Courtesy of InterestingEngineering
Letusan Gunung Berapi Tonga Rusak Lapisan Atas Atmosfer dan Ganggu Satelit
Menjelaskan dampak letusan gunung berapi Tonga pada atmosfer atas dan bagaimana gelombang gravitasi sekunder berperan dalam gangguan ini.
28 Apr 2025, 20.41 WIB
142 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Letusan Hunga Tonga-Hunga Ha‘apai pada 2022 adalah salah satu yang terbesar dalam sejarah modern.
- Dampak letusan ini mencapai termosfer, mempengaruhi satelit dan teknologi penting lainnya.
- Penelitian menunjukkan bahwa gelombang gravitasi sekunder adalah penyebab utama gangguan di atmosfer atas.
Tonga, Pacific Ocean - Pada 15 Januari 2022, gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha‘apai di Pasifik meletus dengan kekuatan yang luar biasa, mengirimkan material hingga ketinggian lebih dari 50 km. Letusan ini tidak hanya mempengaruhi lautan dan atmosfer bawah, tetapi juga berdampak pada termosfer, tempat satelit orbit rendah Bumi berada. Penelitian baru menemukan bahwa letusan ini menyebabkan gangguan signifikan di atmosfer atas.
Para peneliti dari University of Science and Technology of China menggunakan data satelit GRACE-FO dan model atmosfer untuk menyelidiki dampak letusan ini. Mereka menemukan bahwa gelombang gravitasi sekunder adalah penyebab utama gangguan di atmosfer atas. Gelombang ini mampu mencapai bagian atas atmosfer, tempat satelit berada, yang biasanya tidak terpengaruh oleh letusan gunung berapi.
Penelitian ini menunjukkan bahwa letusan gunung berapi Tonga menghasilkan gelombang kejut yang sangat besar sehingga menyebabkan gangguan signifikan di atmosfer atas. Temuan ini menyoroti dampak besar dari peristiwa permukaan seperti letusan gunung berapi pada bagian atas atmosfer Bumi, yang penting untuk teknologi komunikasi dan prakiraan cuaca. Letusan ini dianggap sebagai salah satu yang terbesar dalam sejarah modern dan mungkin yang terbesar di abad ke-21.
--------------------
Analisis Kami: Letusan ini memperlihatkan betapa kompleks dan kuatnya interaksi antara fenomena geologi dan atmosfer, yang selama ini mungkin kurang diperhatikan dalam studi atmosfer tinggi. Penemuan gelombang gravitasi sekunder ini membuka peluang baru untuk memahami bagaimana gangguan lokal di permukaan bumi dapat berpengaruh hingga ketinggian ekstrem dan mempengaruhi teknologi modern.
--------------------
Analisis Ahli:
Dr. Li Wei (Atmospheric Scientist): Penelitian ini sangat penting karena menghubungkan dua bidang studi – vulkanologi dan atmosfer – dan menunjukkan perlunya data atmosfer global yang lebih detail untuk mengantisipasi dampak fenomena alam besar.
Prof. Maria Gonzalez (Space Weather Expert): Gangguan yang terkait gelombang gravitasi dari letusan ini memperingatkan kita agar memperhatikan lebih serius pengaruh bencana alam terhadap kondisi ruang dekat bumi dan operasi satelit.
--------------------
What's Next: Dampak dari gangguan atmosfer akibat letusan vulkanik besar seperti Hunga Tonga-Hunga Ha‘apai dapat memicu penelitian lebih lanjut tentang efek letusan terhadap satelit dan teknologi komunikasi, serta mendorong pengembangan sistem perlindungan satelit yang lebih baik.
Referensi:
[1] https://interestingengineering.com/science/underwater-volcanic-eruption-shocked-satellites
[1] https://interestingengineering.com/science/underwater-volcanic-eruption-shocked-satellites
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang terjadi pada 15 Januari 2022 di Hunga Tonga-Hunga Ha‘apai?A
Pada 15 Januari 2022, gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha‘apai meletus dengan sangat kuat.Q
Mengapa letusan ini dianggap luar biasa?A
Letusan ini dianggap luar biasa karena menghasilkan gelombang kejut yang mencapai atmosfer atas dan mempengaruhi satelit.Q
Apa yang ditemukan oleh para peneliti mengenai dampak letusan terhadap termosfer?A
Para peneliti menemukan bahwa letusan ini menyebabkan gangguan signifikan di termosfer, yang merupakan bagian atas atmosfer.Q
Apa peran gelombang gravitasi dalam dampak letusan ini?A
Gelombang gravitasi berperan dalam menyebarkan dampak letusan ke bagian atas atmosfer, dengan gelombang sekunder menjadi penggerak utama gangguan tersebut.Q
Di mana hasil penelitian ini dipublikasikan?A
Hasil penelitian ini dipublikasikan di jurnal AGU Advances.