Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Pomodo
TwitterInstagram
Tentang
TeknologiKecerdasan BuatanKendaraan Listrik dan BateraiKeamanan SiberPengembangan SoftwareGadgets dan WearablePermainan Console, PC, Mobile dan VRRobotika
BisnisEkonomi MakroStartup dan KewirausahaanManajemen dan Strategi BisnisMarketing
SainsFisika dan KimiaMatematikaNeurosains and PsikologiKesehatan dan Obat-obatanIklim dan LingkunganAstronomi dan Penjelajahan Luar Angkasa
FinansialMata Uang KriptoInvestasi dan Pasar ModalPerencanaan KeuanganPerbankan dan Layanan KeuanganKebijakan Fiskal
Stories
Sains

Penemuan Arkeologi Terbaru Menyingkap Peradaban Kuno

Share

Berbagai penemuan arkeologi terbaru memberikan wawasan mendalam tentang kehidupan dan budaya peradaban kuno. Temuan seperti kerangka abad pertengahan di Swedia, figur miniatur ebony di Israel, dan situs pemakaman 4.000 tahun di semenanjung Tangier mengungkapkan aspek penting dari sejarah manusia.

22 Mei 2025, 07.00 WIB

Pentingnya Wol dalam Munculnya Penyakit Kutu Tubuh Ribuan Tahun Lalu

Pentingnya Wol dalam Munculnya Penyakit Kutu Tubuh Ribuan Tahun Lalu
Penyakit louse-borne relapsing fever (LBRF) adalah infeksi serius yang disebabkan oleh bakteri Borrelia recurrentis, yang ditularkan melalui kutu tubuh. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa bakteri ini mulai muncul sekitar 5.000 tahun yang lalu, bertepatan dengan awal manusia menggunakan wol sebagai bahan pakaian. Wol menjadi tempat ideal bagi kutu tubuh untuk bertelur dan berkembang biak. Kutu tubuh ini kemudian menjadi pembawa bakteri Borrelia recurrentis yang menyebabkan demam berulang. Penemuan ini didukung oleh penelitian genom kuno dari tulang manusia di Inggris dan Norwegia. Penelitian menunjukkan bahwa penyakit ini dulu lebih umum di wilayah seperti Yunani kuno dan Eropa abad pertengahan, namun sekarang penyakit ini terutama ditemukan di beberapa negara Afrika, khususnya di Ethiopia, Somalia, dan Sudan, serta di wilayah yang mengalami kemiskinan dan konflik. Bakteri Borrelia recurrentis berbeda dari kerabat terdekatnya, Borrelia duttonii, yang ditularkan oleh kutu dan bukan kutu tubuh. Divergensi dua spesies ini terjadi sekitar 4.000 hingga 6.000 tahun yang lalu, menyamai periode meningkatnya penggunaan produk hewani manusia seperti wol dan susu. Dengan kemajuan pengobatan saat ini, infeksi Borrelia recurrentis dapat disembuhkan menggunakan antibiotik. Namun, tanpa pengobatan yang tepat, penyakit ini dapat menyebabkan kematian yang cukup tinggi, mencapai 10 sampai 40 persen dari kasus yang tidak tertangani.
19 Mei 2025, 00.18 WIB

Membongkar Perawatan Disabilitas pada Pria Abad Pertengahan di Swedia

Membongkar Perawatan Disabilitas pada Pria Abad Pertengahan di Swedia
Penelitian ini mengkaji sisa-sisa seorang pria yang hidup dengan disabilitas di Abad Pertengahan di Swedia. Melalui tulang dan bukti arkeologis, para ilmuwan dari LUND University menggunakan teknologi canggih untuk mempelajari cedera serius yang dialami pria tersebut. Pria yang disebut sebagai individu 2399 mengalami patah tulang parah di lutut yang menyebabkan disabilitas permanen. Cedera ini kemungkinan terjadi akibat terseret atau terkena tendangan dari kuda, atau benda berat seperti batu. Meskipun hidup dengan disabilitas, pria ini memiliki status sosial tinggi dan oleh karena itu mendapatkan perawatan medis yang baik pada masanya. Perawatan tersebut termasuk pengobatan dengan salep, opium, dan perawatan luka yang rutin untuk mengurangi infeksi. Kuburannya yang terletak dekat gereja menunjukkan posisinya yang istimewa dalam masyarakat. Hal ini penting karena perawatan bagi penyandang disabilitas pada masa itu sering kali dipengaruhi oleh pandangan agama dan sosial yang kompleks. Studi ini memberikan wawasan penting mengenai bagaimana identitas dan disabilitas berinteraksi di masa lalu, serta menunjukkan bahwa analisis tulang dan bukti arkeologis dapat mengungkap fakta yang tidak tertulis dalam dokumen sejarah.
18 Mei 2025, 00.32 WIB

Penemuan Figurine Hitam di Tel Malhata Ungkap Komunitas Kristen Ethiopia di Negev

