Perubahan Genetik pada Bakteri Pes Bikin Penyakit Jadi Kurang Mematikan Tapi Lebih Menular
Courtesy of NatureMagazine

Perubahan Genetik pada Bakteri Pes Bikin Penyakit Jadi Kurang Mematikan Tapi Lebih Menular

Menjelaskan bagaimana perubahan genetik pada bakteri Yersinia pestis memengaruhi tingkat kematian dan kemampuan penularan penyakit pes.

29 Mei 2025, 07.00 WIB
81 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Perubahan genetik pada Yersinia pestis membuatnya kurang mematikan tetapi lebih menular.
  • Studi menunjukkan bahwa penurunan gen pla dapat meningkatkan penyebaran penyakit di antara populasi kecil.
  • Yersinia pestis masih beredar di beberapa wilayah dunia dan penelitian ini memberikan wawasan baru tentang evolusi patogen.
Hamilton, Kanada - Bakteri Yersinia pestis adalah penyebab dari wabah pes yang sangat mematikan seperti Black Death yang terjadi pada abad ke-14 dan wabah sebelumnya di abad ke-6. Meski saat ini wabah ini jarang terjadi, bakteri ini masih ada di beberapa wilayah dunia seperti Amerika Serikat, Afrika, dan Asia. Penyakit ini biasanya menyebar melalui kutu yang menginfeksi tikus dan kemudian menular ke manusia.
Penelitian terbaru menemukan bahwa ada strain Yersinia pestis dengan perubahan genetik pada gen pla yang membuat penyakit menjadi kurang fatal. Penelitian ini dilakukan oleh tim yang dipimpin oleh Ravneet Sidhu di McMaster University. Mereka mempelajari efek pengurangan gen pla dengan menginfeksi tikus dan mengamati tingkat kematian serta keparahan penyakit.
Hasilnya menunjukkan bahwa tikus yang terinfeksi strain dengan gen pla yang berkurang hidup lebih lama hampir dua hari dibandingkan tikus yang terinfeksi strain dengan gen pla normal. Tingkat kematian juga berkurang dari 100% menjadi 85%. Namun, pada infeksi melalui darah atau paru-paru, strain dengan gen pla yang berkurang tetap sama fatalnya dengan strain normal.
Analisis genetik juga menunjukkan bahwa pengurangan gen pla ini disebabkan oleh hilangnya segmen DNA sepanjang 2.100 pasangan basa dalam genom bakteri. Studi memasukkan data dari strain kuno dan modern dan menemukan bahwa 30-50% strain kuno dan beberapa strain modern menunjukkan pengurangan gen ini. Fenomena ini diyakini berkaitan dengan cara bakteri beradaptasi untuk menyebar lebih efisien di populasi tikus yang semakin kecil.
Sidhu dan timnya menyimpulkan bahwa pengurangan gen pla mungkin membuat tikus yang terinfeksi tetap hidup lebih lama dan lebih memungkinkan mereka untuk menyebarkan penyakit ke populasi tikus lain. Dengan demikian, hal ini meningkatkan kemungkinan terjadinya wabah dalam area yang terdapat populasi tikus yang tersebar atau terfragmentasi.

Artikel Serupa

Microplastik bisa secara diam-diam memberdayakan superbug; peneliti membunyikan alarm.InterestingEngineering
Sains
2 bulan lalu
99 dibaca

Microplastik bisa secara diam-diam memberdayakan superbug; peneliti membunyikan alarm.

Penurunan Amfibi Meningkatkan Malaria di Kosta Rika dan PanamaForbes
Sains
3 bulan lalu
32 dibaca

Penurunan Amfibi Meningkatkan Malaria di Kosta Rika dan Panama

Bagaimana penerbangan membantu kelelawar menjadi kebal terhadap virusNatureMagazine
Sains
4 bulan lalu
114 dibaca

Bagaimana penerbangan membantu kelelawar menjadi kebal terhadap virus

Mikroplastik menghalangi aliran darah di otak, studi pada tikus mengungkapkan.NatureMagazine
Sains
4 bulan lalu
110 dibaca

Mikroplastik menghalangi aliran darah di otak, studi pada tikus mengungkapkan.

Mikroplastik menghalangi aliran darah di otak, studi pada tikus mengungkapkan.NatureMagazine
Sains
4 bulan lalu
44 dibaca

Mikroplastik menghalangi aliran darah di otak, studi pada tikus mengungkapkan.

Mumi berusia 3.300 tahun menunjukkan bahwa wabah Black Death menyerang Mesir jauh sebelum Eropa.InterestingEngineering
Sains
5 bulan lalu
169 dibaca

Mumi berusia 3.300 tahun menunjukkan bahwa wabah Black Death menyerang Mesir jauh sebelum Eropa.