Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Melihat Hidup dengan Syukur: Tren "What a Privilege" Ubah Cara Pandang Sehari-hari
Courtesy of Forbes
Sains
Neurosains and Psikologi

Melihat Hidup dengan Syukur: Tren "What a Privilege" Ubah Cara Pandang Sehari-hari

07 Feb 2025, 00.30 WIB
95 dibaca
Share
Media sosial sering menampilkan kehidupan yang sempurna, tetapi ada tren baru yang menarik perhatian, yaitu "What a privilege" atau "Apa sebuah privilese." Tren ini mengajak kita untuk mengubah cara pandang terhadap tugas sehari-hari, bukan sebagai beban, tetapi sebagai privilese. Misalnya, saat melihat tumpukan piring kotor, kita bisa mengingat bahwa itu adalah tanda kita memiliki makanan untuk dimasak dan rumah untuk dibersihkan. Dengan cara ini, kita belajar untuk menghargai hal-hal kecil dalam hidup yang sering kita anggap remeh.
Baca juga: Kunci Membangun Kekayaan: Kebiasaan Keuangan Disiplin dan Strategi Pintar
Mengadopsi pola pikir ini dapat meningkatkan rasa syukur dan kepuasan dalam hidup. Penelitian menunjukkan bahwa dengan secara aktif mengungkapkan rasa syukur, kita dapat merasakan manfaat positif seperti hubungan yang lebih kuat dan tujuan hidup yang lebih jelas. Dengan mengubah cara kita melihat tugas sehari-hari, kita dapat menemukan kebahagiaan dalam hal-hal yang biasa. Jadi, cobalah untuk menghargai satu hal kecil setiap hari dan lihat bagaimana perspektif kita terhadap kehidupan bisa berubah menjadi lebih positif.
--------------------
Analisis Kami: Mengubah cara pandang terhadap tugas sehari-hari menjadi lebih positif dan penuh syukur adalah strategi efektif bagi kesejahteraan mental yang sering diabaikan. Jika tren ini dijalankan dengan konsisten, akan ada peningkatan signifikan dalam kualitas hidup dan kepuasan individu yang tidak hanya bermanfaat secara pribadi tetapi juga sosial.
--------------------
Analisis Ahli:
Robert Emmons (Ahli Psikologi Positif): Rasa syukur yang dipraktikkan secara rutin dapat secara nyata meningkatkan kesehatan mental dan kebahagiaan seseorang.
Shawn Achor (Peneliti Kebahagiaan): Mengadopsi pola pikir kelimpahan membantu individu melihat peluang dan menikmati proses hidup, bukan hanya hasil akhirnya.
--------------------
Baca juga: Mengatasi Sindrom Rumput Tetangga: Cara Mencintai Pasangan dengan Lebih Baik
What's Next: Dengan semakin banyaknya orang yang mengadopsi pola pikir ini, tren "What a privilege" akan memperkuat budaya rasa syukur dan mentalitas kelimpahan yang berujung pada peningkatan kesejahteraan psikologis dan sosial di masyarakat luas.
Referensi:
[1] https://www.forbes.com/sites/traversmark/2025/02/06/2-reasons-to-embrace-the-what-a-privilege-trend-by-a-psychologist/

Pertanyaan Terkait

Q
Apa itu tren 'What a privilege'?
A
Tren 'What a privilege' adalah sebuah gerakan yang mendorong orang untuk melihat tugas sehari-hari sebagai sebuah hak istimewa, bukan beban.
Q
Bagaimana cara pandang terhadap tugas sehari-hari dapat berubah?
A
Dengan mengubah cara pandang, seseorang dapat menghargai tugas sehari-hari sebagai tanda dari kehidupan yang penuh berkah.
Q
Mengapa penting untuk mengembangkan rasa syukur?
A
Mengembangkan rasa syukur penting karena dapat meningkatkan kesejahteraan, memperkuat hubungan, dan memberikan rasa tujuan.
Q
Apa dampak positif dari mengungkapkan rasa syukur?
A
Mengungkapkan rasa syukur dapat membawa efek positif seperti peningkatan kesejahteraan dan dampak positif pada orang lain.
Q
Bagaimana cara menerapkan tren ini dalam kehidupan sehari-hari?
A
Tren ini dapat diterapkan dengan mengingat dan menghargai momen-momen kecil dalam kehidupan sehari-hari, seperti menyiapkan makanan atau membersihkan rumah.

Artikel Serupa

Menemukan Cinta Diri di Hari Valentine: Mengatasi Rasa Takut Kesendirian dan Menetapkan Batasan Sehat
Menemukan Cinta Diri di Hari Valentine: Mengatasi Rasa Takut Kesendirian dan Menetapkan Batasan Sehat
Dari Forbes
Terjebak dalam Golden Handcuffs: Melampaui Gaji Besar untuk Kebahagiaan Karier
Terjebak dalam Golden Handcuffs: Melampaui Gaji Besar untuk Kebahagiaan Karier
Dari Forbes
Bahaya Idealasi dalam Hubungan: Saat Sempurna Justru Merusak Cinta
Bahaya Idealasi dalam Hubungan: Saat Sempurna Justru Merusak Cinta
Dari Forbes
Mengatasi Time Sickness: Cara Psikologis Melawan Tekanan Waktu Tak Berujung
Mengatasi Time Sickness: Cara Psikologis Melawan Tekanan Waktu Tak Berujung
Dari Forbes
Cara Efektif Mengelola Energi dan Ritme Kerja Agar Bisnis Tak Burnout
Cara Efektif Mengelola Energi dan Ritme Kerja Agar Bisnis Tak Burnout
Dari Forbes
Aturan 8 Menit: Cara Mudah Perkuat Dukungan Emosional dan Kurangi Kesepian
Aturan 8 Menit: Cara Mudah Perkuat Dukungan Emosional dan Kurangi Kesepian
Dari Forbes
Menemukan Cinta Diri di Hari Valentine: Mengatasi Rasa Takut Kesendirian dan Menetapkan Batasan SehatForbes
Sains
6 bulan lalu
128 dibaca

Menemukan Cinta Diri di Hari Valentine: Mengatasi Rasa Takut Kesendirian dan Menetapkan Batasan Sehat

Terjebak dalam Golden Handcuffs: Melampaui Gaji Besar untuk Kebahagiaan KarierForbes
Finansial
6 bulan lalu
52 dibaca

Terjebak dalam Golden Handcuffs: Melampaui Gaji Besar untuk Kebahagiaan Karier

Bahaya Idealasi dalam Hubungan: Saat Sempurna Justru Merusak CintaForbes
Sains
6 bulan lalu
72 dibaca

Bahaya Idealasi dalam Hubungan: Saat Sempurna Justru Merusak Cinta

Mengatasi Time Sickness: Cara Psikologis Melawan Tekanan Waktu Tak BerujungForbes
Sains
6 bulan lalu
93 dibaca

Mengatasi Time Sickness: Cara Psikologis Melawan Tekanan Waktu Tak Berujung

Cara Efektif Mengelola Energi dan Ritme Kerja Agar Bisnis Tak BurnoutForbes
Teknologi
6 bulan lalu
68 dibaca

Cara Efektif Mengelola Energi dan Ritme Kerja Agar Bisnis Tak Burnout

Aturan 8 Menit: Cara Mudah Perkuat Dukungan Emosional dan Kurangi KesepianForbes
Sains
6 bulan lalu
85 dibaca

Aturan 8 Menit: Cara Mudah Perkuat Dukungan Emosional dan Kurangi Kesepian