Courtesy of SCMP
Pelonggaran Visa Mahasiswa Asing Bisa Pulihkan Kebebasan Akademik di Tiongkok
Mendorong pelonggaran pembatasan visa bagi pelajar dan pengunjung asing guna meningkatkan pemahaman internasional tentang Tiongkok serta menjaga kebebasan akademik di tengah ketegangan geopolitik global.
09 Agt 2025, 05.00 WIB
105 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Easing visa restrictions for foreign students could enhance international understanding of China.
- Geopolitical tensions are negatively impacting academic freedom and scientific research globally.
- The closure of joint venture universities reflects broader challenges within the global scientific community.
Suzhou, Tiongkok - Ketegangan geopolitik yang berlangsung saat ini, seperti perang tarif antara AS dan Tiongkok serta konflik lainnya, memengaruhi dunia pendidikan dan penelitian secara global. Banyak universitas dan ilmuwan kini mengalami tekanan politik yang membatasi kebebasan mereka dalam berkolaborasi dan bertukar ilmu.
Baca juga: Matematikawan Zhang Yitang Sebut Kepulangan Ilmuwan Tiongkok dari AS Sebagai Tren Positif
Xi Youmin, presiden Xian Jiaotong-Liverpool University di Suzhou, menyatakan bahwa pelonggaran pembatasan visa bagi mahasiswa dan pengunjung asing bisa membantu memperbaiki pemahaman dunia terhadap Tiongkok. Ini penting karena saat ini terjadi banyak kesalahpahaman akibat kurangnya kontak langsung antara internasional dan negeri ini.
Penutupan universitas patungan dan penyelidikan terhadap ilmuwan keturunan Tiongkok di AS menimbulkan kekhawatiran besar dalam komunitas ilmiah. Sebelumnya, ilmu pengetahuan dianggap bisa melampaui batas negara, tetapi sekarang geopolitik mulai membatasi hal tersebut.
Selain itu, di AS terdapat tekanan terhadap inisiatif keberagaman di universitas, yang menimbulkan ketakutan pemotongan dana dan menghambat proyek riset. Situasi ini membuat banyak universitas harus menyesuaikan diri dengan keinginan politik, yang dianggap tidak biasa dalam dunia akademik.
Xi Youmin optimis dengan melonggarkan visa untuk mahasiswa dan pengunjung internasional, universitas di Tiongkok bisa tetap menjadi tempat terbuka untuk bertukar ilmu dan budaya sehingga memperbaiki iklim kerjasama internasional meskipun ada tekanan geopolitik.
--------------------
Analisis Kami: Ketegangan geopolitik saat ini sangat mengancam mesin inovasi pendidikan dan riset yang sebenarnya bisa menjadi jembatan perdamaian antarnegara. Melonggarkan pembatasan visa bisa menjadi langkah strategis untuk membalikkan tren negatif ini dan membuka kembali dialog ilmiah yang produktif dan inklusif.
--------------------
Analisis Ahli:
Xi Youmin: Perlu ada pelonggaran visa untuk memulihkan interaksi internasional yang hilang akibat geopolitik dan tekanan politik.
--------------------
What's Next: Jika pembatasan visa tidak dilonggarkan, akan terjadi penurunan drastis dalam pertukaran akademik internasional yang memperburuk kesalahpahaman tentang Tiongkok dan menghambat kemajuan ilmiah global.
Referensi:
[1] https://www.scmp.com/news/china/science/article/3321213/university-bridges-china-and-west-geopolitics-biggest-challenge?module=top_story&pgtype=subsection
[1] https://www.scmp.com/news/china/science/article/3321213/university-bridges-china-and-west-geopolitics-biggest-challenge?module=top_story&pgtype=subsection
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang diusulkan oleh Xi Youmin untuk meningkatkan pemahaman tentang Tiongkok?A
Xi Youmin mengusulkan untuk melonggarkan pembatasan visa bagi mahasiswa asing dan pengunjung.Q
Bagaimana geopolitik mempengaruhi kebebasan akademik menurut Xi Youmin?A
Xi Youmin mengamati bahwa geopolitik sedang merestrukturisasi tatanan dunia dan mempengaruhi universitas.Q
Apa dampak penutupan universitas joint venture di Tiongkok?A
Penutupan universitas joint venture di Tiongkok mengejutkan komunitas ilmiah global karena bertentangan dengan prinsip kolaborasi internasional.Q
Mengapa Xi Youmin menyebutkan konflik dalam dunia pendidikan?A
Xi Youmin menyatakan bahwa konflik geopolitik telah meresap ke dalam dunia pendidikan dan sains.Q
Apa yang terjadi dengan inisiatif keragaman, kesetaraan, dan inklusi di universitas AS?A
Inisiatif keragaman, kesetaraan, dan inklusi di universitas AS menghadapi tekanan politik yang dapat mengakibatkan pemotongan dana.