Courtesy of YahooFinance

Harga Minyak Turun karena Perang Dagang AS-Cina dan Sanksi Iran

08 Feb 2025, 00.01 WIB

246 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Ketegangan perdagangan antara AS dan Cina berdampak negatif pada pasar minyak.
Sanksi terhadap Iran dapat mempengaruhi pasokan dan harga minyak secara global.
Analisis dari ekonom dapat memberikan wawasan tentang tren pasar minyak.

Harga minyak mengalami penurunan selama tiga minggu berturut-turut karena kekhawatiran tentang perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Minyak mentah West Texas Intermediate dan Brent turun lebih dari 2% setelah tarif yang dikenakan AS pada beberapa barang impor dari China mulai berlaku, dan China membalas dengan tindakan serupa. Ekonom Hamza Zraimek menyatakan bahwa ketegangan perdagangan ini dapat menyebabkan perlambatan ekonomi global, yang berpotensi mengurangi permintaan minyak.

Selain itu, rencana pertemuan antara Presiden Trump dan pemimpin China Xi Jinping dibatalkan, yang mengurangi harapan untuk kesepakatan cepat. Meskipun ada pengumuman sanksi terhadap Iran yang membuat harga minyak sedikit naik, kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi yang melambat dan permintaan yang lebih rendah tetap mendominasi pasar. Saat ini, harga WTI berada di bawah Rp 1.17 juta ($71) per barel, sementara Brent di atas Rp 1.22 juta ($74) per barel.

Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/oil-posts-weekly-loss-as-us-china-trade-war-sparks-demand-concerns-170102723.html

Analisis Kami

"Situasi saat ini menunjukkan bahwa konflik geopolitik dan kebijakan perdagangan secara langsung mempengaruhi harga komoditas utama seperti minyak. Dalam jangka pendek, harga minyak akan tetap volatil karena kombinasi antara kekhawatiran permintaan dan gangguan pasokan yang belum pasti."

Analisis Ahli

Hamza Zraimek

"Ketegangan perdagangan telah meningkatkan kekhawatiran perlambatan ekonomi global yang bisa melemahkan permintaan minyak lebih lanjut."

Prediksi Kami

Ketegangan perang dagang dan ancaman tarif yang berkelanjutan kemungkinan akan terus menekan harga minyak, sementara ketidakpastian politik dan ekonomi global dapat memperburuk permintaan minyak dalam jangka pendek.