Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Pomodo
TwitterInstagram
Tentang
TeknologiKecerdasan BuatanKendaraan Listrik dan BateraiKeamanan SiberPengembangan SoftwareGadgets dan WearablePermainan Console, PC, Mobile dan VRRobotika
BisnisEkonomi MakroStartup dan KewirausahaanManajemen dan Strategi BisnisMarketing
SainsFisika dan KimiaMatematikaNeurosains and PsikologiKesehatan dan Obat-obatanIklim dan LingkunganAstronomi dan Penjelajahan Luar Angkasa
FinansialMata Uang KriptoInvestasi dan Pasar ModalPerencanaan KeuanganPerbankan dan Layanan KeuanganKebijakan Fiskal
Stories
Sains

Kemajuan Terkini dalam Farmasi dan AI untuk Pengembangan Obat

Share

Industri farmasi mengalami perkembangan signifikan dengan integrasi kecerdasan buatan untuk mempercepat pengembangan obat kanker dan memanfaatkan data genetika guna inovasi medis. Investasi besar dilakukan oleh perusahaan seperti Regeneron dan Pathos AI untuk mendukung penelitian dan pengembangan ini.

23 Mei 2025, 18.00 WIB

Qamzova, Obat Suntik China yang Kurangi Ketergantungan Opioid Pasca Operasi

Qamzova, Obat Suntik China yang Kurangi Ketergantungan Opioid Pasca Operasi
Qamzova adalah obat penghilang rasa sakit non-steroid yang baru dikembangkan di China dan sudah disetujui oleh FDA Amerika Serikat. Obat ini dirancang untuk memberikan pereda nyeri selama 24 jam dengan satu suntikan saja, sehingga memudahkan pasien dalam mengontrol rasa sakit mereka. Obat ini sangat penting karena dapat mengurangi penggunaan opioid, obat yang kerap menimbulkan ketergantungan dan risiko overdosis. Dengan demikian, Qamzova membantu menurunkan bahaya yang ditimbulkan oleh obat opioid seperti fentanyl yang telah menyebabkan banyak kematian di AS. Dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi Delova di Nanjing, Qamzova mengandung konsentrasi tinggi meloxicam, yang merupakan obat anti-inflamasi non-steroid yang sudah dikenal luas. Dengan kandungan ini, Qamzova membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan secara efektif. Sino Biopharmaceutical yang memiliki hak dagang obat ini mengatakan bahwa uji klinis menunjukkan Qamzova ampuh mengurangi ketergantungan opioid setelah operasi. Ini adalah terobosan baru dalam dunia farmasi China sekaligus menandai kemajuan mereka dalam inovasi medis. Dengan kehadiran Qamzova, tenaga medis kini memiliki pilihan pereda nyeri yang lebih aman dan efektif. Ini sangat penting untuk membantu pasien pulih lebih baik sambil mengurangi risiko ketergantungan obat yang dapat mengancam jiwa.
21 Mei 2025, 14.19 WIB

Terapi Radiasi Dosis Tinggi Bisa Memicu Pertumbuhan Tumor Kanker Jauh

Terapi Radiasi Dosis Tinggi Bisa Memicu Pertumbuhan Tumor Kanker Jauh
Terapi radiasi selama ini menjadi langkah penting dalam menghancurkan sel kanker secara lokal. Namun, penelitian terbaru dari University of Chicago menunjukkan bahwa penggunaan dosis tinggi terapi radiasi dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan, yaitu pertumbuhan tumor kanker pada area yang jauh dari lokasi radiasi. Penelitian ini dipimpin oleh Yang Kaiting, seorang biokimiawan kelahiran China yang kini menjadi profesor di South China University of Technology. Timnya menemukan bahwa tumor metastasis dapat tumbuh lebih agresif meskipun area tersebut tidak terpapar langsung oleh radiasi. Penemuan tersebut sangat penting karena selama ini terapi radiasi dianggap sebagai solusi utama dan aman untuk mengendalikan kanker lokal. Temuan ini menunjukkan bahwa terapi radiasi juga bisa menjadi pedang bermata dua yang meningkatkan risiko perkembangan kanker di bagian tubuh lain. Penggunaan terapi radiasi yang dikombinasikan dengan pembedahan dan kemoterapi memang efektif, tapi kini perlu ada perhatian lebih untuk mengurangi efek samping yang tidak terduga yakni pertumbuhan tumor metastasis. Dengan pemahaman baru ini, para ilmuwan dan dokter dapat mengembangkan cara pengobatan kanker yang lebih efektif dan aman, menjaga agar radiasi tidak justru menjadi pemicu penyebaran kanker.
21 Mei 2025, 07.00 WIB