Penemuan Figurine Hitam di Tel Malhata Ungkap Komunitas Kristen Ethiopia di Negev
Para arkeolog melakukan penggalian penyelamatan di Tel Malhata, sebuah pemukiman di padang gurun Negev, Israel, antara Juli 2016 hingga Mei 2017, dan menemukan dua figurine hitam yang unik di dua makam dari total 155 makam yang ada. Figurine tersebut terbuat dari kayu ebony, yang merupakan kayu hitam langka dari pohon Diospyros ebenum yang tumbuh di Sri Lanka dan India Selatan. Penemuan ini menunjukkan adanya jejak perdagangan yang menghubungkan wilayah tersebut dengan Asia Selatan. Dua makam yang ditemukan diduga milik satu keluarga, berisi figurine lelaki dan perempuan yang dibuat dari kayu ebony dan tulang, serta sisa-sisa seorang wanita muda berusia antara 20-30 tahun dan seorang anak laki-laki berusia 6-8 tahun. Lubang di figurine mengindikasikan bahwa benda-benda tersebut kemungkinan dipakai sebagai liontin atau kalung, yang menandakan nilai sentimental dan kultural dalam komunitas tersebut. Penemuan ini dianggap ekstrim dan menarik oleh para peneliti karena merupakan figurine hitam pertama yang ditemukan di Israel yang terkait dengan komunitas Kristen. Posisi tubuh jenazah yang menghadap timur-barat juga menguatkan dugaan keberadaan komunitas Kristen awal di area itu, termasuk satu keluarga yang mungkin berasal dari etnis Ethiopia yang telah memeluk agama Kristen pada abad keenam dan ketujuh Masehi. Kayu ebony yang digunakan dan ditemukan di Tel Malhata tidak tumbuh di wilayah tersebut, melainkan berasal dari wilayah Asia Selatan. Ini menunjukkan adanya jalur perdagangan yang luas dimana kayu tersebut diangkut melalui jalur laut hingga ke Mesir atau Afrika Timur, kemudian diangkut melalui jalur darat melewati Negev. Penemuan ini memberi wawasan tentang bagaimana barang mewah dan budaya melintasi wilayah dan bertukar antar komunitas pada masa itu. Para peneliti masih mengalami kesulitan dalam memastikan asal-usul pasti atau hubungan keluarga antara mayat dan figurine, serta apakah figurine tersebut dibuat di Afrika atau Israel. Namun, hasil studi ini membuka kemungkinan bahwa komunitas Ethiopia Kristen telah hidup di lokasi tersebut, menjadi bagian dari jaringan perdagangan dan budaya yang luas pada masa Byzantium, serta menjaga tradisi leluhur mereka meski sudah memeluk agama Kristen.
17 Mei 2025, 17.54 WIB

Penemuan Baru Ungkap Peran Penting Semenanjung Tangier di Jalur Budaya Afrika-Eropa

Penemuan Baru Ungkap Peran Penting Semenanjung Tangier di Jalur Budaya Afrika-Eropa
Penelitian arkeologi terbaru di Semenanjung Tangier, Maroko, mengisi kekosongan penelitian tentang peran penting wilayah ini sebagai penghubung antara Afrika dan Eropa melalui Selat Gibraltar. Hasil penelitian mengungkap sejumlah situs arkeologi yang menunjukkan hubungan budaya dan ritual sejak Zaman Batu Akhir. Para arkeolog menemukan beragam jenis makam dan situs seni batu yang memiliki kemiripan dengan pola-pola seni batu di Iberia dan Sahara. Monumen batu berdiri yang ditemukan dianggap bukan hanya sebagai penanda wilayah, tetapi juga sebagai tempat pelaksanaan ritual yang penting. Penemuan makam cist yang telah mendapatkan tanggal radiokarbon pertama di Afrika barat laut dan settlement pertanian yang memperlihatkan domestikasi tanaman dan hewan merupakan bukti tentang kehidupan masyarakat kuno yang kompleks di wilayah ini. Penelitian ini juga mengkritik bias kolonial yang selama ini mempengaruhi cara pandang terhadap sejarah arkeologi Afrika Utara, terutama terkait lanskap pemakaman dan ritual yang kurang mendapat perhatian, padahal kawasan ini adalah titik persilangan budaya yang signifikan. Temuan terbaru ini membuka babak baru dalam studi arkeologi Afrika Utara dengan menekankan pentingnya interkoneksi antara situs arkeologi sebagai bagian dari jaringan simbolik dan ritual trans-regional yang menghubungkan Afrika, Mediterania, dan Atlantik.

Baca Juga

  • Inovasi dalam Teknologi Propulsi Drone dan Kapal Selam Meningkatkan Efisiensi

  • Integrasi AI dalam Operasi Kesehatan Meningkatkan Efisiensi dan Perawatan Pasien

  • Inovasi dalam Teknologi Penangkapan Karbon dan Pendeteksian Lingkungan

  • Penemuan Arkeologi Terbaru Menyingkap Peradaban Kuno

  • Kemajuan Terkini dalam Farmasi dan AI untuk Pengembangan Obat