Courtesy of YahooFinance
Forever 21 Ajukan Kebangkrutan Kedua Akibat Tekanan Bisnis dan Perubahan Tren Belanja
17 Mar 2025, 10.48 WIB
105 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Forever 21 mengalami kebangkrutan kedua setelah kesulitan finansial yang berkepanjangan.
- Sparc Group dan JCPenney berkolaborasi untuk mencari solusi strategis bagi Forever 21.
- Perubahan perilaku konsumen menuju belanja online dan inflasi berdampak negatif pada penjualan ritel.
Operator beberapa toko Forever 21, merek yang dulunya populer di kalangan wanita muda untuk pakaian murah dan trendi, telah mengajukan kebangkrutan setelah bertahun-tahun mengalami kinerja buruk. Mereka mengajukan kebangkrutan Chapter 11 di Delaware, dengan aset antara Rp 1.64 triliun ($100 juta) hingga Rp 8.22 triliun ($500 juta) dan utang antara Rp 16.45 triliun ($1 miliar) hingga Rp 164.45 triliun ($10 miliar) . Ini adalah kali kedua Forever 21 mengajukan kebangkrutan, setelah yang pertama pada tahun 2019 yang menyebabkan penutupan ratusan lokasi.
Forever 21 menghadapi tantangan karena banyak pelanggan lebih memilih berbelanja online daripada pergi ke mal, terutama di tengah inflasi yang tinggi yang membuat orang mengurangi anggaran belanja pakaian. Merek ini memiliki lebih dari 540 lokasi di seluruh dunia dan saat ini sedang mencari cara untuk memperbaiki bisnisnya. Sebuah kelompok pembeli, termasuk Simon Property Group dan Brookfield Corp., sebelumnya membeli Forever 21 dari kebangkrutan dan sedang menjajaki opsi strategis untuk operasional merek ini.
--------------------
Analisis Kami: Situasi Forever 21 merupakan cermin kegagalan ritel tradisional dalam menyesuaikan diri dengan percepatan digitalisasi dan perubahan perilaku konsumen yang signifikan. Tanpa transformasi bisnis yang radikal dan strategi omnichannel yang efektif, kemungkinan besar perusahaan akan terus menghadapi tekanan keuangan yang serius.
--------------------
Analisis Ahli:
Ron Friedman (Retail Analyst): Forever 21 harus mengintegrasikan pengalaman berbelanja daring dan offline dengan lebih baik untuk bertahan. Kebangkrutan kedua menandakan kebutuhan akan inovasi yang lebih tajam dalam model bisnis dan pemasaran mereka.
--------------------
What's Next: Forever 21 mungkin akan terus mengalami restrukturisasi dan perubahan manajemen untuk beradaptasi dengan tren pasar, namun risiko kebangkrutan lebih lanjut tetap ada jika tidak mampu menarik kembali minat konsumen terutama di ranah digital.
Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/fashion-retailer-forever-21-operator-034815123.html
[1] https://finance.yahoo.com/news/fashion-retailer-forever-21-operator-034815123.html
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang terjadi dengan Forever 21 baru-baru ini?A
Forever 21 baru-baru ini mengajukan kebangkrutan untuk kedua kalinya setelah bertahun-tahun kinerja yang buruk.Q
Mengapa Forever 21 mengajukan kebangkrutan?A
Forever 21 mengajukan kebangkrutan karena mengalami kerugian besar dan penurunan jumlah pelanggan.Q
Siapa yang membeli Forever 21 dari kebangkrutan?A
Forever 21 dibeli oleh sekelompok pembeli termasuk Simon Property Group, Brookfield Corp., dan Authentic Brands melalui Sparc Group.Q
Apa yang dilakukan Sparc Group dengan JCPenney?A
Sparc Group menggabungkan dengan JCPenney untuk membentuk Catalyst Brands dan mengeksplorasi opsi strategis untuk Forever 21.Q
Bagaimana kondisi pasar ritel saat ini mempengaruhi Forever 21?A
Kondisi pasar ritel saat ini, termasuk inflasi dan pergeseran ke belanja online, telah mempengaruhi penjualan Forever 21.