upaya smishing. Di Inggris, Ofcom mengusulkan aturan yang mewajibkan operator seluler untuk lebih aktif memblokir SMS penipuan, seperti memblokir nama pengirim palsu dan membatasi penggunaan SIM prabayar. Namun, perlindungan ini masih terbatas terutama untuk pesan yang dikirim secara massal. Teknologi baru seperti Rich Communication Services (RCS) yang menawarkan enkripsi dan otentikasi lebih baik bisa menjadi langkah maju dalam mengatasi SMS palsu. Penghentian jaringan 2G dan 3G juga membantu memperkecil celah serangan. Selain itu, industri harus bekerja sama dengan pemerintah dan penegak hukum agar pelaku penipuan SMS Blaster bisa diberantas dengan efektif. Masyarakat juga disarankan untuk berhati-hati saat menerima SMS dari nomor tak dikenal dan tidak sembarangan memberikan informasi pribadi.

Baca Juga

  • AS Atur Ulang Strategi Pertahanan Berbasis Teknologi di Tengah Ketegangan Global

  • Bocoran Data Besar Ungkap Kerentanan Keamanan Siber yang Meluas

  • Pembaruan Keamanan Kritis pada Sistem Operasi Mobile oleh Apple dan Samsung

  • Memperkuat Pengawasan Keuangan dalam Transaksi Triliun Rupiah di Indonesia

  • Menjembatani IT Warisan dan AI Hyperscale: Mengatasi Tantangan Kedaulatan Data