Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Pomodo
TwitterInstagram
Tentang
TeknologiKecerdasan BuatanKendaraan Listrik dan BateraiKeamanan SiberPengembangan SoftwareGadgets dan WearablePermainan Console, PC, Mobile dan VRRobotika
BisnisEkonomi MakroStartup dan KewirausahaanManajemen dan Strategi BisnisMarketing
SainsFisika dan KimiaMatematikaNeurosains and PsikologiKesehatan dan Obat-obatanIklim dan LingkunganAstronomi dan Penjelajahan Luar Angkasa
FinansialMata Uang KriptoInvestasi dan Pasar ModalPerencanaan KeuanganPerbankan dan Layanan KeuanganKebijakan Fiskal
Stories
Sains

Pengumuman Mengejutkan Bill Gates tentang Indonesia dan Indikator Kiamat

Share

Bill Gates telah membuat beberapa pernyataan mengejutkan mengenai Indonesia dan menunjukkan tanda-tanda kiamat yang mungkin mendekat. Berbagai pengumuman ini menimbulkan kekhawatiran dan rasa ingin tahu publik tentang niat dan rencana Gates di Indonesia terkait isu-isu global yang mendesak.

13 Mei 2025 pukul 18.30 WIB

Matahari dan Ancaman Perubahan Iklim: Kapan Kehidupan di Bumi Berakhir?

Matahari dan Ancaman Perubahan Iklim: Kapan Kehidupan di Bumi Berakhir?
Para ilmuwan dari Universitas Toho di Jepang memperkirakan bahwa matahari akan menghancurkan semua bentuk kehidupan di Bumi sekitar lima miliar tahun yang akan datang. Mereka menjelaskan bahwa ketika matahari kehabisan bahan bakar hidrogennya, ia akan mengembang menjadi raksasa merah dan menelan planet-planet terdekat termasuk Bumi. Namun, bumi sudah diperkirakan tidak mampu mendukung kehidupan bahkan jauh sebelum kejadian itu, yaitu sekitar satu miliar tahun dari sekarang. Kondisi panas yang ekstrem dan radiasi dari matahari akan membuat kehidupan di Bumi menjadi tidak mungkin bertahan dengan panas yang mematikan dan lontaran massa koronal. Suar matahari yang telah terjadi di masa kini sudah terbukti mampu mengganggu komunikasi satelit, sistem GPS, dan radio di Bumi. Meski demikian, manusia tidak langsung terluka karena atmosfer planet ini, meskipun hal ini dapat berubah tergantung aktivitas matahari dan perubahan iklim dalam jutaan tahun yang akan datang. Para ahli berharap manusia tidak akan punah karena teknologi bisa saja berkembang sehingga kita dapat menyebar ke planet lain, dengan Mars sebagai salah satu target utama untuk dijajah di masa depan. Namun, ancaman yang lebih nyata dan mendesak adalah perubahan iklim yang sedang berlangsung di Bumi saat ini. Perubahan iklim dapat menyebabkan bencana alam yang lebih sering, kerusakan tanaman, serta pola cuaca yang kacau. Organisasi Kesehatan Dunia bahkan memperkirakan dampak buruk dari perubahan iklim bisa mulai terlihat sejak tahun 2030, dengan peningkatan kematian lebih dari 250.000 akibat penyakit yang dipicu kondisi tersebut.
11 Mei 2025 pukul 16.45 WIB

Bill Gates Jelajahi Kuliner Singapura dan Luncurkan Rencana Vaksin TBC di Indonesia

Bill Gates Jelajahi Kuliner Singapura dan Luncurkan Rencana Vaksin TBC di Indonesia
Bill Gates, pendiri Microsoft dan tokoh filantropis terkenal, baru-baru ini terlihat menikmati berbagai makanan khas di Singapura, seperti nasi ayam, sate, dan durian. Ia mencoba berbagai hidangan di Newton Food Centre bersama rombongan kecil dan kru film yang mendokumentasikan kunjungannya. Meskipun Gates mencoba durian, buah yang terkenal dengan aroma khasnya, dia tidak terlalu terkesan dengan rasanya. Video kegiatan tersebut juga sempat diunggah oleh pengguna media sosial yang berada di lokasi. Selain mencoba kuliner, Gates juga diwawancarai selama berada di pusat jajanan tersebut. Kunjungan Gates ke Singapura dilakukan dalam rangka menghadiri Philanthropy Asia Summit 2025. Pada acara ini, Gates mengumumkan rencana pembukaan kantor baru yayasan amalnya, The Gates Foundation, di Singapura dan bertemu sejumlah pelaku politik penting seperti Perdana Menteri Lawrence Wong, Presiden Tharman Shanmugaratnam, serta Menteri Senior Lee Hsien Loong. Setelah di Singapura, Bill Gates juga melakukan kunjungan ke Indonesia. Di sana, ia bertemu langsung dengan Presiden Prabowo Subianto. Pertemuan tersebut menjadi kesempatan untuk mengumumkan rencana uji coba vaksin TBC yang akan dilaksanakan melalui The Gates Foundation sebagai bagian dari usaha pengentasan penyakit menular di Indonesia. Secara keseluruhan, kunjungan Bill Gates ke kawasan Asia Tenggara ini menunjukkan komitmennya dalam bidang filantropi, khususnya dalam pengembangan kesehatan global dan kerja sama regional. Selain aktivitas resmi, kunjungan ini juga menampilkan sisi personal Gates yang mencoba mengenal budaya lokal lewat makanan khas Singapura.
11 Mei 2025 pukul 07.00 WIB

