Munculnya Penyakit Mematikan dari Penggunaan Wol Ribuan Tahun Lalu
Courtesy of NatureMagazine

Munculnya Penyakit Mematikan dari Penggunaan Wol Ribuan Tahun Lalu

Menjelaskan hubungan antara munculnya penyakit demam berulang yang ditularkan oleh kutu tubuh dengan penggunaan wol pada zaman kuno serta mendalami asal-usul bakteri Borrelia recurrentis melalui studi genom kuno.

22 Mei 2025, 07.00 WIB
102 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Penggunaan wol dalam pakaian dapat berkontribusi pada kemunculan penyakit baru.
  • Borrelia recurrentis adalah penyebab demam berulang yang dapat fatal jika tidak diobati.
  • Penelitian genom kuno dapat membantu memahami sejarah dan evolusi patogen.
Britania Raya, Inggris - Penyakit louse-borne relapsing fever (LBRF) adalah infeksi serius yang disebabkan oleh bakteri Borrelia recurrentis, yang ditularkan melalui kutu tubuh. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa bakteri ini mulai muncul sekitar 5.000 tahun yang lalu, bertepatan dengan awal manusia menggunakan wol sebagai bahan pakaian.
Wol menjadi tempat ideal bagi kutu tubuh untuk bertelur dan berkembang biak. Kutu tubuh ini kemudian menjadi pembawa bakteri Borrelia recurrentis yang menyebabkan demam berulang. Penemuan ini didukung oleh penelitian genom kuno dari tulang manusia di Inggris dan Norwegia.
Penelitian menunjukkan bahwa penyakit ini dulu lebih umum di wilayah seperti Yunani kuno dan Eropa abad pertengahan, namun sekarang penyakit ini terutama ditemukan di beberapa negara Afrika, khususnya di Ethiopia, Somalia, dan Sudan, serta di wilayah yang mengalami kemiskinan dan konflik.
Bakteri Borrelia recurrentis berbeda dari kerabat terdekatnya, Borrelia duttonii, yang ditularkan oleh kutu dan bukan kutu tubuh. Divergensi dua spesies ini terjadi sekitar 4.000 hingga 6.000 tahun yang lalu, menyamai periode meningkatnya penggunaan produk hewani manusia seperti wol dan susu.
Dengan kemajuan pengobatan saat ini, infeksi Borrelia recurrentis dapat disembuhkan menggunakan antibiotik. Namun, tanpa pengobatan yang tepat, penyakit ini dapat menyebabkan kematian yang cukup tinggi, mencapai 10 sampai 40 persen dari kasus yang tidak tertangani.
--------------------
Analisis Kami: Studi ini mengilustrasikan pentingnya melihat faktor sosial dan teknologi sejarah seperti penggunaan wol sebagai penyebab munculnya penyakit baru. Pendekatan multidisipliner seperti paleogenomik adalah kunci untuk memahami dinamika penyakit menular di masa lalu dan mengantisipasi ancaman kesehatan di masa depan.
--------------------
Analisis Ahli:
Pooja Swali: Penelitian kami menunjukkan bahwa inovasi manusia seperti penggunaan wol tekstil bisa berdampak besar pada evolusi patogen dan dinamika penyakit menular.
Pontus Skoglund: Wol sebagai rumah kutu tubuh adalah bukti bagaimana perubahan budaya dan teknologi dapat membuka peluang bagi penyebaran penyakit baru di masyarakat manusia.
--------------------
What's Next: Dengan kondisi sosial yang memburuk di beberapa wilayah dan migrasi besar, penyakit LBRF bisa kembali menjadi masalah kesehatan global jika tidak ada pencegahan yang cukup, terutama dengan resistensi antibiotik yang meningkat.
Referensi:
[1] https://nature.com/articles/d41586-025-01631-w

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang menyebabkan kemunculan infeksi Borrelia recurrentis?
A
Infeksi Borrelia recurrentis muncul sebagai akibat dari penggunaan wol yang menyediakan tempat yang nyaman untuk kutu tubuh.
Q
Di mana Borrelia recurrentis paling umum saat ini?
A
Borrelia recurrentis paling umum ditemukan di negara-negara Afrika seperti Ethiopia, Somalia, dan Sudan.
Q
Apa yang terjadi jika infeksi Borrelia recurrentis tidak diobati?
A
Jika tidak diobati, 10–40% kasus infeksi Borrelia recurrentis dapat berakibat fatal.
Q
Berapa tahun lalu bakteri ini diperkirakan mulai muncul?
A
Bakteri ini diperkirakan mulai muncul sekitar 4.000 hingga 6.000 tahun yang lalu.
Q
Apa hubungan antara penggunaan wol dan infeksi ini?
A
Penggunaan wol dalam pakaian menciptakan kondisi yang ideal bagi kutu tubuh untuk berkembang biak dan menyebarkan infeksi.

Artikel Serupa

Neanderthal Bisa Jadi Pernah Makan Maggot untuk Nutrisi Lebih LengkapNatureMagazine
Sains
24 hari lalu
21 dibaca

Neanderthal Bisa Jadi Pernah Makan Maggot untuk Nutrisi Lebih Lengkap

Mengungkap Genom Virus Flu 1918 dari Swiss untuk Pelajaran Pandemi Masa DepanInterestingEngineering
Sains
1 bulan lalu
99 dibaca

Mengungkap Genom Virus Flu 1918 dari Swiss untuk Pelajaran Pandemi Masa Depan

Bagaimana Peternakan Kuno Memicu Penyakit dari Hewan ke ManusiaNatureMagazine
Sains
1 bulan lalu
74 dibaca

Bagaimana Peternakan Kuno Memicu Penyakit dari Hewan ke Manusia

Penemuan Fosil Kotoran 236 Juta Tahun Ungkap Kupu-Kupu Tertua DuniaInterestingEngineering
Sains
2 bulan lalu
55 dibaca

Penemuan Fosil Kotoran 236 Juta Tahun Ungkap Kupu-Kupu Tertua Dunia

Fosil Kotoran di Argentina Ungkap Asal-Usul Awal Kupu-kupu dan NgengatInterestingEngineering
Sains
2 bulan lalu
86 dibaca

Fosil Kotoran di Argentina Ungkap Asal-Usul Awal Kupu-kupu dan Ngengat

Perubahan Genetik pada Bakteri Pes Bikin Penyakit Jadi Kurang Mematikan Tapi Lebih MenularNatureMagazine
Sains
2 bulan lalu
113 dibaca

Perubahan Genetik pada Bakteri Pes Bikin Penyakit Jadi Kurang Mematikan Tapi Lebih Menular