Courtesy of NatureMagazine

Upaya Memperbaiki Penelitian Disalahgunakan, Kepercayaan pada Sains Terancam

Mengungkap bagaimana upaya para penyelidik ilmiah untuk memperbaiki kesalahan dalam riset justru disalahgunakan untuk meragukan keabsahan ilmu pengetahuan secara keseluruhan.

09 Jul 2025, 07.00 WIB

44 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Kerja penyelidik ilmiah penting untuk meningkatkan integritas penelitian.
Penyalahgunaan temuan penelitian dapat merusak kepercayaan publik terhadap sains.
Politik dapat mempengaruhi persepsi dan kebijakan terkait sains dan penelitian.

San Francisco, Amerika Serikat - Untuk bertahun-tahun, para penyelidik ilmiah telah mengungkap berbagai kesalahan dan penipuan dalam publikasi penelitian, seperti gambar yang diduplikasi dan data yang dipalsukan. Tindakan mereka membantu menarik kembali artikel bermasalah dan memperbaiki kebijakan editorial.

Namun, kerja keras ini kini disalahgunakan oleh beberapa kelompok yang mengambil temuan ini keluar dari konteks, sebagai bukti bahwa ilmu pengetahuan secara keseluruhan rusak dan tidak dapat dipercaya. Hal ini membuat para penyelidik merasa khawatir bahwa tujuan asli mereka untuk memperbaiki sains justru berbalik dipakai sebagai senjata untuk mendiskreditkannya.

Contohnya adalah pernyataan Robert F. Kennedy Jr yang selama sidang konfirmasi senat mengutip penelitian yang ditarik agar menilai hipotesis penyakit Alzheimer tidak valid. Padahal hipotesis ini masih didukung oleh berbagai penelitian lain dan terapi yang sedang diuji coba.

Pemerintahan Donald Trump juga mengeluarkan kebijakan yang bertujuan 'mengembalikan standar emas' dalam sains, termasuk melindungi pendapat ilmiah alternatif. Namun, ini dikhawatirkan akan memungkinkan politisasi dari apa yang dianggap sains yang kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan.

Para pakar seperti Elisabeth Bik dan David Sanders menegaskan bahwa usaha untuk memperbaiki integritas dalam sains penting, tapi harus dilindungi agar tidak disalahgunakan untuk mengikis kepercayaan masyarakat pada ilmu pengetahuan.

Sumber: https://nature.com/articles/d41586-025-02163-z