Bahaya Studi Kesehatan Formulaik Berbasis Data Publik dan AI

Bahaya Studi Kesehatan Formulaik Berbasis Data Publik dan AI
Ada peningkatan besar jumlah publikasi ilmiah yang menggunakan data kesehatan terbuka dari NHANES di AS. Data ini mudah diolah menggunakan alat kecerdasan buatan, yang mendorong para peneliti membuat studi dengan pola yang sangat mirip dan sederhana. Masalahnya adalah banyak penelitian hanya mengaitkan satu faktor, seperti kadar vitamin D atau kualitas tidur, dengan penyakit kompleks seperti depresi atau penyakit jantung. Mereka mengabaikan fakta bahwa penyakit tersebut punya banyak faktor penyebab. Para peneliti menemukan bahwa beberapa studi ini juga melakukan cherry-picking data, yaitu memilih data yang hanya mendukung hasil yang diinginkan sementara data lain diabaikan. Ini membuat hasil studi menjadi kurang dapat dipercaya secara statistik. Para ahli menduga bahwa sebagian studi ini bahkan mungkin dibuat dengan bantuan teknologi AI seperti large language models, yang membantu mempercepat pembuatan studi formulaik tanpa analisis mendalam. Karena potensi kerugian akibat informasi kesehatan yang menyesatkan ini, para ilmuwan menyerukan pentingnya evaluasi sistematis agar dapat menilai dan mengatasi masalah tersebut dalam publikasi kesehatan.
20 Mei 2025, 07.00 WIB

Vaksin mRNA Flu Burung untuk Sapi: Langkah Awal Cegah Pandemi Manusia

Vaksin mRNA Flu Burung untuk Sapi: Langkah Awal Cegah Pandemi Manusia
Virus flu burung H5N1 mulai menyebar luas di peternakan unggas dan sapi perah di Amerika Serikat sejak Maret 2024, menimbulkan kekhawatiran akan risiko penularan ke manusia dan potensi pandemi. Untuk mengatasi masalah ini, para ilmuwan mengembangkan vaksin mRNA pertama khusus untuk sapi yang bisa memicu respon imun kuat terhadap virus H5N1 dan melindungi hewan dari infeksi. Vaksin ini mudah dikembangkan dengan mengganti gen virus lama menggunakan teknologi mRNA, sehingga bisa segera disesuaikan dengan varian virus terbaru yang ditemukan di peternakan sapi perah. Dalam uji coba awal, anak sapi yang divaksin lalu diberi susu dari sapi terinfeksi memiliki jumlah virus lebih rendah dibandingkan yang tidak divaksin, menunjukkan efektivitas vaksin. Meski perlu pengujian tambahan pada sapi yang sedang menyusui, vaksin ini menjadi langkah penting menuju pencegahan pandemi flu burung yang mengancam manusia.
19 Mei 2025, 21.35 WIB

Regeneron Akuisisi 23andMe untuk Dorong Penemuan Obat dari Data Genetik

Regeneron Akuisisi 23andMe untuk Dorong Penemuan Obat dari Data Genetik
Perusahaan farmasi Regeneron mengumumkan rencananya untuk membeli perusahaan tes genetik 23andMe sebesar 256 juta dolar. Akuisisi ini dilakukan setelah 23andMe mengalami kebangkrutan akibat masalah keuangan dan pelanggaran data besar-besaran yang mengancam privasi jutaan pelanggannya. Regeneron akan mengambil alih layanan genomik dan data pribadi dari 15 juta pelanggan 23andMe. Perusahaan farmasi ini berniat menggunakan data genetik tersebut untuk membantu proses penemuan obat, sebuah langkah penting dalam dunia medis untuk pengembangan terapi baru. Meskipun membeli data dan layanan genomik, Regeneron menegaskan mereka akan memprioritaskan keamanan dan privasi data pelanggan 23andMe. Hal ini menjadi perhatian utama mengingat sebelumnya terjadi bocornya data pribadi dan genetik dari 7 juta pelanggan selama 2023. Setelah kebangkrutan 23andMe, pendiri dan CEO perusahaan, Anne Wojcicki, mengundurkan diri. Selain itu, harga saham perusahaan anjlok hingga hampir tidak bernilai karena menurunnya minat pasar terhadap produk tes DNA. Regeneron tidak akan membeli bisnis Lemonaid Health milik 23andMe. Keputusan pembelian ini akan dipertimbangkan oleh pengadilan kebangkrutan federal pada tanggal 17 Juni, dan Regeneron berjanji akan mematuhi semua aturan privasi dan hukum terkait data pelanggan.
16 Mei 2025, 23.43 WIB

