Courtesy of CNBCIndonesia
Besarnya Ekonomi Bawah Tanah Dorong Kesenjangan Pajak Indonesia
27 Mar 2025, 15.35 WIB
74 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Ekonomi bawah tanah di Indonesia berkontribusi signifikan terhadap kesenjangan kepatuhan pajak.
- Rata-rata kesenjangan kepatuhan pajak PPN dan PPh Badan menunjukkan angka yang sangat besar.
- Informalitas dalam ekonomi menjadi faktor utama yang menghambat efisiensi pemungutan pajak.
Bank Dunia menyoroti masalah besar aktivitas ekonomi bawah tanah di Indonesia, yang berkontribusi terhadap kesenjangan kepatuhan pajak. Dalam dokumen riset yang diterbitkan pada 2 Maret 2025, mereka mencatat bahwa kesenjangan kepatuhan pajak, yaitu selisih antara pajak yang seharusnya dibayar dan yang benar-benar dibayar, sangat besar. Rata-rata kesenjangan untuk pajak PPN mencapai Rp 386 triliun per tahun, sementara untuk pajak PPh Badan mencapai Rp 161 triliun per tahun.
Salah satu penyebab inefisiensi dalam pemungutan pajak adalah tingginya tingkat informalitas dalam ekonomi, yang membuat banyak orang dan perusahaan tidak membayar pajak dengan benar. Studi menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi bawah tanah di Indonesia bisa mencapai 21,8% dari PDB pada tahun 2015, dan sekitar 17,6% antara tahun 2016 dan 2019. Hal ini menunjukkan bahwa banyak pendapatan pajak yang hilang karena ketidakpatuhan, yang bisa lebih besar dari estimasi ekonomi bawah tanah itu sendiri.
--------------------
Analisis Kami: Fenomena underground economy yang besar di Indonesia menunjukkan lemahnya pengawasan dan efektivitas sistem perpajakan saat ini. Pemerintah harus segera memperbaiki regulasi dan meningkatkan pendekatan berbasis teknologi guna mempersempit celah ketidakpatuhan pajak yang sangat merugikan negara.
--------------------
Analisis Ahli:
Rong Qian: Penting untuk menggunakan data dan studi empiris guna memahami gap pajak secara detail supaya kebijakan perpajakan bisa ditargetkan secara tepat dan efektif.
Grzegorz Poniatowski: Mengintegrasikan teknologi dan pendekatan inovatif dalam pengelolaan pajak akan menjadi kunci utama untuk menekan kesenjangan kepatuhan pajak di Indonesia.
--------------------
What's Next: Jika tidak ada langkah strategis serius untuk mengatasi underground economy dan informalitas, kesenjangan kepatuhan pajak akan terus melebar, menghambat penerimaan negara dan pembangunan ekonomi Indonesia secara umum.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/news/20250327151939-4-622321/bank-dunia-sorot-underground-economy-ri-solusi-genjot-setoran-pajak
[1] https://www.cnbcindonesia.com/news/20250327151939-4-622321/bank-dunia-sorot-underground-economy-ri-solusi-genjot-setoran-pajak
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang menjadi perhatian Bank Dunia terkait ekonomi bawah tanah di Indonesia?A
Bank Dunia menyoroti bahwa ekonomi bawah tanah yang besar di Indonesia berkontribusi terhadap kesenjangan kepatuhan pajak.Q
Berapa rata-rata kesenjangan kepatuhan pajak PPN di Indonesia selama periode 2016-2021?A
Rata-rata kesenjangan kepatuhan pajak PPN mencapai Rp 386 triliun per tahun.Q
Apa yang dimaksud dengan kesenjangan kepatuhan pajak?A
Kesenjangan kepatuhan pajak adalah selisih antara pajak yang seharusnya dikumpulkan dan pajak yang benar-benar dibayar.Q
Siapa penulis utama dokumen riset yang dibahas dalam artikel ini?A
Penulis utama dokumen riset adalah Rong Qian dan Grzegorz Poniatowski.Q
Apa dampak informalitas terhadap pemungutan pajak di Indonesia?A
Informalitas menyebabkan inefisiensi dalam pemungutan pajak dan memperlebar kesenjangan kepatuhan pajak.