Courtesy of InterestingEngineering
Baterai Lithium-CO₂ Baru Tangkap Karbon dan Simpan Energi Sekaligus
Mengembangkan baterai lithium–CO₂ yang efisien, terjangkau, dan mampu menangkap karbon dioksida untuk penyimpanan energi sekaligus mengurangi polusi udara.
21 Mei 2025, 03.07 WIB
267 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Baterai lithium-CO₂ dapat menyimpan energi sekaligus menangkap karbon dioksida, menawarkan solusi untuk perubahan iklim.
- Penggunaan caesium phosphomolybdate sebagai katalis meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya pembuatan baterai.
- Baterai ini memiliki potensi untuk digunakan di Mars dan membantu mengurangi emisi di Bumi.
Surrey, Inggris - Ilmuwan dari University of Surrey berhasil mengembangkan baterai lithium–CO₂ yang tidak hanya menyimpan energi lebih efisien, tetapi juga dapat menangkap karbon dioksida dari udara. Inovasi ini berpotensi besar dalam mengubah limbah polusi menjadi sumber energi yang berguna.
Baterai ini menggunakan katalis caesium phosphomolybdate yang murah dan mudah dibuat, menggantikan bahan logam langka dan mahal seperti ruthenium dan platinum. Dengan katalis ini, baterai bisa menyimpan energi sampai 2,5 kali lebih banyak dibandingkan baterai lithium-ion biasa.
Satu kilogram katalis dalam baterai dapat menyerap sekitar 18,5 kilogram karbon dioksida, cukup untuk mengimbangi emisi dari perjalanan mobil sejauh 100 mil. Ini artinya baterai ini mampu berkontribusi secara nyata dalam mengurangi polusi udara dan emisi karbon harian.
Selain dapat digunakan di Bumi, teknologi ini juga sangat relevan untuk eksplorasi Mars, di mana atmosfernya didominasi oleh CO₂. Baterai ini bisa berfungsi dalam kondisi tekanan CO₂ rendah seperti di Mars atau bahkan dari udara di Bumi.
Para peneliti terus mengembangkan baterai lithium–CO₂ agar semakin murah, tahan lama, dan efisien. Studi lanjutan meliputi pengamatan proses pengisian dan pengosongan baterai secara real time untuk meningkatkan performa dan ketahanannya di masa depan.
Referensi:
[1] https://interestingengineering.com/energy/new-carbon-capturing-battery-stores-more-energy
[1] https://interestingengineering.com/energy/new-carbon-capturing-battery-stores-more-energy
Analisis Ahli
Dr Siddharth Gadkari
"Teknologi baterai lithium-CO₂ ini bisa menjadi game-changer dalam penyimpanan energi terbarukan sekaligus membantu mengurangi dampak perubahan iklim."
Dr Daniel Commandeur
"Dengan pengembangan katalis yang lebih murah, baterai ini berpotensi menawarkan solusi penyimpanan energi yang ramah lingkungan dan efektif di masa depan."
Analisis Kami
"Penemuan katalis CPM sebagai bahan utama baterai lithium-CO₂ ini merupakan terobosan besar yang menyelesaikan masalah utama baterai sebelumnya dengan biaya produksi yang rendah. Namun, tantangan sebenarnya adalah mengoptimalkan performa dan daya tahan baterai pada tekanan CO₂ yang sangat rendah seperti di atmosfer Mars dan Bumi, yang membutuhkan riset lebih mendalam."
Prediksi Kami
Teknologi baterai lithium-CO₂ ini akan terus berkembang dengan katalis yang lebih murah dan efisien, sehingga dapat digunakan secara luas untuk penyimpanan energi dan penangkapan karbon dioksida di Bumi dan misi luar angkasa.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dikembangkan oleh ilmuwan di Universitas Surrey?A
Ilmuwan di Universitas Surrey mengembangkan baterai lithium-CO₂ yang dapat menyimpan energi dan menangkap karbon dioksida.Q
Bagaimana baterai lithium-CO₂ dapat membantu mengurangi emisi?A
Baterai ini dapat menyerap CO₂ dan mengubahnya menjadi energi, sehingga membantu mengurangi emisi dari kendaraan dan sumber industri.Q
Apa peran caesium phosphomolybdate dalam baterai ini?A
Caesium phosphomolybdate berfungsi sebagai katalis yang murah dan efisien, meningkatkan performa baterai.Q
Mengapa baterai ini dianggap berpotensi untuk digunakan di Mars?A
Baterai ini dapat beroperasi di atmosfer Mars yang kaya CO₂, memungkinkannya untuk digunakan dalam misi eksplorasi atau koloni.Q
Apa yang ingin dicapai peneliti di masa depan terkait teknologi ini?A
Peneliti ingin mengembangkan katalis yang lebih efisien dan murah untuk meningkatkan kinerja baterai dan mempelajari proses pengisian dan pengosongan secara real-time.