Courtesy of CNBCIndonesia
Baidu Luncurkan Taksi Robot di Swiss, Sopir Online Khawatir Kehilangan Pekerjaan
Menginformasikan perkembangan peluncuran layanan taksi robot oleh Baidu di Eropa, sekaligus menyoroti dampak sosial yang ditimbulkan, terutama kekhawatiran para sopir taksi online terhadap hilangnya pekerjaan akibat teknologi otonom.
14 Mei 2025, 14.00 WIB
34 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Baidu berencana memasuki pasar Eropa dengan layanan taksi robot di Swiss.
- Teknologi robotaxi menimbulkan kekhawatiran di kalangan sopir online tentang kehilangan pekerjaan.
- Waymo terus mengembangkan dan memperluas layanan robotaxi di berbagai kota di Amerika Serikat.
Swiss, Eropa; Wuhan, Hubei, Cina; San Francisco, Los Angeles, Phoenix, Austin, Sunnyvale, Miami, Washington, DC, Amerika Serikat - Baidu, perusahaan teknologi raksasa asal China, berencana meluncurkan layanan taksi robot tanpa sopir ke pasar Eropa, dengan Swiss sebagai negara tujuan pertama. Baidu bekerja sama dengan layanan bus PostAuto untuk menjajaki pengoperasian taksi tanpa pengemudi di Swiss. Teknologi ini sebelumnya sudah banyak diuji di China dan Amerika Serikat, dua negara paling maju dalam pengembangan taksi robot.
Di China, sudah ada 19 kota yang menguji coba layanan taksi robot dan bus robot pada tahun 2024. Selain Baidu, banyak perusahaan teknologi seperti Cruise, Didi, Tesla, dan Waymo juga bersaing mengembangkan teknologi otomasi ini. Di Amerika Serikat, Waymo telah melayani ratusan ribu perjalanan berbayar per minggu dan memperluas wilayah operasinya ke kota-kota besar, termasuk rencana ekspansi ke Washington, DC.
Meskipun teknologi ini membawa kemudahan dan inovasi, banyak sopir taksi online di China, yang mencapai 7 juta orang, merasa khawatir akan masa depan pekerjaan mereka. Banyak sopir online memilih pekerjaan ini karena sulitnya mencari kerja lain dalam kondisi ekonomi yang lesu. Kehadiran taksi robot yang dikendalikan secara otomatis dianggap mengancam mata pencaharian mereka secara langsung.
Diskusi soal ancaman kehilangan pekerjaan ini menjadi viral di media sosial pada Juli 2024. Sopir online seperti Liu Yi dan Wang Guoqiang mengungkapkan kekhawatiran mereka. Mereka merasa bahwa ride-hailing merupakan pekerjaan kelas bawah yang sangat bergantung pada kesempatan yang sekarang diancam oleh teknologi otonom. Hal ini menimbulkan keresahan sosial yang tidak boleh diabaikan.
Secara keseluruhan, peluncuran robotaxi ini menandai langkah maju dalam teknologi transportasi global, namun di sisi lain juga memperlihatkan tantangan besar dalam hal tenaga kerja dan keberlangsungan pekerjaan manusia. Perlu keseimbangan dan solusi agar inovasi tersebut bisa diterima tanpa mengorbankan banyak pekerja.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa rencana Baidu di Eropa?A
Baidu berencana meluncurkan layanan transportasi online tanpa sopir di Eropa, dengan Swiss sebagai pasar sasaran pertama.Q
Siapa yang Baidu ajak kerja sama di Swiss?A
Baidu sedang berdiskusi dengan PostAuto, layanan bus di Swiss, untuk peluncuran taksi robot.Q
Apa dampak dari teknologi robotaxi terhadap sopir taksi online?A
Teknologi robotaxi dapat menimbulkan kekhawatiran bagi sopir taksi online, karena dapat mengancam pekerjaan mereka.Q
Apa yang dilakukan Waymo di Amerika Serikat?A
Waymo telah mendapatkan izin untuk uji coba robotaxi dan melayani ratusan ribu perjalanan berbayar per minggu di beberapa kota.Q
Siapa Liu Yi dan Wang Guoqiang?A
Liu Yi adalah sopir online yang khawatir akan kehilangan pekerjaan, sementara Wang Guoqiang juga merasakan ancaman dari inovasi teknologi.