Deteksi angin dengan akurasi 99% dicapai menggunakan sayap biomimetik yang terinspirasi oleh kolibri.
Courtesy of InterestingEngineering

Deteksi angin dengan akurasi 99% dicapai menggunakan sayap biomimetik yang terinspirasi oleh kolibri.

28 Des 2024, 06.04 WIB
102 dibaca
Share
Sebuah studi inovatif dari Institute of Science Tokyo telah mengembangkan metode baru untuk mengontrol penerbangan robot dengan menggunakan teknik penginderaan angin yang terinspirasi dari alam. Peneliti berhasil mencapai akurasi 99% dalam mendeteksi arah angin dengan sayap fleksibel yang dilengkapi sensor regangan. Metode ini meniru cara burung dan serangga merespons perubahan angin dan faktor lingkungan, sehingga dapat meningkatkan kinerja robot terbang yang menggunakan sayap bergetar.
Peneliti, yang dipimpin oleh Associate Professor Hiroto Tanaka, melakukan eksperimen di terowongan angin untuk menguji sayap yang terinspirasi dari kolibri. Mereka menggunakan sensor regangan untuk mengumpulkan data tentang aliran udara dan menganalisisnya dengan model pembelajaran mesin. Hasilnya menunjukkan bahwa sistem ini sangat akurat dalam mendeteksi arah angin, bahkan dengan hanya menggunakan satu sensor. Temuan ini menunjukkan bahwa teknologi ini dapat diterapkan pada robot terbang yang meniru cara burung dan serangga, sehingga meningkatkan kemampuan dan efisiensi mereka dalam kondisi penerbangan yang nyata.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang diteliti oleh Institute of Science Tokyo?
A
Institute of Science Tokyo meneliti teknik penginderaan angin yang terinspirasi oleh alam untuk kontrol penerbangan robotik.
Q
Bagaimana cara kerja sensor strain pada sayap robotik?
A
Sensor strain pada sayap robotik bekerja dengan mendeteksi perubahan tekanan dan deformasi pada sayap saat terbang, mirip dengan mekanisme yang dimiliki burung dan serangga.
Q
Apa hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Hiroto Tanaka dan timnya?
A
Penelitian menunjukkan bahwa sistem ini mencapai akurasi klasifikasi 99,5% dalam mendeteksi arah angin.
Q
Mengapa sensor strain lebih menguntungkan dibandingkan teknologi penginderaan aliran tradisional?
A
Sensor strain lebih menguntungkan karena tidak menambah berat dan ukuran pada robot kecil, memungkinkan penginderaan aliran yang lebih efisien.
Q
Apa implikasi dari penelitian ini untuk teknologi robotik di masa depan?
A
Penelitian ini dapat meningkatkan adaptabilitas dan efisiensi robot terbang di kondisi nyata, membuka jalan untuk teknologi robotik yang lebih canggih.

Artikel Serupa

SPIDAR: Robot Quadruped Terbang dan Merayap dengan Sistem Rotor VektorInterestingEngineering
Teknologi
1 bulan lalu
65 dibaca

SPIDAR: Robot Quadruped Terbang dan Merayap dengan Sistem Rotor Vektor

Drone FPV Cerdas Tampil Lebih Hebat dari Pilot Profesional dengan Algoritma BaruInterestingEngineering
Teknologi
1 bulan lalu
29 dibaca

Drone FPV Cerdas Tampil Lebih Hebat dari Pilot Profesional dengan Algoritma Baru

Robot Lunak Bergerak Mandiri Tanpa Elektronik Rumit Terinspirasi dari AlamInterestingEngineering
Teknologi
1 bulan lalu
112 dibaca

Robot Lunak Bergerak Mandiri Tanpa Elektronik Rumit Terinspirasi dari Alam

Robot terbang yang meniru lebah terkecil di dunia menggunakan magnet untuk membantu pencarian dan penyelamatan.InterestingEngineering
Teknologi
2 bulan lalu
129 dibaca

Robot terbang yang meniru lebah terkecil di dunia menggunakan magnet untuk membantu pencarian dan penyelamatan.

Pesawat Masa Depan Bisa Dilengkapi Dengan Flap Seperti BuluWired
Sains
3 bulan lalu
41 dibaca

Pesawat Masa Depan Bisa Dilengkapi Dengan Flap Seperti Bulu

Drone bio-hibrida dengan antena ngengat meningkatkan pelacakan bau untuk misi penyelamatan.InterestingEngineering
Teknologi
3 bulan lalu
60 dibaca

Drone bio-hibrida dengan antena ngengat meningkatkan pelacakan bau untuk misi penyelamatan.

Sayap robotik yang terinspirasi kupu-kupu terbang tanpa baterai, hanya dengan menggunakan medan magnet.InterestingEngineering
Teknologi
4 bulan lalu
191 dibaca

Sayap robotik yang terinspirasi kupu-kupu terbang tanpa baterai, hanya dengan menggunakan medan magnet.