Bill Gates Umumkan Penutupan The Gates Foundation dan Rencana Donasi Besar hingga 2045

Bill Gates Umumkan Penutupan The Gates Foundation dan Rencana Donasi Besar hingga 2045
Bill Gates, pendiri The Gates Foundation, baru saja mengunjungi Indonesia dan bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto untuk membahas rencana uji coba vaksin TBC di tanah air. Berita ini menjadi penting karena yayasannya selama ini dikenal dengan pekerjaan sosialnya yang luas di seluruh dunia. Namun, dalam pengumuman terbaru melalui blog pribadinya, Bill Gates mengejutkan publik dengan menyatakan akan menutup The Gates Foundation secara permanen pada akhir tahun 2025, jauh lebih cepat dari rencana awalnya yang meyakini yayasan akan tutup beberapa dekade setelah ia meninggal dunia. Bill Gates menyampaikan bahwa ia ingin memberikan hampir seluruh kekayaannya, sebesar lebih dari USRp 3.29 quadriliun ($200 miliar) dalam dua dekade ke depan, untuk terus mendukung tujuan sosial yayasan. Hal ini berarti jumlah donasi yayasan akan meningkat dua kali lipat dari sebelumnya. Keputusan ini diambil berdasarkan refleksi pribadi Gates setelah yayasannya berusia 25 tahun, dan usianya yang mendekati 70 tahun. Meski banyak orang memilih pensiun, Gates merasa energik dan ingin meneruskan perjuangan sosialnya selama masih mampu. Ia menegaskan visi utama yayasan adalah memberikan kesempatan bagi setiap manusia untuk hidup sehat dan produktif tanpa terhambat oleh kondisi lahir mereka. Bill Gates optimis dengan strategi barunya, masa depan yayasan akan membawa dunia lebih dekat ke tujuan tersebut.
09 Mei 2025 pukul 12.55 WIB

Bill Gates Umumkan Penutupan The Gates Foundation dan Rencana Donasi Besar

Bill Gates Umumkan Penutupan The Gates Foundation dan Rencana Donasi Besar
Bill Gates baru saja mengunjungi Indonesia dan bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto. Dalam kunjungan ini, Gates juga mengumumkan rencana uji coba vaksin TBC melalui yayasannya, The Gates Foundation. Dalam blog pribadinya, Gates menyatakan bahwa yayasannya akan ditutup secara permanen pada akhir tahun 2045, berbeda dari rencana awal yang mengharapkan yayasan tetap berjalan beberapa dekade setelah kematiannya. Bill Gates juga berencana untuk menyumbangkan hampir semua kekayaannya melalui yayasan tersebut dalam 20 tahun ke depan, dengan target donasi mencapai lebih dari USRp 3.29 quadriliun ($200 miliar) , jauh lebih banyak dibandingkan sebelumnya. Keputusan ini muncul setelah refleksi seiring perayaan ulang tahun ke-25 yayasan, umur Microsoft yang mendekati 50 tahun, dan usia Gates yang hampir 70 tahun. Ia ingin mempercepat dampak yayasan dan memberikan kepastian pada mitra kerjanya. Gates menegaskan yayasannya tetap berfokus membantu meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan manusia secara global dengan memberikan kesempatan yang sama bagi semua orang, terlepas dari kondisi lahir mereka.
08 Mei 2025 pukul 19.55 WIB

Rahasia Tanah Hitam Amazon yang Diciptakan Manusia Purba untuk Mitigasi Iklim

Rahasia Tanah Hitam Amazon yang Diciptakan Manusia Purba untuk Mitigasi Iklim
Di dalam hutan hujan Amazon, terdapat area tanah berwarna hitam yang sangat subur, berbeda dengan tanah biasa yang miskin nutrisi. Tanah hitam ini telah menopang kehidupan penduduk asli sejak zaman purba dan masih digunakan hingga saat ini. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa tanah hitam tersebut bukanlah hasil fenomena alami, melainkan sengaja 'dibuat' oleh manusia purba melalui penumpukan limbah organik dan modifikasi tanah secara terstruktur. Penduduk Kuikuro di Amazon modern masih melestarikan tradisi membuat tanah hitam dengan cara mengumpulkan limbah organik dari aktivitas sehari-hari untuk kemudian diurai menjadi tanah subur, yang disebut 'eegepe'. Perbandingan sampel tanah hitam dari situs-situs purbakala berumur ribuan tahun dan perkampungan modern menunjukkan pola persebaran dan kandungan mineral yang sangat mirip, menguatkan bukti bahwa manusia purba melakukan modifikasi tanah ini secara sistematis. Penemuan ini menawarkan strategi adaptasi penting bagi dunia modern, yaitu menyimpan karbon dalam tanah untuk membantu mitigasi perubahan iklim global sambil menjaga kesuburan lahan pertanian.

Baca Juga

  • Penemuan Arkeologi Baru Mencerahkan Evolusi Manusia

  • Pengumuman Mengejutkan Bill Gates tentang Indonesia dan Indikator Kiamat

  • Teknologi Nuklir Generasi Selanjutnya Maju di AS, Kanada, dan China

  • Perkembangan Teknologi Militer dan Luar Angkasa China

  • Inisiatif Kesehatan Bill Gates di Indonesia