Courtesy of InterestingEngineering
Metode Baru Regenerasi Baterai Lithium-ion dengan Garam Leleh Suhu Tinggi
13 Mar 2025, 18.56 WIB
58 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Daur ulang baterai lithium-ion masih sangat rendah, dengan hanya 5 persen yang didaur ulang secara global.
- Metode regenerasi garam leleh baru menunjukkan potensi besar dalam meningkatkan kinerja baterai yang terdegradasi.
- Penelitian ini berfokus pada perbaikan kerusakan struktural dan pemulihan lithium yang hilang untuk meningkatkan efisiensi daur ulang.
Setiap tahun, banyak baterai lithium-ion (LIB) dibuang, dengan hanya 5 persen yang didaur ulang secara global. Hal ini menyebabkan total limbah mencapai 8 juta ton per tahun. Permintaan untuk penyimpanan energi yang terus meningkat membuat limbah baterai lithium-ion meningkat 20 persen setiap tahun, dan diperkirakan bisa mencapai lebih dari 136.000 ton pada tahun 2036. Metode daur ulang tradisional tidak dapat memaksimalkan nilai baterai yang sudah tidak terpakai, sehingga para peneliti dari Universitas Central South di China sedang mengembangkan metode baru menggunakan garam cair yang lebih ramah lingkungan dan efisien.
Dalam penelitian ini, tim peneliti menemukan cara baru untuk memperbaiki baterai yang rusak dengan menggunakan garam cair pada suhu tinggi. Mereka berhasil memperbaiki struktur baterai yang rusak dan mengurangi kehilangan lithium, sehingga baterai dapat berfungsi lebih baik. Setelah proses regenerasi, baterai yang diperbaiki menunjukkan daya tahan yang sangat baik, bahkan lebih baik dibandingkan baterai standar. Penelitian ini bertujuan untuk memperluas metode ini agar dapat digunakan pada berbagai jenis baterai lithium-ion yang berbeda, sehingga dapat meningkatkan proses daur ulang dan mengurangi dampak lingkungan.
--------------------
Analisis Kami: Metode regenerasi langsung pada suhu tinggi dengan garam leleh ini benar-benar menjawab kebutuhan industri akan solusi daur ulang baterai yang efisien dan berkelanjutan. Namun, tantangan skala produksi dan komersialisasi harus segera diatasi agar teknologi ini dapat diimplementasikan secara luas di pasar global.
--------------------
Analisis Ahli:
Gen Chen: Optimalisasi sistem garam leleh pada suhu tinggi sangat penting untuk memperbaiki cacat struktur parah dan mempertahankan efisiensi energi dalam regenerasi baterai lithium-ion.
--------------------
What's Next: Dengan metode regenerasi garam leleh yang disempurnakan ini, di masa depan daur ulang baterai lithium-ion akan menjadi jauh lebih efisien dan ramah lingkungan, sehingga limbah baterai dapat diminimalisir dan material kritis dapat dipulihkan dengan lebih baik.
Referensi:
[1] https://interestingengineering.com/energy/molten-salts-regenerate-lithium-battery
[1] https://interestingengineering.com/energy/molten-salts-regenerate-lithium-battery
Pertanyaan Terkait
Q
Apa masalah utama yang dihadapi dalam daur ulang baterai lithium-ion?A
Masalah utama adalah hanya 5 persen dari baterai lithium-ion yang didaur ulang, menyebabkan limbah mencapai 8 juta ton per tahun.Q
Mengapa metode tradisional tidak efektif dalam mendaur ulang baterai lithium-ion?A
Metode tradisional tidak dapat memaksimalkan nilai baterai bekas dan mengurangi risiko lingkungan.Q
Apa yang ditawarkan oleh metode regenerasi garam leleh yang baru ini?A
Metode regenerasi garam leleh baru ini beroperasi pada suhu tinggi untuk meningkatkan regenerasi katoda dan memperbaiki kerusakan struktural.Q
Siapa penulis utama penelitian ini dan dari mana mereka berasal?A
Penulis utama penelitian ini adalah Gen Chen dari Universitas Central South di Tiongkok.Q
Apa hasil utama dari penelitian ini terkait dengan kinerja baterai?A
Hasil utama menunjukkan bahwa katoda yang diregenerasi dapat mempertahankan kapasitas 81,2 persen setelah 200 siklus, jauh lebih baik dibandingkan dengan C-NCM standar.