Dampak Regulasi EU AI Act Terhadap Inovasi Kecerdasan Buatan di Industri Farmasi

Undang-undang baru Uni Eropa bernama EU AI Act menetapkan aturan ketat untuk penggunaan kecerdasan buatan (AI) berdasarkan tingkat risiko guna melindungi hak-hak warga. Regulasi ini adalah yang pertama di dunia dan akan mulai diterapkan penuh pada Agustus 2026. AI sudah banyak digunakan dalam industri ilmu hayat, khususnya untuk mempercepat penemuan obat dan merancang uji klinis. Perusahaan besar seperti Eli Lilly, Sanofi, dan BioNTech sudah mengintegrasikan teknologi ini ke proses pengembangan mereka. Meskipun regulasi ini dianggap penting untuk perlindungan konsumen, ada kekhawatiran bahwa beban regulasi bisa memperlambat inovasi, apalagi bagi startup kecil di Eropa yang harus memenuhi sejumlah aturan selain MDR dan GDPR. Para ahli percaya bahwa meskipun tantangan regulasi ada, EU AI Act juga bisa memperkuat kredibilitas dan kepercayaan publik terhadap penggunaan AI dalam pengobatan. Regulasi ini bisa menjadi contoh global, mirip dengan bagaimana GDPR kemudian diadopsi di luar Eropa. Namun, integrasi EU AI Act dengan aturan lain seperti Medical Device Regulation memang menimbulkan kesulitan praktis. Perusahaan perlu menavigasi berbagai regulasi yang kompleks agar tetap patuh dan tetap bisa berinovasi di pasar yang kompetitif.
16 Mei 2025, 15.38 WIB

Pathos AI Kumpulkan Rp 6.00 triliun ($365Juta) untuk Percepat Pengembangan Obat Kanker

Pathos AI, sebuah perusahaan bioteknologi yang fokus pada pengembangan obat kanker, berhasil mengumpulkan pendanaan sebesar Rp 6.00 triliun ($365 juta) dalam putaran Seri D. Pendanaan ini meningkatkan valuasi perusahaan menjadi sekitar Rp 26.31 triliun ($1,6 miliar) dan akan digunakan untuk mempercepat pengembangan obat dan teknologi AI mereka yang khusus untuk bidang onkologi. Perusahaan ini mengembangkan model AI multimodal yang menggabungkan data klinis, pencitraan medis, dan data molekuler guna meningkatkan pemilihan aset klinis, desain studi obat, serta inovasi terapi kanker. Pendekatan ini diharapkan dapat mempercepat proses penelitian dan memastikan terapi yang lebih tepat sasaran. Pada Maret 2025, Pathos AI memulai uji klinis tahap Ib/IIa untuk produk unggulan mereka, pocenbrodib, yang digunakan untuk mengobati kanker prostat metastatik resisten terhadap kastrasi. Uji ini juga melibatkan kombinasi obat lainnya seperti olaparib dan abiraterone acetate untuk meningkatkan efektivitas terapi. Selain itu, Pathos AI menjalin kemitraan strategis dengan AstraZeneca dan Tempus pada April 2025. Kerja sama ini bertujuan mengembangkan model pembelajaran mendalam berskala besar untuk menemukan target obat kanker baru dengan lebih cepat. Tempus akan menerima pembayaran hingga Rp 3.29 triliun ($200 juta) dari kesepakatan ini. Dengan integrasi data klinis dan teknologi AI yang canggih, Pathos AI berharap dapat mengubah proses pengembangan obat kanker menjadi lebih efisien dan cepat. Mereka berkomitmen untuk mengantar terapi inovatif kepada pasien dengan kebutuhan mendesak, mempercepat akses dan meningkatkan hasil pengobatan kanker.

Baca Juga

  • Inovasi dalam Teknologi Propulsi Drone dan Kapal Selam Meningkatkan Efisiensi

  • Integrasi AI dalam Operasi Kesehatan Meningkatkan Efisiensi dan Perawatan Pasien

  • Inovasi dalam Teknologi Penangkapan Karbon dan Pendeteksian Lingkungan

  • Penemuan Arkeologi Terbaru Menyingkap Peradaban Kuno

  • Kemajuan Terkini dalam Farmasi dan AI untuk Pengembangan Obat