Courtesy of YahooFinance

Emas Menanjak Menuju Rekor Baru Saat Dolar dan Imbal Hasil Turun

13 Feb 2025, 13.02 WIB

181 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Harga emas terus meningkat, mendekati rekor tertinggi.
Negosiasi antara Trump dan Putin dapat mempengaruhi stabilitas geopolitik.
Permintaan emas didorong oleh ketidakpastian ekonomi dan inflasi yang tinggi.

Harga emas meningkat mendekati rekor tertinggi karena nilai dolar AS dan imbal hasil Treasury turun. Para trader sedang menilai upaya AS untuk mengakhiri perang di Ukraina dan langkah-langkah Presiden Donald Trump yang mengganggu perdagangan. Emas mencapai harga Rp 47.97 juta ($2,917) per ons, mendekati puncak sebelumnya yang lebih dari Rp 48.38 juta ($2,942) . Kenaikan harga emas ini didorong oleh permintaan sebagai aset aman, di tengah ketidakpastian politik dan ekonomi.

Tahun ini, harga emas telah melonjak lebih dari 11%, dan ada kemungkinan akan mencapai Rp 49.34 juta ($3,000) per ons. Bank sentral, termasuk China, juga menambah cadangan emas mereka, sementara dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung emas juga mengalami pertumbuhan. Selain emas, harga perak, paladium, dan platinum juga mengalami kenaikan.

Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/gold-holds-near-2-900-002207537.html

Analisis Kami

"Kenaikan harga emas kini mencerminkan ketidakpastian global yang semakin kompleks, di mana investor mencari perlindungan di tengah kebijakan dan konflik yang tak menentu. Jika konflik di Ukraina mereda dan kondisi ekonomi membaik, kemungkinan harga emas akan mengalami koreksi, namun momentum saat ini kuat untuk jangka pendek."

Analisis Ahli

Jim Rickards

"Harga emas mencerminkan ketidakpastian moneter dan politik; saat dolar melemah, emas menjadi pilihan utama investor."

Mohamed El-Erian

"Kebijakan perdagangan dan geopolitik saat ini mendorong volatilitas pasar, yang mendorong permintaan aset safe haven seperti emas."

Prediksi Kami

Harga emas kemungkinan akan terus meningkat dan berpotensi menguji level $3.000 per ons karena ketidakpastian geopolitik dan kebijakan ekonomi global yang belum stabil.