Courtesy of InterestingEngineering
Teknologi AI Temukan Sperma Tersembunyi, Bantu Pasangan Infertil Hamil
Mengembangkan teknologi AI yang mampu menemukan sperma tersembunyi dalam sampel semen pria yang sebelumnya didiagnosis tanpa sperma, sehingga memberikan peluang baru bagi pasangan infertil untuk memiliki anak biologis.
05 Jul 2025, 07.05 WIB
41 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Sistem STAR menawarkan harapan baru bagi pasangan dengan masalah kesuburan yang sulit diobati.
- Penggunaan kecerdasan buatan dalam bidang medis dapat menghasilkan terobosan yang signifikan, seperti dalam pencarian dan pemulihan sperma.
- Meskipun hasilnya menjanjikan, masih ada kebutuhan untuk penelitian lebih lanjut sebelum metode ini dapat diterima secara luas.
New York, Amerika Serikat - Banyak pria yang mengalami masalah infertilitas karena azoospermia, kondisi saat sperma tidak terdeteksi di bawah mikroskop biasanya membuat mereka sulit memiliki anak secara biologis. Metode tradisional yang tersedia sering kali kurang efektif dan menyakitkan seperti donor sperma atau operasi pengambilan jaringan.
Dr. Zev Williams dan timnya di Columbia University mengembangkan sistem bernama STAR menggunakan kecerdasan buatan yang awalnya dibuat untuk mendeteksi bintang di luar angkasa. Sistem ini dapat memindai jutaan gambar dari sampel semen dan mencari sperma tersembunyi yang sangat langka.
STAR mampu menemukan sperma jauh lebih cepat dan efektif dibandingkan metode manual yang memakan waktu dan tenaga. Contohnya, dalam satu kasus, teknologi ini menemukan 44 sperma dalam sampel yang sebelumnya diperiksa selama dua hari tanpa hasil.
Pasangan seperti Rosie yang nyaris putus asa setelah bertahun-tahun gagal menjalani IVF kini berhasil hamil berkat teknologi ini. Setelah sperma ditemukan, embrio bisa dibuat dan ditanamkan dalam waktu singkat untuk meningkatkan peluang kehamilan.
Meski hasilnya sangat menjanjikan, beberapa ahli menyarankan agar penggunaan teknologi ini dilakukan dengan hati-hati dan masih perlu penelitian lanjutan agar bisa diterapkan secara luas. Saat ini STAR hanya tersedia di Columbia University dengan biaya sekitar Rp 49.34 ribu ($3.000) .
Sumber: https://interestingengineering.com/culture/ai-star-system-pregnancy-after-18-year
Pertanyaan Terkait
Q
Apa itu sistem STAR?A
Sistem STAR adalah metode berbasis kecerdasan buatan yang digunakan untuk mendeteksi sperma yang tersembunyi dalam sampel semen.Q
Siapa yang mengembangkan sistem STAR?A
Sistem STAR dikembangkan oleh Dr. Zev Williams dan timnya di Columbia University Fertility Center.Q
Apa yang dilakukan sistem STAR untuk membantu pasangan infertil?A
Sistem STAR mengidentifikasi sperma yang sebelumnya tidak terdeteksi dalam sampel semen, memberikan kesempatan baru bagi pasangan infertil untuk memiliki anak.Q
Apa yang dikatakan Rosie tentang kehamilannya?A
Rosie merasa sulit untuk percaya bahwa dia sebenarnya hamil setelah bertahun-tahun berjuang untuk mendapatkan anak.Q
Apa kekhawatiran yang diungkapkan oleh Dr. Brannigan dan Dr. Palermo?A
Dr. Brannigan dan Dr. Palermo mengungkapkan kekhawatiran tentang perlunya lebih banyak data dan keterbatasan sistem STAR untuk beberapa pria.