Courtesy of CNBCIndonesia
Startup AI Pilih Independensi, Tolak Tawaran Jutaan Dolar dari Meta
Menginformasikan tentang penolakan tawaran besar dari Meta kepada startup AI dan talenta utama di bidang AI, yang menunjukkan pentingnya independensi dalam pengembangan teknologi dan persaingan ketat untuk merekrut talenta AI terbaik.
04 Agt 2025, 11.50 WIB
45 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Meta menawarkan tawaran besar untuk menarik talenta AI, tetapi banyak yang menolak.
- Thinking Machines Lab menunjukkan potensi besar dalam industri AI meskipun belum meluncurkan produk.
- Independensi dan visi jangka panjang menjadi faktor penting bagi tim di startup AI.
Jakarta, Indonesia - Meta, perusahaan teknologi besar, sedang berusaha menggaet para ahli dan startup AI dengan menawarkan kompensasi sangat besar. Namun, beberapa talenta dan perusahaan kecil lebih memprioritaskan independensi dan visi jangka panjang yang mereka miliki dibandingkan tawaran uang dari perusahaan besar.
Salah satu contohnya adalah Mira Murati, mantan CTO OpenAI dan pendiri Thinking Machines Lab, yang bersama timnya menolak tawaran sebesar USRp 16.45 triliun ($1 miliar) dari Meta. Mereka ingin menjaga kebebasan dalam memperjuangkan ide dan riset AI yang mereka anggap penting.
Meta pun mengkonfirmasi bahwa tawaran itu hanya diberikan kepada beberapa orang saja. Meskipun ada rumor dan detil simpang siur, Meta tetap optimis dalam persaingan mendapatkan talenta terbaik di bidang AI.
Selain berusaha menggaet talenta dengan tawaran besar, Meta juga melakukan strategi lain dengan mengakuisisi 49% saham perusahaan AI lainnya bernama ScaleAI senilai hampir USRp 246.68 triliun ($15 miliar) . Ini menunjukkan betapa ketatnya persaingan dalam dunia AI saat ini.
Sementara itu, Sam Altman dari OpenAI juga membocorkan bahwa Meta menawarkan bonus tanda tangan sampai USRp 1.64 triliun ($100 juta) untuk para ahli AI, tetapi dia menyatakan tidak ada anggota timnya yang menerima tawaran itu, menunjukkan loyalitas terhadap visi startup mereka sendiri.
--------------------
Analisis Kami: Penolakan tawaran Meta oleh Thinking Machines Lab menunjukkan bahwa di dunia AI, visi dan kontrol atas pengembangan teknologi jauh lebih penting daripada uang semata. Ini juga menandakan sebuah pergeseran budaya dalam komunitas AI dimana inovasi bottom-up lebih dihargai daripada struktur perusahaan besar yang kaku.
--------------------
Analisis Ahli:
Andrew Ng: Talenta AI memang sangat diminati saat ini, tapi mempertahankan budaya kerja yang inovatif dan independen adalah kunci agar startup AI bisa sukses jangka panjang, bukan hanya tentang kompensasi besar.
Fei-Fei Li: Penawaran besar memang menarik, tapi keberlanjutan dan kebebasan riset merupakan motivator penting yang sering kali menentukan keputusan talenta AI untuk tetap di startup yang kecil tapi inovatif.
--------------------
What's Next: Talenta dan startup AI akan semakin mengutamakan independensi dan visi jangka panjang, sehingga raksasa teknologi seperti Meta harus mengembangkan strategi baru dan bukan hanya menggunakan tawaran finansial besar untuk menarik para ahli AI.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250804111714-37-654775/perempuan-ini-berani-tolak-uang-rp-16-triliun-dari-mark-zuckerberg
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250804111714-37-654775/perempuan-ini-berani-tolak-uang-rp-16-triliun-dari-mark-zuckerberg